Jumat, 26 Maret 2021

Kapal Raksasa Nyangkut di Terusan Suez, 'Macetnya' Sampai ke RI

 Kapal kargo raksasa Ever Given milik Jepang tersendat di jalur pelayaran Terusan Suez, pada Rabu (24/3). Kapal dari Indonesia untuk keperluan ekspor-impor pun terkena imbasnya. Saat ini diketahui ikut mengantre dengan ratusan kapal lainnya untuk bisa melewati jalur tersebut.

Seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (26/3/2021) Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno memastikan adanya kapal Indonesia yang ikut mengantre di jalur Terusan Suez.


Untuk berapa banyak kapal Indonesia yang tersendat di jalur tersebut, Benny belum bisa memastikan. Namun, pihaknya terus berkoordinasi dengan para eksportir yang mengirim komoditi ke kawasan Eropa dan sekitarnya.


"Pasti ada, lagi saya cek," sebut Benny.


Benny juga mengungkap adanya dampak negatif dari kejadian ini. Tentunya terkait nambahnya dana yang harus dikeluarkan.


"Ongkosnya naik, tapi kenaikan persentasenya belum tahu, tapi ongkosnya pasti naik, seringnya begitu," kata Benny, Kamis (25/3/21).


Dia mengungkap, kenaikan ongkos karena naiknya biaya bahan bakar yang lebih besar. Jika semakin lama perjalanan, maka biaya lain juga akan membengkak, terutama untuk awak kapal.


"Di Terusan Suez kan mengenai pengaturan traffic naik sekarang, antreannya juga terlalu panjang. Sehingga traffic-nya diatur artinya nggak bisa bareng kapal-kapal itu, harus antre," jelas Benny yang juga Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perdagangan ini.


Perlu diketahui, kejadian macetnya perjalanan kapal di Terusan Suez, setelah sebuah kapal berbendera Panama tiba-tiba berbelok tak sesuai arah dan menutup jalur pelayaran itu.


Dikutip dari BBC, kapal itu bernama Ever Given yang memiliki panjang 400 m, berbobot 200.000 ton. Hal itu mengakibatkan kemacetan dan menciptakan tailback yang panjang di jalur air, dengan lebih dari 150 kapal saat ini mengantre di daerah tersebut untuk lewat.

https://nonton08.com/movies/the-gathering-2/


Terusan Suez Macet, Kerugian Ditaksir Rp 5,7 Triliun Tiap Jam


Kapal kargo Ever Given kini masih membuat kemacetan jalur perdagangan di Terusan Suez. Kejadian itu diketahui telah menahan sekitar US$ 400 juta atau setara Rp 5,7 triliun (kurs Rp 14.409) per jam barang yang harus dikirim melalui jalur tersebut.

Dikutip dari CNBC, Jumat (26/3/2021), data itu berdasarkan perkiraan nilai barang yang harus dipindahkan melalui Terusan Suez. Pengirim data yakni perusahaan, Lloyd's. Perusahaan itu juga menilai lalu lintas ke arah barat kira-kira US$ 5,1 miliar per hari, dan lalu lintas ke arah timur sekitar US$ 4,5 miliar per hari.


Wakil Presiden Rantai Pasokan dan Kebijakan Bea Cukai, National Retail Federation, Jon Gold mengatakan macetnya jalur perdagangan Suez ini memperparah sulitnya pengiriman rantai pasokan yang tengah krisis akibat pandemi COVID-19.


"Banyak perusahaan terus berjuang mengatasi kemacetan rantai pasokan dan penundaan akibat pandemi. Tidak ada keraguan bahwa penundaan Suez akan mempengaruhi rantai pasokan dan menyebabkan tantangan tambahan." katanya.


Terusan Suez, yang memisahkan Afrika dari Asia, adalah salah satu rute perdagangan tersibuk di dunia dengan sekitar 12% dari total perdagangan global yang melewatinya. Di antaranya ekspor di sektor energi seperti gas alam cair, minyak mentah, dan minyak sulingan mencapai 5% hingga 10% dari pengiriman global.


Lalu lintas lainnya sebagian besar merupakan produk konsumen mulai dari pakaian, furnitur, manufaktur, suku cadang mobil, dan peralatan olahraga.


"Kunci dari masalah ini bergantung pada berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan Ever Given," jelas Presiden penyedia logistik, OL USA LLC, Alan Baer.


Menurut Baer, Terusan Suez telah memberikan sedikit bantuan bagi importir global karena dapat membantu menghindari kemacetan besar-besaran di pelabuhan Pantai Barat di AS.


Baer yang memiliki kontainer di kapal yang terjebak di Terusan Suez, mengatakan jika jalur tetap ditutup, kapal akan dialihkan dan pergi mengitari tanduk Afrika, yang menambah tujuh hingga sembilan hari tambahan perjalanan.


Menurut Dewan Pengiriman Dunia jika kanal ditutup selama dua hari, maka akan membutuhkan dua hari tambahan setelah pembukaan kembali untuk membersihkan backlog. Semakin lama penundaan, semakin lama waktu yang dibutuhkan.


Selain menunda ribuan peti kemas yang memuat barang-barang konsumen, kapal yang terdampar juga mengikat peti kemas kosong, yang merupakan kunci ekspor Tiongkok. Lalu, kemacetan ini juga akan berdampak pada kedatangan impor AS yang memenuhi rak toko serta komponen manufaktur AS.

https://nonton08.com/movies/the-gathering/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar