Kamis, 07 Januari 2021

Ahli Virologi Duga Varian Baru Corona di Negara Ini Picu Gejala COVID-19 Berat

 Pakar virologi Nigeria menyebut varian baru Corona di negaranya mungkin berbeda dengan Inggris dan Afrika Selatan. Pasalnya, banyak kasus dengan gejala COVID-19 parah yang terus dilaporkan di negara tersebut.

Sunday Omilabu, diketahui telah menghabiskan beberapa tahun untuk melakukan genome sequencing atau pengurutan sampel dari setiap mutasi. Direktur Pusat Virologi Manusia dan Zoonotik di Sekolah Tinggi Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Lagos ini menyebut satu kasus COVID-19 di sana ditemukan bisa menularkan ke empat hingga lima orang.


"Varian yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan, sangat berbeda dari varian yang ditemukan di Nigeria," jelas Omilabu, dikutip dari Express, Rabu (6/1/2021).


"Apa yang dapat kami katakan secara klinis adalah bahwa kami memiliki lebih banyak orang yang mengalami tanda dan gejala COVID-19 yang parah," kata Omilabu.


Ia menyebut temuan ini sebagai hal yang perlu diwaspadai. Namun, sequencing terkait menentukan apakah varian baru Corona yang ditemui meningkatkan penularan belum dilakukan.


"Itu menunjukkan kepada kita bahwa sesuatu sedang terjadi. Ada lonjakan kasus Corona, tetapi kami belum mengurutkan salah satu dari isolat tersebut untuk menentukan apakah peningkatan transmisi disebabkan oleh varian tersebut," kata Omilabu.


Ia menyebut mutasi merupakan sifat alamiah virus, menurutnya akan banyak mutasi yang akan datang di masa depan. Hal yang paling penting dilakukan dengan terus memantau perkembangan atau perubahan pada setiap mutasi atau varian baru yang ada.


"Saya pikir kita perlu menenangkan pikiran kita, akan ada lebih banyak varian yang akan datang," jelasnya.


Meski begitu, hingga kini WHO memastikan varian baru Corona yang ditemukan tak membuat gejala COVID-19 yang diidap lebih parah hingga lebih berat. Termasuk dengan pengaruhnya terhadap efektivitas vaksin, tak ada bukti yang ditemukan berkaitan.


Apa saja gejala COVID-19 berat yang selama ini dilaporkan?

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), jika seseorang menunjukkan salah satu dari tanda-tanda ini, segera cari perawatan medis darurat.


- Kesulitan bernapas

- Nyeri atau tekanan yang terus-menerus di dada

- Kebingungan

- Ketidakmampuan untuk bangun atau tetap terjaga

- Bibir atau wajah kebiruan.

https://tendabiru21.net/movies/two-sisters-in-law/


Kantongi Restu BPOM, Bio Farma Siap Produksi 100 Juta Vaksin Tahap Pertama


Menteri BUMN Erick Thohir memastikan Bio Farma telah mengantongi restu dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memproduksi 100 juta dosis vaksin pada tahap awal. Rencananya pada minggu kedua Januari ini bahan baku vaksin virus Corona akan tiba di Indonesia.

Untuk memastikan kapasitas produksi, Erick pun meninjau langsung tempat produksi vaksin di Biofarma, Bandung. "Saya ingin Bio Farma mempersiapkan kapasitas produksi, alhamdulilllah 250 juta sudah siap. 100 juta sudah ada sertifikat dari BPOM untuk bisa memproduksi. Untuk yang 150 juta, kita masih perlu izin lagi dari BPOM, insya Allah BPOM mendukung supaya kapasitasnya 250 juta," kata Erick di Kantor Bio Farma, Kota Bandung, Kamis (7/1/2021).


Erick mengatakan, sedianya Presiden Joko Widodo telah menargetkan distribusi 5,8 juta dosis vaksin pada Januari ini, kemudian 10,4 juta dosis pada Februari dan 13,3 juta vaksin pada Maret mendatang.


"Tentu kedatangan saya untuk memastikan infrastruktur vaksin baik untuk delivery. baik untuk produksi sudah sesuai dengan standar yang kita mau sejak awal. Mudah-mudahan, kita berdoa vaksinasi bisa berjalan dengan baik, kami dari KemenBUMN, Biofarma, direksi, komisaris, kita mencoba menjalankan tugas sebaik-baiknya agar rakyat bisa divaksinasi dengan baik," kata Erick.


"Kami juga memastikan tentu proses izin dari BPOM EUA itu juga akan dapat keluar, dan tentu baru (setelah izin keluar) baru divaksin," katanya.


Meski berada di tengah pandemi, produksi vaksin ini mengikuti standar WHO. Sejauh ini pun, vaksin-vaksin yang pernah diproduksi Bio Farma pun telah lolos uji klinis dan terdaftar di otoritas kesehatan dunia tersebut.


"Kemarin saya juga ketemu ketua MUI untuk menyampaikan bahwa proses daripada yang namanya halal itu tupoksinya MUI, jadi kami tidak akan istilahnya mengklaim ini halal, itu tupoksinya bukan di kami, kita lakukan pembicaraan MUI dan BPOM," katanya.


