Sabtu, 20 Maret 2021

Good Bye! Tak Ada Lagi Sendok-Garpu Plastik di Jepang

 - Jepang semakin cinta bumi. Setelah larang penggunaan kantong plastik, sekarang sendok-garpu plastik tak akan dijual.

Sadar diri, itulah yang dirasakan oleh Jepang. Sering dibilang produsen plastik terbesar, akhirnya Jepang mulai go green secara bertahap.


Dilansir dari Sora News, Jepang sudah mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dibuktikan dengan adanya pelarangan kantong sampah plastik secara nasional.


Toko swalayan, supermarket, sampai restoran menyambut baik kebijakan ini. Memang tak bisa langsung dihilangkan, namun penggunaan kantong plastik sekali pakai jadi berbayar. Biayanya 10 Yen atau sekitar Rp 1.300an.


Penggunaan kantong plastik sekali pakai langsung menurun drastis. Sementara kantong ramah lingkungan mulai digunakan oleh masyarakat Jepang. Bahkan di Kota Kameoka, di Prefektur Tokyo melarang penawaran kantong plastik, baik gratis maupun berbayar.


Langkah ini terus dimajukan oleh Pemerintah Jepang. Kementerian Lingkungan Hidup telah menyusun RUU baru yang menargetkan larangan garpu dan sendok plastik di toko swalayan dan bisnis lainnya. Ini juga termasuk barang-barang plastik yang ada di hotel.


RUU ini diajukan oleh kabinet pada 9 Maret dan diharapkan mulai berlaku pada April 2022 jika disetujui. Toko-toko yang memberikan sendok-garpu gratis akan didenda hingga 500 ribu Yen atau sekitar Rp 65 juta. Wow!


"Sejak saat itu, sendok tidak akan diberikan secara gratis. Ini adalah versi lanjutan dari biaya untuk tas belanja plastik," ujar Menteri Lingkungan Shinjiro Koizumi.


Namun ternyata, respon dari masyarakat tidak begitu menyenangkan. Banyak warga yang menganggap bahwa tanpa sendok-garpu plastik, membeli makanan di swalayan akan jadi merepotkan.


Kantong plastik sekali pakai bisa diganti, namun sendok sepertinya punya tempat tersendiri di hati masyarakat. Untuk sementara tambahan sendok akan diberi biaya tambahan sekitar 5 Yen atau sekitar Rp 700 per buah.

https://maymovie98.com/movies/hands-of-a-stranger/


Prabowo Ekspor Pesawat ke Senegal Pakai Skema NIA, Apa Itu?


Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto belum lama ini menyerahkan Pesawat CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) ke Angkatan Udara Republik Senegal. Pesawat itu merupakan buatan PT Dirgantara Indonesia (PT DI).

Pesawat CN235-220 MPA diekspor ke Senegal senilai Rp 354 miliar. Sebagian modal kerja dalam pembuatan pesawat didanai oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melalui skema Penugasan Khusus dari Pemerintah atau National Interest Account (NIA). Apa itu?


NIA adalah skema penugasan khusus dari pemerintah. Itu dilakukan untuk menyediakan pembiayaan ekspor atas transaksi atau proyek yang secara komersil sulit dilaksanakan, tetapi dianggap perlu oleh pemerintah.


Skema tersebut merupakan penugasan khusus dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk penyediaan pembiayaan ekspor pesawat udara dengan pasar Afrika dan Asia Selatan. Tujuannya untuk meningkatkan ekspor produk unggulan dalam negeri dan industri strategis nasional memasuki pasar non tradisional.


"Penugasan khusus kepada LPEI merupakan bentuk dukungan pemerintah dalam meningkatkan daya saing ekspor, terutama di industri strategis. Apalagi pemerintah saat ini sedang mendorong industri nasional untuk melakukan ekspor ke negara-negara tujuan ekspor baru," ucap Sekretaris LPEI, Agus Windiarto dikutip dari situs Kemenkeu, Sabtu (20/3/2021).


Agus menyebut perbaikan kinerja ekspor industri nasional sangat penting bagi peningkatan nilai neraca perdagangan. Maka dari itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan nilai ekspor baik dari sisi volume ekspor maupun pasar tujuan ekspor.


Saat ini, perluasan pasar negara tujuan ekspor ke negara-negara non tradisional sangat terbuka lebar, namun memiliki beberapa risiko khusus yang sering dihindari baik oleh pelaku industri maupun perbankan nasional.


"Dukungan pendanaan kepada PT DI menjadi bukti bahwa LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kemenkeu, mampu menjembatani industri strategis nasional menembus pasar non tradisional," ucapnya.


Ekspor pesawat terbang ke Senegal dianggap memiliki nilai strategis bagi industri nasional karena supply record export order dan kepuasan pelanggan luar negeri menjadi salah satu syarat utama dalam evaluasi pada tender-tender internasional.


Dukungan pembiayaan LPEI tidak hanya dianggap bermanfaat bagi PT DI, namun juga pada industri penunjang lainnya di dalam negeri yang ikut berperan dalam memasok kebutuhan untuk industri pesawat terbang, antara lain bidang usaha machining for landing gear, tube forming, polyurethane, heat treatment, thermo forming of acrylic, tool and jig, dan puluhan industri lainnya.

https://maymovie98.com/movies/beautiful-boy/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar