Sabtu, 13 Maret 2021

7 Jenazah COVID-19 di Parepare Hilang dari Makam, Bisakah Sebarkan Virus?

 - Makam pasien COVID-19 di Parepare, Sulawesi Selatan, dibongkar orang tidak dikenal (OTK). Menurut keterangan polisi setidaknya ada 7 jenazah yang hilang dari dalam peti.

"Sementara kita selidiki, makam-makam siapa saja yang dibongkar dan diambil jenazahnya, hanya itu yang sementara bisa kami sampaikan," ujar Kapolres Parepare, AKBP Welly saat dimintai konfirmasi wartawan, Jumat (13/3/2021).


Salah satu warga, Eva, yakin jika jenazah dalam makam baru diambil beberapa hari terakhir. Sebab, beberapa waktu lalu dia sempat berziarah ke makam adiknya dan melihat makam tersebut masih rapi dan lengkap dengan nisan.


Apakah jenazah pasien COVID-19 masih bisa menyebarkan virus?


Menurut panduan interim yang dipublikasi WHO pada Maret 2020 lalu, COVID-19 secara umum disebarkan lewat droplet atau percikan liur. Artinya kecil kemungkinan jenazah yang sudah tidak bernapas bisa menyebarkan virus.


"Hanya organ paru-paru pasien yang meninggal saat pandemi influenza, jika tidak ditangani dengan baik selama autopsi bisa menularkan penyakit. Selain itu, jenazah tidak bisa menularkan penyakit," tulis WHO seperti dikutip pada Jumat (12/3/2021).


Namun demikian protokol khusus tetap diperlukan saat menangani jenazah. Alasannya untuk berjaga-jaga karena virus diketahui bisa tetap hidup di permukaan sampai berhari-hari.


"Siapa saja yang menangani jenazah harus memakai sarung tangan saat melakukan kontak. Bila ada aktivitas yang mungkin membuat cairan tubuh keluar, gunakan pelindung mata dan mulut. Pakaian yang dikenakan saat menangani jenazah harus segera ditanggalkan dan dicuci begitu selesai prosedur, atau kenakan gaun khusus," tulis WHO dalam panduannya.

https://trimay98.com/movies/this-perfect-day/


Khusus Pasutri! 3 Posisi Seks Ini Bikin Sesi Bercinta Makin Panas


- Kenikmatan bagi kedua pasangan dibutuhkan dalam hubungan seksual yang sehat. Salah satu faktor yang berpengaruh untuk mencapai kenikmatan tersebut adalah durasi bercinta.

Dikutip dari Fatherly, sekelompok peneliti dari University of Queensland mencari tahu berapa lama durasi bercinta antara laki-laki dan perempuan dapat berlangsung.


Mereka mengumpulkan 500 pasangan dari seluruh dunia sebagai partisipan penelitian, hasilnya rata-rata durasi bercinta diketahui terjadi selama lima setengah menit.


Durasi tersebut dihitung dari jumlah waktu bercinta hingga laki-laki dapat mencapai ejakulasi yaitu pelepasan cairan sperma. Sedangkan, untuk perempuan dapat mencapai orgasme setidaknya membutuhkan waktu 20 menit.


Dengan begitu dapat diketahui terdapat perbedaan durasi yang dibutuhkan untuk kedua belah pihak mencapai kenikmatan dalam bercinta.


Untuk mengatasi hal tersebut, berikut 3 posisi bercinta yang bikin pria lebih tahan lama di ranjang dikutip dari Fatherly.


1. Spooning

Spooning atau sendokan, posisi ini dilakukan dengan menempatkan perempuan di depan laki-laki menghadap satu sisi yang sama. Perempuan dapat menjulurkan pantatnya sedangkan laki-laki dapat bergoyang di belakangnya.


"Posisi ini membantu pria bertahan lebih lama karena, sebagian besar, Anda meringkuk begitu dekat sehingga tidak ada banyak ruang untuk 'dorongan cepat'," kata Bethany Ricciardi seorang pendidik seks.


2. Sitting

Seperti spooning, posisi ini juga dapat membatasi kemampuan laki-laki untuk bergerak terlalu cepat, sehingga dapat memperpanjang durasi bercinta.


Posisi ini dilakukan dengan laki-laki duduk dan menyilangkan kaki, sedangkan perempuan dapat duduk di atasnya.Perempuan juga dapat melingkarkan lengan di lehernya dan bersandar ke belakang.


"Dia bisa bergerak ke atas dan ke bawah dan berputar-putar, tapi tidak mungkin dia bisa mulai memberikan dorongan intens dan cepat untuk mencapai klimaksnya," kata Ricciardi.


3. Cowgirl

Posisi yang menempatkan perempuan di atas dapat membatasi pergerakan. Pada posisi cowgirl, perempuan dapat menikmati sensasi dorongan yang lebih lambat.


