Sabtu, 13 Maret 2021

Satgas: Tidak Ada Indikasi Vaksin AstraZeneca Picu Pembekuan Darah

 Beberapa negara dilaporkan menangguhkan pemakaian vaksin COVID-19 AstraZeneca karena isu bisa memicu pembekuan darah. Terkait hal tersebut, Indonesia berencana akan tetap memakai vaksin COVID-19 AstraZeneca.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, menjelaskan bahwa sampai saat ini tidak ada indikasi bahwa vaksin AstraZeneca memicu pembekuan darah. Hal ini sesuai dengan pernyataan terbaru yang dikeluarkan oleh European Medicines Agency (EME).


"Hal ini juga tidak terdaftar sebagai efek samping dalam vaksin AstraZeneca," ungkap Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Jumat (12/3/2021)..


"Faktanya lebih dari 10 juta vaksin AstraZeneca yang telah digunakan tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko emboli paru ataupun trombosis vena dalam golongan usia, jenis kelamin, dan golongan lainnya di negara yang menggunakan vaksin COVID-19 AstraZeneca," lanjutnya.


Wiku menegaskan bahwa pemerintah terus memonitor perkembangan vaksin dan pandemi COVID-19 di dunia. Penggunaan vaksin AstraZeneca natinya akan tetap dimonitor oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan komisi nasional terkait kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).


Alasan RI Tetap Pakai Vaksin AstraZeneca Meski Ada Isu Pembekuan Darah


Beberapa negara seperti Denmark, Norwegia, dan Islandia menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca. Beberapa laporan menyebut adanya pembekuan darah di beberapa kasus pasca vaksinasi.

Meski begitu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan akan tetap menggunakan vaksin AstraZeneca yang sudah mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dengan efikasi 62,1 persen.


Hal ini diungkap juru bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi. Menurutnya, Vaksin AstraZeneca akan digunakan untuk vaksinasi tahap kedua.


"Jadi kita tentunya akan tetap menggunakan vaksin ini sesuai dengan yang menjadi sasaran kita, yaitu tahap kedua untuk lansia dan pelayanan publik," jelas dr Nadia dalam konferensi pers BNPB, Jumat (12/3/2021).


"Kalau memang ada perubahan dari peruntukan atau yang kita sebut sebagai indikasi ini, tentunya akan kita ubah dalam pelaksanaannya," lanjutnya.


Pemberian izin untuk vaksin astraZeneca sudah mempertimbangkan beberapa aspek, termasuk keamanan. Maka dari itu, dipastikan vaksin AstraZeneca memiliki manfaat lebih besar daripada risikonya.


"Kita ingin menyampaikan bahwa kalau ada penggunaan izin darurat, ini artinya aspek keamanan penggunaan vaksin ini sudah dikaji, dan juga sudah mendapat masukan dari Itagi, dari para ahli, dan dokter spesialis yang berkecimpung di bidang tersebut," tandas dr Nadia.

https://trimay98.com/movies/a-perfect-day-4/


7 Jenazah COVID-19 di Parepare Hilang dari Makam, Bisakah Sebarkan Virus?


- Makam pasien COVID-19 di Parepare, Sulawesi Selatan, dibongkar orang tidak dikenal (OTK). Menurut keterangan polisi setidaknya ada 7 jenazah yang hilang dari dalam peti.

"Sementara kita selidiki, makam-makam siapa saja yang dibongkar dan diambil jenazahnya, hanya itu yang sementara bisa kami sampaikan," ujar Kapolres Parepare, AKBP Welly saat dimintai konfirmasi wartawan, Jumat (13/3/2021).


Salah satu warga, Eva, yakin jika jenazah dalam makam baru diambil beberapa hari terakhir. Sebab, beberapa waktu lalu dia sempat berziarah ke makam adiknya dan melihat makam tersebut masih rapi dan lengkap dengan nisan.


Apakah jenazah pasien COVID-19 masih bisa menyebarkan virus?


Menurut panduan interim yang dipublikasi WHO pada Maret 2020 lalu, COVID-19 secara umum disebarkan lewat droplet atau percikan liur. Artinya kecil kemungkinan jenazah yang sudah tidak bernapas bisa menyebarkan virus.


"Hanya organ paru-paru pasien yang meninggal saat pandemi influenza, jika tidak ditangani dengan baik selama autopsi bisa menularkan penyakit. Selain itu, jenazah tidak bisa menularkan penyakit," tulis WHO seperti dikutip pada Jumat (12/3/2021).


Namun demikian protokol khusus tetap diperlukan saat menangani jenazah. Alasannya untuk berjaga-jaga karena virus diketahui bisa tetap hidup di permukaan sampai berhari-hari.


"Siapa saja yang menangani jenazah harus memakai sarung tangan saat melakukan kontak. Bila ada aktivitas yang mungkin membuat cairan tubuh keluar, gunakan pelindung mata dan mulut. Pakaian yang dikenakan saat menangani jenazah harus segera ditanggalkan dan dicuci begitu selesai prosedur, atau kenakan gaun khusus," tulis WHO dalam panduannya.

https://trimay98.com/movies/a-perfect-day-3/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar