Sabtu, 20 Maret 2021

Waduh, Prancis Temukan Varian Baru Corona yang Tak Terdeteksi Tes PCR

 Pemerintah Prancis telah menemukan varian baru Corona yang tampaknya tak terdeteksi oleh tes PCR (polymerase chain reaction). Kasus varian ini teridentifikasi di wilayah Brittany, Prancis, pada Senin (15/3/2021) malam.

Dikutip dari Forbes, hal ini diketahui setelah dilakukannya pemeriksaan terhadap 8 orang di wilayah tersebut yang menunjukkan gejala COVID-19, namun hasil tes PCR-nya negatif. Mereka diketahui positif Corona setelah dilakukannya analisis sampel darah dan jaringan di sistem pernapasan.


Para peneliti dari Pasteur Institute pun tengah menyelidiki apakah varian tersebut memiliki modifikasi genetik yang membuatnya menjadi lebih sulit untuk dideteksi.


"Penyelidikan dilakukan untuk menentukan bagaimana varian ini bereaksi terhadap vaksinasi dan antibodi yang dikembangkan selama infeksi COVID," ucap otoritas kesehatan di Prancis, dikutip dari France 24.


Meski lebih sulit dilacak, otoritas setempat menilai tampaknya varian baru virus Corona ini tak lebih berbahaya atau menular daripada jenis yang lainnya.

https://maymovie98.com/movies/say-i-love-you-2/


Studi Sebut Tak Ada Varian COVID-19 yang Bisa Hindari Semua Antibodi


Beberapa varian COVID-19 yang muncul belakangan ini disebut bisa lebih resistan terhadap antibodi. Misalnya saja varian B1351 yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan ditemukan bisa menghindari antibodi yang dipicu oleh vaksin dan infeksi alami varian lain.

Terkait hal tersebut, studi terbaru di bioRxiv menjelaskan bahwa tidak ada varian yang benar-benar memiliki kemampuan menghindari semua antibodi.


Peneliti menjelaskan ada tiga jenis antibodi yang diketahui bisa menarget bagian penting virus Corona. Setidaknya varian hanya menghindari dua dari tiga jenis antibodi tersebut.


"Beberapa garis keturunan COVID-19 memiliki mutasi yang mengurangi kemampuan dua jenis antibodi, tapi sejauh ini tidak ada keturunan dengan mutasi yang bisa menghindari semua tiga jenis antibodi," kata peneliti dari Fred Hutchinson Cancer Research Center, Jesse Bloom, seperti dikutip dari Reuters pada Sabtu (20/3/2021).


"Kami percaya ini hal penting yang perlu diamati dalam evolusi virus," pungkasnya.


Sudah Terbukti Aman, Ini Perjalanan Vaksin AstraZeneca di RI


 Sebanyak 1,1 juta vaksin Corona AstraZeneca produksi Korea Selatan pertama kali mendarat di RI melalui jalur multilateral fasilitas COVAX pada Senin (8/3/2021). Vaksin tersebut kemudian disimpan di PT Bio Farma sembari menunggu kajian dan evaluasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelum didistribusikan untuk vaksinasi.

Tak berapa lama kemudian muncul laporan kasus pembekuan darah. Hal ini membuat vaksin AstraZeneca ditangguhkan di 15 negara Eropa.


BPOM menyebut batch vaksin AstraZeneca yang tiba di Indonesia berbeda dengan yang ditangguhkan di Eropa. Namun sebagai langkah hati-hati, BPOM tak langsung mengeluarkan rekomendasi penggunaannya.


"Walaupun vaksin COVID-19 AstraZeneca telah mendapatkan Emergency Use Listing (EUL) dari WHO untuk vaksinasi COVID-19, Badan POM tetap melakukan pengkajian lengkap aspek khasiat dan keamanan bersama Komite Nasional Penilai Obat (KOMNAS PO) serta melakukan kajian aspek mutu yang komprehensif," terang BPOM dalam rilis resminya, Rabu (17/3/2021).


Setelah pengkajian, BPOM kemudian mengeluarkan kebijakan baru. Ditegaskan tak ada kaitan antara penggunaan vaksin AstraZeneca dengan kasus pembekuan darah dan risiko efek sampingnya lebih kecil dibandingkan manfaat mencegah keparahan COVID-19.


Vaksin AstraZeneca akhirnya mendapat izin penggunaan resmi di Indonesia dan akan mulai didistribusikan mulai pekan depan.

https://maymovie98.com/movies/say-i-love-you/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar