Rabu, 02 Desember 2020

Terungkap! Dokumen Rahasia soal Kesalahan China Terkait COVID-19 di Awal Wabah

 Bocornya dokumen internal milik China bertanda 'tetap rahasia' terungkap. Dokumen tersebut mengungkap beberapa data penanganan COVID-19 di China saat awal wabah merebak.

Salah satu yang jadi sorotan adalah beda angka kasus COVID-19 yang resmi dilaporkan dengan angka yang tertera dalam dokumen tersebut. Pada 10 Februari tercatat ada 5.918 kasus COVID-19, angka ini jauh berbeda, lebih tinggi dua kali lipat dari yang dilaporkan.


Dikutip dari CNN, tidak sinkronnya data kasus baru COVID-19 menunjukan pemerintah setempat yang tidak serius dan lalai dalam menangani wabah ini ketika pertama kali muncul. Fakta tersebut terus disembunyikan oleh pemerintah China.


Dokumen berisi 117 halaman disebut-sebut bocor dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Hubei. Tak hanya mengungkap angka kasus baru yang dirahasiakan, dokumen tersebut juga membahas mengenai serangkaian penanganan COVID-19 yang dilakukan oleh pemerintah setempat.


Secara keseluruhan, dokumen tersebut merupakan kebocoran paling signifikan dari China sejak awal pandemi. Dari dokumen tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya keterlambatan penanganan wabah sejak awal oleh otoritas lokal.


Walaupun pemerintah Hubei, China, menjelaskan kasus COVID-19 di awal wabah secara efisien dan transparan, namun dokumen tersebut memberikan gambaran bahwa pejabat kesehatan lokal mengandalkan mekanisme pengujian dan pelaporan yang cacat.


Pada bulan awal Maret, dalam sebuah dokumen dijelaskan bahwa waktu rata-rata antara timbulnya gejala hingga diagnosis yang dikonfirmasi COVID-19 adalah 23,3 hari. Waktu ini secara signifikan dapat membantu memerangi COVID-19.


Pihak China berusaha membantah dokumen tersebut dengan dalih pihaknya dengan menyampaikan transparansi terkait wabah COVID-19.


"Jelas mereka melakukan kesalahan dan bukan hanya kesalahan yang terjadi ketika Anda berurusan dengan virus baru juga kesalahan birokrasi dan bermotif politik dalam cara mereka menanganinya," jelas Yanzhong Huang, seorang rekan senior untuk global kesehatan di Council on Foreign Relations.


Dokumen ini terungkap berbarengan dengan desakan dari Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk mengetahui asal usul munculnya wabah COVID-19. Dalam penuturan WHO, pihaknya mendapatkan akses penuh terhadap penyelidikan oleh pemerintah China.


Namun dalam perkembangannya, akses para ahli internasional soal catatan medial RS dan data kasus di Hubei, China, telah dibatasi. Dokumen internal ini diberikan kepada CNN oleh seseorang yang tidak ingin identitasnya terungkap. Ia hanya ingin mengungkapkan kebenaran di balik wabah ini.

https://indomovie28.net/movies/naked-gun-33⅓-the-final-insult/


Jantung Berdebar Setelah Minum Kopi, Ternyata Ini Penyebabnya


Bagi sebagian orang, minum kopi dapat menghilangkan kantuk serta rasa lelah. Namun, tak jarang dari mereka yang merasakan jantung berdebar dengan cepat setelah mengonsumsi kopi.

Ternyata, kafein bisa merangsang sistem saraf pusat otak dan mempercepat detak jantung. Jika Anda minum banyak minuman berkafein dalam satu hari, hal itu dapat mempercepat kinerja jantung sehingga berdebar-debar lebih dari biasanya.


Dikutip dari WebMD, kondisi ini disebut sinus takikardia yakni kondisi jantung berdetak lebih dari 100 kali per menit. Tak hanya kopi, penyebab sinus takikardia juga mencakup olahraga berat, demam, rasa cemas berlebihan, hingga stres.


Gejala-gejala yang dialami apabila terkena sinus takikardia, seperti pusing, sakit kepala ringan, sesak napas, nyeri dada, dan palpitasi jantung. Palpitasi jantung adalah kondisi di mana jantung berdenyut kencang dan berdebar dengan tidak teratur.


Beberapa hal di bawah ini dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut:


1. Lakukan teknik relaksasi

Stres dapat memicu palpitasi jantung karena stres bisa merangsang kerja saraf otak. Cobalah duduk bersila dan tarik napas perlahan melalui lubang hidung, keluarkan melalui mulut lalu ulangi sampai Anda merasa tenang.


2. Rajin minum air putih

Dehidrasi dapat menyebabkan jantung berdebar lebih cepat. Darah mengandung air, sehingga dehidrasi membuat darah menjadi lebih kental. Semakin kental darah Anda, semakin jantung Anda harus bekerja untuk memindahkannya melalui pembuluh darah Anda. Itu dapat meningkatkan denyut nadi Anda dan berpotensi menyebabkan palpitasi.


3. Hindari makanan dan minuman tertentu

Ada beberapa makanan dan minuman yang harus dihindari saat terkena sinus takikardia, seperti kopi, rokok, serta obat flu dan batuk tertentu. Konsultasikan dengan dokter perihal makanan,minuman, dan obat-obatan apa saja yang boleh dikonsumsi.