"Posisi semacam ini memang memungkinkan penetrasi yang dalam, tetapi karena dia yang memegang kendali, dia dapat bergerak naik turun secara perlahan atau dalam lingkaran lambat," kata Ricciardi.

https://trimay98.com/movies/the-perfect-day/

Satgas: Tidak Ada Indikasi Vaksin AstraZeneca Picu Pembekuan Darah

 Beberapa negara dilaporkan menangguhkan pemakaian vaksin COVID-19 AstraZeneca karena isu bisa memicu pembekuan darah. Terkait hal tersebut, Indonesia berencana akan tetap memakai vaksin COVID-19 AstraZeneca.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, menjelaskan bahwa sampai saat ini tidak ada indikasi bahwa vaksin AstraZeneca memicu pembekuan darah. Hal ini sesuai dengan pernyataan terbaru yang dikeluarkan oleh European Medicines Agency (EME).


"Hal ini juga tidak terdaftar sebagai efek samping dalam vaksin AstraZeneca," ungkap Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Jumat (12/3/2021)..


"Faktanya lebih dari 10 juta vaksin AstraZeneca yang telah digunakan tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko emboli paru ataupun trombosis vena dalam golongan usia, jenis kelamin, dan golongan lainnya di negara yang menggunakan vaksin COVID-19 AstraZeneca," lanjutnya.


Wiku menegaskan bahwa pemerintah terus memonitor perkembangan vaksin dan pandemi COVID-19 di dunia. Penggunaan vaksin AstraZeneca natinya akan tetap dimonitor oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan komisi nasional terkait kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).


Alasan RI Tetap Pakai Vaksin AstraZeneca Meski Ada Isu Pembekuan Darah


Beberapa negara seperti Denmark, Norwegia, dan Islandia menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca. Beberapa laporan menyebut adanya pembekuan darah di beberapa kasus pasca vaksinasi.

Meski begitu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan akan tetap menggunakan vaksin AstraZeneca yang sudah mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dengan efikasi 62,1 persen.


Hal ini diungkap juru bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi. Menurutnya, Vaksin AstraZeneca akan digunakan untuk vaksinasi tahap kedua.


"Jadi kita tentunya akan tetap menggunakan vaksin ini sesuai dengan yang menjadi sasaran kita, yaitu tahap kedua untuk lansia dan pelayanan publik," jelas dr Nadia dalam konferensi pers BNPB, Jumat (12/3/2021).


"Kalau memang ada perubahan dari peruntukan atau yang kita sebut sebagai indikasi ini, tentunya akan kita ubah dalam pelaksanaannya," lanjutnya.


Pemberian izin untuk vaksin astraZeneca sudah mempertimbangkan beberapa aspek, termasuk keamanan. Maka dari itu, dipastikan vaksin AstraZeneca memiliki manfaat lebih besar daripada risikonya.


"Kita ingin menyampaikan bahwa kalau ada penggunaan izin darurat, ini artinya aspek keamanan penggunaan vaksin ini sudah dikaji, dan juga sudah mendapat masukan dari Itagi, dari para ahli, dan dokter spesialis yang berkecimpung di bidang tersebut," tandas dr Nadia.

https://trimay98.com/movies/a-perfect-day-4/


7 Jenazah COVID-19 di Parepare Hilang dari Makam, Bisakah Sebarkan Virus?


- Makam pasien COVID-19 di Parepare, Sulawesi Selatan, dibongkar orang tidak dikenal (OTK). Menurut keterangan polisi setidaknya ada 7 jenazah yang hilang dari dalam peti.

"Sementara kita selidiki, makam-makam siapa saja yang dibongkar dan diambil jenazahnya, hanya itu yang sementara bisa kami sampaikan," ujar Kapolres Parepare, AKBP Welly saat dimintai konfirmasi wartawan, Jumat (13/3/2021).


Salah satu warga, Eva, yakin jika jenazah dalam makam baru diambil beberapa hari terakhir. Sebab, beberapa waktu lalu dia sempat berziarah ke makam adiknya dan melihat makam tersebut masih rapi dan lengkap dengan nisan.


Apakah jenazah pasien COVID-19 masih bisa menyebarkan virus?


Menurut panduan interim yang dipublikasi WHO pada Maret 2020 lalu, COVID-19 secara umum disebarkan lewat droplet atau percikan liur. Artinya kecil kemungkinan jenazah yang sudah tidak bernapas bisa menyebarkan virus.


"Hanya organ paru-paru pasien yang meninggal saat pandemi influenza, jika tidak ditangani dengan baik selama autopsi bisa menularkan penyakit. Selain itu, jenazah tidak bisa menularkan penyakit," tulis WHO seperti dikutip pada Jumat (12/3/2021).


Namun demikian protokol khusus tetap diperlukan saat menangani jenazah. Alasannya untuk berjaga-jaga karena virus diketahui bisa tetap hidup di permukaan sampai berhari-hari.


"Siapa saja yang menangani jenazah harus memakai sarung tangan saat melakukan kontak. Bila ada aktivitas yang mungkin membuat cairan tubuh keluar, gunakan pelindung mata dan mulut. Pakaian yang dikenakan saat menangani jenazah harus segera ditanggalkan dan dicuci begitu selesai prosedur, atau kenakan gaun khusus," tulis WHO dalam panduannya.

https://trimay98.com/movies/a-perfect-day-3/