"Nah ini juga, sertifikasi yang 100 juta sudah ada dari BPOM, jadi proses daripada produksi sudah sesuai standar BPOM pasti sudah standar internasional, ini yang 100 juta. jadi yang 5,8 juta; 10,4 juta dan 13,3 juta yang bapak presiden sampaikan kita sudah siapkan persiapan produksi, insya allah minggu kedua bahan bakunya hadir datang, kalau bahan baku datang ini tentu hasil produksi Biofarma, rakyat juga enggak takut karena sesuai standar, orang dari tahun 1890 produksi vaksin," katanya.

https://tendabiru21.net/movies/sister-in-laws-dream/


Amankah Ibu Menyusui Disuntik Vaksin COVID-19? Cek di Sini

 Saat ini pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan untuk melakukan vaksinasi COVID-19 kepada masyarakat. Hal ini menjadi pertanyaan apakah penyuntikan vaksin COVID-19 aman ibu yang sedang menyusui.

Faktanya, vaksin dapat diberikan bagi ibu menyusui. Dikutip dari Medela, rata-rata virus yang hidup di vaksin terbukti tidak berpindah ke Air Susu Ibu (ASI). Itu berarti vaksin-vaksin yang digunakan tidak menimbulkan efek berbahaya bagi ibu menyusui, maupun bayinya.


Ada bukti yang menunjukkan bahwa bayi yang masih diberi ASI terkadang merespons imunisasi lebih baik dibandingkan bayi yang minum susu formula. Vaksinasi direkomendasikan sebagai tindakan pencegahan penyakit pada bayi.


Hingga kini, masih menjadi perdebatan apakah vaksin aman untuk ibu menyusui. The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa belum ada data mengenai keamanan vaksin COVID-19 pada ibu menyusui.


"Selain itu, tidak ada data tentang efek vaksin mRNA pada bayi yang disusui," ungkap CDC.


Negara yang menyuntikkan vaksin COVID pada ibu menyusui

Negara seperti Amerika Serikat merekomendasikan kelompok ibu yang menyusui untuk menerima vaksin COVID-19, dan dapat memilih untuk divaksin. Salah satunya adalah seorang ibu menyusui yang bekerja sebagai petugas kesehatan.


Dikutip dari Today Parents, CDC menjelaskan bahwa ibu hamil dan menyusui bisa memilih untuk disuntik vaksin atau tidak. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), dan Society for Maternal and Fetal Medicine mencatat, keputusan tersebut bisa dipilih setelah mendiskusikan manfaat dan risiko vaksinasi dengan dokter.


Otoritas kesehatan masyarakat dari berbagai negara telah mempertimbangkan risiko dan manfaat tentang keamanan vaksin untuk ibu menyusui, salah satunya adalah Inggris. Di sisi lain, uji klinis vaksin Pfizer-BioNTech tidak mengikutsertakan wanita hamil dan menyusui, karena data yang tersedia hingga saat ini tidak cukup untuk menentukan risiko vaksin pada ibu hamil.


Lalu, kapan waktu yang tepat untuk memberikan vaksin pada ibu menyusui?


TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI

https://tendabiru21.net/movies/the-sister-in-law/


Ahli Virologi Duga Varian Baru Corona di Negara Ini Picu Gejala COVID-19 Berat


Pakar virologi Nigeria menyebut varian baru Corona di negaranya mungkin berbeda dengan Inggris dan Afrika Selatan. Pasalnya, banyak kasus dengan gejala COVID-19 parah yang terus dilaporkan di negara tersebut.

Sunday Omilabu, diketahui telah menghabiskan beberapa tahun untuk melakukan genome sequencing atau pengurutan sampel dari setiap mutasi. Direktur Pusat Virologi Manusia dan Zoonotik di Sekolah Tinggi Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Lagos ini menyebut satu kasus COVID-19 di sana ditemukan bisa menularkan ke empat hingga lima orang.


"Varian yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan, sangat berbeda dari varian yang ditemukan di Nigeria," jelas Omilabu, dikutip dari Express, Rabu (6/1/2021).


"Apa yang dapat kami katakan secara klinis adalah bahwa kami memiliki lebih banyak orang yang mengalami tanda dan gejala COVID-19 yang parah," kata Omilabu.


Ia menyebut temuan ini sebagai hal yang perlu diwaspadai. Namun, sequencing terkait menentukan apakah varian baru Corona yang ditemui meningkatkan penularan belum dilakukan.


"Itu menunjukkan kepada kita bahwa sesuatu sedang terjadi. Ada lonjakan kasus Corona, tetapi kami belum mengurutkan salah satu dari isolat tersebut untuk menentukan apakah peningkatan transmisi disebabkan oleh varian tersebut," kata Omilabu.


Ia menyebut mutasi merupakan sifat alamiah virus, menurutnya akan banyak mutasi yang akan datang di masa depan. Hal yang paling penting dilakukan dengan terus memantau perkembangan atau perubahan pada setiap mutasi atau varian baru yang ada.


"Saya pikir kita perlu menenangkan pikiran kita, akan ada lebih banyak varian yang akan datang," jelasnya.


Meski begitu, hingga kini WHO memastikan varian baru Corona yang ditemukan tak membuat gejala COVID-19 yang diidap lebih parah hingga lebih berat. Termasuk dengan pengaruhnya terhadap efektivitas vaksin, tak ada bukti yang ditemukan berkaitan.

https://tendabiru21.net/movies/the-other-woman/