Tidak semua orang mengalami sinus takikardia akibat mengonsumsi kopi. Biasanya, hanya orang-orang tertentu yang mengalami hal tersebut seperti mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung. Namun, tetap saja Anda harus berhati-hati dan hindari konsumsi kopi berlebihan.

https://indomovie28.net/movies/naked-singularity/

Masuk 5 Besar, Kasus COVID-19 Indonesia Peringkat Berapa di Asia?

 Saat ini, jumlah kasus COVID-19 di dunia sudah mencapai angka 62.162.592 kasus. Sementara di Asia, jumlah kasusnya mencapai 16.871.967.

Indonesia kini mencatat sudah ada 543.975 kasus positif dan 454.879 kasus sembuh pada Selasa (1/12/2020). Selain itu, kasus meninggal sudah mencapai 17.081 kasus.


Berdasarkan laporan Worldometers, Indonesia masih masuk ke dalam 10 besar dengan jumlah kasus tertinggi di Asia. Di peringkat pertama, masih ada India dengan jumlah kasus COVID-19 mencapai lebih dari 9 juta kasus.


Berdasarkan laporan worldometers per Rabu (2/12/2020), berikut detail peringkat kasus COVID-19 di Asia.


1. India

Total kasus: 9.495.661

Meninggal: 138.090

Sembuh: 8.926.950


2. Iran

Total kasus: 975.951

Meninggal: 48.628

Sembuh: 677.963


3. Turkey

Total kasus: 668.957

Meninggal: 13.936

Sembuh: 409.320


4. Iraq

Total kasus: 554.767

Meninggal: 12.306

Sembuh: 484.570


5. Indonesia

Total Kasus: 543.975

Meninggal: 17.081

Sembuh: 454.879


6. Bangladesh

Total kasus: 467.225

Meninggal: 6.675

Sembuh: 383.224


7. Filipina

Total kasus: 432.925

Meninggal: 8.418

Sembuh: 398.782


8. Pakistan

Total kasus: 400.482

Meninggal: 8.091

Sembuh: 343.286


9. Arab Saudi

Total kasus: 357.623

Meninggal: 5.907

Sembuh: 347.176


10. Israel

Total kasus: 338.127

Meninggal: 2.877

Sembuh: 324.449

https://indomovie28.net/movies/naked-lunch/


Terungkap! Dokumen Rahasia soal Kesalahan China Terkait COVID-19 di Awal Wabah


Bocornya dokumen internal milik China bertanda 'tetap rahasia' terungkap. Dokumen tersebut mengungkap beberapa data penanganan COVID-19 di China saat awal wabah merebak.

Salah satu yang jadi sorotan adalah beda angka kasus COVID-19 yang resmi dilaporkan dengan angka yang tertera dalam dokumen tersebut. Pada 10 Februari tercatat ada 5.918 kasus COVID-19, angka ini jauh berbeda, lebih tinggi dua kali lipat dari yang dilaporkan.


Dikutip dari CNN, tidak sinkronnya data kasus baru COVID-19 menunjukan pemerintah setempat yang tidak serius dan lalai dalam menangani wabah ini ketika pertama kali muncul. Fakta tersebut terus disembunyikan oleh pemerintah China.


Dokumen berisi 117 halaman disebut-sebut bocor dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Hubei. Tak hanya mengungkap angka kasus baru yang dirahasiakan, dokumen tersebut juga membahas mengenai serangkaian penanganan COVID-19 yang dilakukan oleh pemerintah setempat.


Secara keseluruhan, dokumen tersebut merupakan kebocoran paling signifikan dari China sejak awal pandemi. Dari dokumen tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya keterlambatan penanganan wabah sejak awal oleh otoritas lokal.


Walaupun pemerintah Hubei, China, menjelaskan kasus COVID-19 di awal wabah secara efisien dan transparan, namun dokumen tersebut memberikan gambaran bahwa pejabat kesehatan lokal mengandalkan mekanisme pengujian dan pelaporan yang cacat.


Pada bulan awal Maret, dalam sebuah dokumen dijelaskan bahwa waktu rata-rata antara timbulnya gejala hingga diagnosis yang dikonfirmasi COVID-19 adalah 23,3 hari. Waktu ini secara signifikan dapat membantu memerangi COVID-19.


Pihak China berusaha membantah dokumen tersebut dengan dalih pihaknya dengan menyampaikan transparansi terkait wabah COVID-19.


"Jelas mereka melakukan kesalahan dan bukan hanya kesalahan yang terjadi ketika Anda berurusan dengan virus baru juga kesalahan birokrasi dan bermotif politik dalam cara mereka menanganinya," jelas Yanzhong Huang, seorang rekan senior untuk global kesehatan di Council on Foreign Relations.


Dokumen ini terungkap berbarengan dengan desakan dari Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk mengetahui asal usul munculnya wabah COVID-19. Dalam penuturan WHO, pihaknya mendapatkan akses penuh terhadap penyelidikan oleh pemerintah China.


Namun dalam perkembangannya, akses para ahli internasional soal catatan medial RS dan data kasus di Hubei, China, telah dibatasi. Dokumen internal ini diberikan kepada CNN oleh seseorang yang tidak ingin identitasnya terungkap. Ia hanya ingin mengungkapkan kebenaran di balik wabah ini.

https://indomovie28.net/movies/the-naked-island/