Jumat, 26 Maret 2021

Terusan Suez Macet, Kerugian Ditaksir Rp 5,7 Triliun Tiap Jam

 Kapal kargo Ever Given kini masih membuat kemacetan jalur perdagangan di Terusan Suez. Kejadian itu diketahui telah menahan sekitar US$ 400 juta atau setara Rp 5,7 triliun (kurs Rp 14.409) per jam barang yang harus dikirim melalui jalur tersebut.

Dikutip dari CNBC, Jumat (26/3/2021), data itu berdasarkan perkiraan nilai barang yang harus dipindahkan melalui Terusan Suez. Pengirim data yakni perusahaan, Lloyd's. Perusahaan itu juga menilai lalu lintas ke arah barat kira-kira US$ 5,1 miliar per hari, dan lalu lintas ke arah timur sekitar US$ 4,5 miliar per hari.


Wakil Presiden Rantai Pasokan dan Kebijakan Bea Cukai, National Retail Federation, Jon Gold mengatakan macetnya jalur perdagangan Suez ini memperparah sulitnya pengiriman rantai pasokan yang tengah krisis akibat pandemi COVID-19.


"Banyak perusahaan terus berjuang mengatasi kemacetan rantai pasokan dan penundaan akibat pandemi. Tidak ada keraguan bahwa penundaan Suez akan mempengaruhi rantai pasokan dan menyebabkan tantangan tambahan." katanya.


Terusan Suez, yang memisahkan Afrika dari Asia, adalah salah satu rute perdagangan tersibuk di dunia dengan sekitar 12% dari total perdagangan global yang melewatinya. Di antaranya ekspor di sektor energi seperti gas alam cair, minyak mentah, dan minyak sulingan mencapai 5% hingga 10% dari pengiriman global.


Lalu lintas lainnya sebagian besar merupakan produk konsumen mulai dari pakaian, furnitur, manufaktur, suku cadang mobil, dan peralatan olahraga.


"Kunci dari masalah ini bergantung pada berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan Ever Given," jelas Presiden penyedia logistik, OL USA LLC, Alan Baer.


Menurut Baer, Terusan Suez telah memberikan sedikit bantuan bagi importir global karena dapat membantu menghindari kemacetan besar-besaran di pelabuhan Pantai Barat di AS.


Baer yang memiliki kontainer di kapal yang terjebak di Terusan Suez, mengatakan jika jalur tetap ditutup, kapal akan dialihkan dan pergi mengitari tanduk Afrika, yang menambah tujuh hingga sembilan hari tambahan perjalanan.


Menurut Dewan Pengiriman Dunia jika kanal ditutup selama dua hari, maka akan membutuhkan dua hari tambahan setelah pembukaan kembali untuk membersihkan backlog. Semakin lama penundaan, semakin lama waktu yang dibutuhkan.


Selain menunda ribuan peti kemas yang memuat barang-barang konsumen, kapal yang terdampar juga mengikat peti kemas kosong, yang merupakan kunci ekspor Tiongkok. Lalu, kemacetan ini juga akan berdampak pada kedatangan impor AS yang memenuhi rak toko serta komponen manufaktur AS.

https://nonton08.com/movies/the-day-after-tomorrow/


Ternyata Ini Produk Asuransi yang Bikin Nasabah AIA Merasa Tertipu


Ribuan nasabah asuransi AIA membuat grup Facebook yang isinya membahas terkait jumlah uang yang berkurang drastis dan tidak sesuai dengan janji agen. Selain itu juga banyak nasabah yang mengeluhkan ketika ingin mencairkan dana atau menutup polis namun berbelit-belit.

Sebenarnya produk asuransi apa sih yang bikin nasabah ini geram?


Salah satu nasabah Asuransi AIA Maria Trihartati mengungkapkan jika sebelumnya dia ditawarkan produk asuransi unit link. Unit link ini adalah produk asuransi yang memberikan perlindungan sekaligus investasi kepada nasabahnya.


Maria mengatakan saat ia ditawarkan oleh agen, sang agen asuransi AIA hanya memberikan informasi proyeksi keuntungan dan tidak sama sekali menjelaskan risiko-risiko apa saja yang kemungkinan akan ditemui.


"Mereka itu kalau menawarkan asuransi hanya memberikan ilustrasi, kalau ekonomi bagus ya bisa dapat segini. Tidak menjelaskan risiko-risiko yang mungkin akan didapatkan oleh nasabah," kata dia saat dihubungi detikcom, Jumat (26/3/2021).


Dia mengungkapkan seharusnya perusahaan asuransi selain jualan juga harus memberikan edukasi kepada calon nasabahnya. Jadi tidak seolah memaksa calon nasabah untuk masuk.


Bagaimana tanggapan nasabah asuransi AIA lainnya? klik halaman berikutnya.

https://nonton08.com/movies/cyber-cafe/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar