Meski sudah mengizinkan vaksin COVID-19 Sinovac untuk dipakai lansia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyarankan untuk hati-hati pada usia di atas 70 tahun. Uji klinis yang dilakukan di Brasil hanya melibatkan subjek uji berusia 59-70 tahun.
"Data yang kami terima berdasarkan hasil uji klinis di Brasil untuk fase 3 adalah sampai usia 70 tahun," jelas Kepala BPOM RI Penny K Lukito, Minggu (7/2/2021).
Penny menegaskan, tidak ada larangan untuk memberikan vaksin COVID-19 buatan Sinovac-BioTech, CoronaVac, pada lansia di atas usia 70 tahun. Meski begitu, ia menyarankan untuk berhati-hati dan memberikan pendampingan khusus ketika screening.
Uji klinis fase 3 di Brasil melibatkan subjek uji sebanyak 600 lansia. Hasilnya menunjukkan vaksin COVID-19 tersebut aman, tidak ada efek samping derajat 3 atau serius yang dilaporkan.
"Efek samping yang umumnya terjadi adalah ringan, yakni nyeri pada tempat suntikan, mual, demam, bengkak, kemerahan pada kulit, dan sakit kepala," papar Penny.
Sementara itu, uji klinis fase 1 dan 2 di China menunjukkan imunogenesitas sebesar 97,96 persen setelah 28 hari pemerian dosis kedua. Uji klinis di China melibatkan subjek uji sebanyak 400 orang.
https://nonton08.com/movies/under-the-bed-4/
Menkes: Vaksinasi COVID-19 untuk Nakes Lansia Dimulai Senin 8 Februari
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menyetujui penggunaan vaksin Corona Sinovac-Biotech untuk kelompok usia di atas 60 tahun. Pemberian vaksin pada kelompok ini disebut untuk mengurangi risiko kefatalan akibat infeksi COVID-19.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada sekitar 11 ribu tenaga kesehatan yang berusia di atas 60 tahun yang menjadi prioritas penerima vaksin. Mereka akan diberikan dosis pertama vaksin Sinovac mulai besok, Senin (8/2/2021).
"Mulai besok hari Senin jam 9, vaksinasi untuk orang-orang dengan usia di atas 60 tahun bisa kita mulai dengan prioritas pertama adalah tenaga kesehatan," ujar Menkes Budi, Minggu (7/2/2021).
Tenaga kesehatan yang berusia di atas 60 tahun menjadi prioritas penerima vaksin karena selain kelompok rentan akibat berhadapan langsung dengan pasien COVID-19, mereka juga berisiko mengembangkan kondisi fatal jika terinfeksi virus tersebut.
Sejauh ini dalam uji klinis yang dilakukan di Brasil pada kelompok lansia, menunjukkan vaksin tersebut aman, tidak ada efek samping derajat 3 atau serius yang dilaporkan. Efek samping yang umumnya terjadi adalah ringan, yakni nyeri pada tempat suntikan, mual, demam, bengkak, kemerahan pada kulit, dan sakit kepala.
Miris! Tak Ngaku Kena COVID-19, Wanita Ini Tulari Sekeluarga dan Meninggal
Satu keluarga di Venezuela meninggal dunia akibat tertular virus Corona dari salah seorang anggota keluarga yang tak jujur. Sudah tahu mengidap COVID-19, tapi tidak mengisolasi diri dan akhirnya menularkan ke anggota keluarga yang lain.
Kisah ini bermula dari seorang wanita bernama Verónica García Fuentes (36) yang dinyatakan positif COVID-19 pada Desember lalu. Saat terinfeksi virus Corona, ia mengalami gejala demam.
Namun, ia malah berbohong kepada keluarganya. Fuentes beralasan kepada suami dan anaknya kalau dirinya hanya mengidap flu berat, bukan COVID-19.
Dikutip dari Newsweek, Fuentes merahasiakan diagnosis positif COVID-19 karena ketakutan. Dilaporkan, ia dinyatakan positif terinfeksi virus Corona pada pertengahan Desember.
Namun, ia baru memberitahu suaminya soal diagnosa positif COVID-19 pada akhir Desember. Hingga akhirnya, kondisi Fuentes semakin memburuk di bulan Januari dan mengalami pneumonia, sehingga harus dirawat di rumah sakit.
Sang suami, José Antonio (33), dan ketiga anaknya pun menjalani rapid test dan hasilnya non-reaktif. Namun, dua minggu kemudian, ia dan anak-anaknya dinyatakan positif COVID-19.
Meski pada awalnya Antonio dan ketiga anaknya tidak mengalami gejala COVID-19, namun kondisinya kian memburuk. Hingga akhirnya, seminggu kemudian pasangan suami-istri ini meninggal dunia.
Tak hanya itu, ketiga anaknya pun dilaporkan meninggal dunia pada akhir Januari.
Akibat adanya kejadian ini, otoritas kesehatan di Venezuela mengimbau kepada warganya untuk tidak menganggap remeh COVID-19 dan selalu melakukan pencegahan dengan menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker.
Para ahli pun mengingatkan bahwa kasus asimptomatik atau tanpa gejala harus tetap diwaspadai. Pasalnya, beberapa kasus dilaporkan tanpa sadar mengalami gejala ringan hingga fatal, padahal sebelumnya tak mengeluhkan gejala apa pun.