Rabu, 17 Maret 2021

Anomali Permainan Dewa Kipas di Chess.com dan Algoritma Kecurangan

 Banyak netizen membela Dewa Kipas dalam duel catur online melawan GothamChess. Tapi banyak yang tidak paham teknologi di balik blokir akun oleh Chess.com.

Hal itu dikupas dalam temu media virtual 'Edukasi Catur Daring dan Problematikanya' yang diadakan Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) pada Jumat (12/3). Salah satu pembicara adalah pengamat sekaligus master catur nasional Heri Darmanto.


Heri yang juga pakar IT menjelaskan, banyak orang yang belum memahami Chess.com seutuhnya dan bagaimana mereka memutuskan seorang pecatur dianggap curang atau tidak. Chess.com dengan member 59 juta orang baik amatir dan profesional, sudah cukup terpercaya.


"Mereka punya fitur pendeteksi kecurangan yang sudah diverifikasi oleh para grand master dan dinyatakan lulus. Sudah terpercaya menurut ahli statistik dan grand master," kata Heri.


Banyak grand master catur top dunia bertanding di Chess.com. Federasi Catur Dunia (FIDE) juga mempercayakan pertandingan catur online kepada Chess.com. Blokir akun pun bukan hal aneh di Chess.com jika terjadi kecurangan seperti yang menimpa Dewa Kipas.


"Setiap hari ada 500-an akun di Chess.com dibanned karena melanggar dan kecurangan misalnya dengan cheat engine," kata Heri.


Chess.com memang tidak pernah mengungkap algoritma untuk mendeteksi kecurangan, termasuk dalam kasus blokir yang menimpa Dewa Kipas. Hal ini agar algoritma tersebut tidak disalahgunakan. Namun netizen bisa mengecek sendiri data permainan Dewa Kipas di Chess.com yang bersifat publik.

https://trimay98.com/movies/xy/


Data yang dianalisa Heri terkait Dewa Kipas adalah 369 permainan dari 11 Februari - 2 Maret 2021. 333 Game adalah permainan catur cepat 10 menit, sisanya game 5 menit atau 15 menit.


"Dari data yang kita bongkar memang ada keanehan atau anomali," kata Heri.


Sebelum tanggal 22 Februari memiliki grafik naik turun, kadang main bagus, kadang kurang bagus. Menurut Heri, grafik naik turun adalah manusiawi dan wajar serta terjadi pada semua pemain termasuk Grand Master Irene Kharisma Sukandar dan Susanto Megaranto. Namun setelah 22 Februari, grafiknya menjadi anomali dengan selalu bermain bagus, grafiknya di atas terus dengan akurasi tertinggi mencapai 95%.


"Data semacam ini aneh dibandingkan data grand master lainnya," kata Heri.


Data pertandingan ini juga yang diributkan banyak netizen di luar negeri dan dianggap sebagai indikator kecurangan. Banyak pihak mempertanyakan bagaimana Dewa Kipas punya permainan yang stabil di atas 90 persen dari 22 Februari sampai akhirnya diblokir pada 2 Maret. Anomali inilah yang tampaknya tidak dipahami netizen Indonesia dan lantas membela Dewa Kipas habis-habisan.


Terkait anomali data ini, detikINET pun sudah bertanya kepada sang anak Ali Akbar. Menurut Ali, ayahnya Dadang Subur sebagai pemilik akun Dewa Kipas tidak melakukan kecurangan sama sekali dan bermain dengan jujur. Klarifikasi juga dilakukan Ali Akbar melalui halaman Facebook milikiya.


"Bapak saya itu pemain yang dulunya sering ikut turnamen. Beliau juga sempat menjadi salah satu anggota Percasi dan menjuarai banyak turnamen. Salah satunya mendapat peringkat satu di kejuaraan catur ke-37 Kota Singkawang pada 2005," ujar Ali, Rabu (3/3) silam.

https://trimay98.com/movies/mamma-mia-here-we-go-again/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar