Rabu, 24 Februari 2021

Diklaim Mulai Landai, 25 Kelurahan DKI Ini Catat Kasus Aktif Corona Tertinggi

  Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyebut kasus aktif Corona DKI Jakarta menurun seiring dengan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro.

Kata Widyastuti, data Dinkes DKI menunjukkan penurunan signifikan kasus aktif COVID-19. Terlihat dari mulanya 7 Februari mencatat 23.869 kasus, menurun di 21 Februari dengan kasus aktif sebanyak 13.309.


"Laju kasus aktif yang nampak menurun ini juga disumbang oleh peningkatan kesembuhan pasien positif COVID-19, yang mana per tanggal 7 Februari 2021 sebesar 265.359 dengan persentase kesembuhan 90,3 persen, meningkat per 21 Februari 2021 sebesar 310.412 dengan persentase 94,5 persen dari persentase kesembuhan nasional yang berada pada 85 persen," jelas Widyastuti dalam keterangan tertulis, dikutip detikcom pada Selasa (23/2/2021).


Per Selasa kemarin, kasus aktif DKI Jakarta juga terus menurun, ada 12.065 kasus yang dilaporkan. Meski begitu, beberapa wilayah masih mencatatkan penambahan kasus aktif Corona di atas 100.


Berikut 25 kelurahan DKI Jakarta penyumbang kasus aktif Corona DKI Jakarta tertinggi.


Ciracas (Jakarta Timur): 119 kasus

Penggilingan (Jakarta Timur: 112 kasus

Kapuk (Jakarta Utara): 109 kasus

Sunter Jaya (Jakarta Utara): 104 kasus

Cibubur (Jakarta Timur): 101 kasus

Cipinang Muara (Jakarta Timur): 99 kasus

Klender (Jakarta Timur): 97 kasus

Cengkareng Timur (Jakarta Barat): 96 kasus

Lenteng Agung (Jakarta Selatan): 95 kasus

Duri Kosambi (Jakarta Barat): 93 kasus

Jagakarsa (Jakarta Selatan): 93 kasus

Halim Perdana Kusumah (Jakarta Timur): 89 kasus

Pulo Gebang (Jakarta Timur): 87 kasus

Sunter Agung (Jakarta Utara): 87 kasus

Pondok Bambu (Jakarta Timur): 86 kasus

Pondok Kelapa (Jakarta Timur): 85 kasus

Kayu Manis (Jakarta Timur): 84 kasus

Petukangan Utara (Jakarta Selatan): 83 kasus

Srengseng Sawah (Jakarta Selatan): 83 kasus

Kebon Jeruk (Jakarta Barat): 82 kasus

Duren Sawit (Jakarta Timur): 81 kasus

Gandaria Utara (Jakarta Selatan): 79 kasus

Pela Mampang (Jakarta Selatan): 77 kasus

Ragunan (Jakarta Selatan): 75 kasus

Bintaro (Jakarta Selatan): 74 kasus

https://nonton08.com/movies/kenapa-harus-bule/


D-dimer Ashanty Tinggi saat Kritis Akibat COVID-19, Apa Itu D-dimer?


 Positif Corona, kondisi Ashanty disebut memburuk dan dibawa ke rumah sakit. Menurut penuturan sang suami, Anang Hermansyah, kondisi Ashanty memburuk lantaran mengidap autoimun.

"Autoimun ini yang bisa trigger macam-macam. Trigger dipaksa ke rumah sakit dicek darah d-dimer-nya tinggi kekentalan darahnya sangat kental. Kalau ini nutupin saluran-saluran di pernapasan ini yang nggak bisa dikendalikan," tutur Anang Hermansyah.


Pasien COVID-19 diketahui kerap diperiksa D-dimer-nya. Sebab, banyak pasien Corona yang mengalami pembekuan darah, salah satu pemicunya adalah reaksi imunitas.


Kondisi ini juga bisa memicu penggumpalan darah atau trombosis di vena dan pembuluh darah balik yang mengalir ke jantung. Tak hanya itu, bisa berakibat fatal jika ada penyumbatan pembuluh darah dari jantung ke paru-paru.


"Parameter untuk memeriksa apakah ada gumpalan darah inilah D-dimer itu," jelas ahli jantung dr Vito A Damay.


Penggumpalan darah pada pasien COVID-19 umumnya diatasi dengan menggunakan pengencer darah khusus seperti antikoagulan. Antikoagulan ini bisa melarutkan bekuan-bekuan darah berbahaya akibat peradangan saat terpapar COVID-19.


Namun, dr Vito menjelaskan kondisi pembekuan darah atau adanya penggumpalan tak bisa diatasi dengan hanya minum air putih yang banyak. Perlu penanganan khusus terkait kondisi tersebut.


"Yang jelas penggumpalan dan pembekuan darah pada kasus COVID-19 memang dapat mengakibatkan venous thromboembolism dan pulmonary embolism yang fatal, dan obatnya jelas bukan dengan minum air yang banyak," tegas dr Vito.

https://nonton08.com/movies/guru-ngaji-the-movie/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar