Senin, 08 Februari 2021

BPOM: Uji Klinis pada Lansia, Imunogenesitas Vaksin Sinovac 97,96 Persen

 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 Sinovac untuk lansia. Hasil uji klinis di China menunjukkan imunogenesitas 97,96 persen.

"Setelah 28 hari pemberian dosis kedua, titer antibodi masih tinggi di 97,96 persen," jelas Kepala BPOM Penny K Lukito, Minggu (7/2/2021).


Uji klinis fase 1 dan 2 dilakukan China dengan subjek lansia sekitar 400 orang, diberikan dalam 2 dosis dengan jarak 28 hari. Sisi keamanan dapat ditoleransi, tidak ditemukan efek samping serius derajat ketiga yang dilaporkan.


Sedangkan uji klinis fase 3 di Brasil melibatkan 600 subjek lansia usia 60 tahun ke atas menunjukkan vaksin aman, tidak ada efek samping serius derajat ketiga yang dilaporkan.


"Efek samping yang umumnya terjadi adalah ringan, yakni nyeri pada tempat suntikan, mual, demam, bengkak, kemerahan pada kulit, dan sakit kepala," papar Penny.


Mengingat lansia termasuk kelompok yang rentan terhadap kondisi komorbid, Penny menekankan bahwa screening sebelum vaksinasi menjadi sangat penting dilakukan.

https://nonton08.com/movies/the-lake-vampire/


Vaksin Sinovac Boleh untuk Lansia, BPOM Sarankan Hati-hati di Atas Usia 70


Meski sudah mengizinkan vaksin COVID-19 Sinovac untuk dipakai lansia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyarankan untuk hati-hati pada usia di atas 70 tahun. Uji klinis yang dilakukan di Brasil hanya melibatkan subjek uji berusia 59-70 tahun.

"Data yang kami terima berdasarkan hasil uji klinis di Brasil untuk fase 3 adalah sampai usia 70 tahun," jelas Kepala BPOM RI Penny K Lukito, Minggu (7/2/2021).


Penny menegaskan, tidak ada larangan untuk memberikan vaksin COVID-19 buatan Sinovac-BioTech, CoronaVac, pada lansia di atas usia 70 tahun. Meski begitu, ia menyarankan untuk berhati-hati dan memberikan pendampingan khusus ketika screening.


Uji klinis fase 3 di Brasil melibatkan subjek uji sebanyak 600 lansia. Hasilnya menunjukkan vaksin COVID-19 tersebut aman, tidak ada efek samping derajat 3 atau serius yang dilaporkan.


"Efek samping yang umumnya terjadi adalah ringan, yakni nyeri pada tempat suntikan, mual, demam, bengkak, kemerahan pada kulit, dan sakit kepala," papar Penny.


Sementara itu, uji klinis fase 1 dan 2 di China menunjukkan imunogenesitas sebesar 97,96 persen setelah 28 hari pemerian dosis kedua. Uji klinis di China melibatkan subjek uji sebanyak 400 orang.


Menkes: Vaksinasi COVID-19 untuk Nakes Lansia Dimulai Senin 8 Februari


Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menyetujui penggunaan vaksin Corona Sinovac-Biotech untuk kelompok usia di atas 60 tahun. Pemberian vaksin pada kelompok ini disebut untuk mengurangi risiko kefatalan akibat infeksi COVID-19.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada sekitar 11 ribu tenaga kesehatan yang berusia di atas 60 tahun yang menjadi prioritas penerima vaksin. Mereka akan diberikan dosis pertama vaksin Sinovac mulai besok, Senin (8/2/2021).


"Mulai besok hari Senin jam 9, vaksinasi untuk orang-orang dengan usia di atas 60 tahun bisa kita mulai dengan prioritas pertama adalah tenaga kesehatan," ujar Menkes Budi, Minggu (7/2/2021).


Tenaga kesehatan yang berusia di atas 60 tahun menjadi prioritas penerima vaksin karena selain kelompok rentan akibat berhadapan langsung dengan pasien COVID-19, mereka juga berisiko mengembangkan kondisi fatal jika terinfeksi virus tersebut.


Sejauh ini dalam uji klinis yang dilakukan di Brasil pada kelompok lansia, menunjukkan vaksin tersebut aman, tidak ada efek samping derajat 3 atau serius yang dilaporkan. Efek samping yang umumnya terjadi adalah ringan, yakni nyeri pada tempat suntikan, mual, demam, bengkak, kemerahan pada kulit, dan sakit kepala.

https://nonton08.com/movies/lake-of-dracula/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar