Pemerintah melaporkan penambahan 6.825 kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Rabu (17/3/2021). Total pasien terkonfirmasi saat ini 1.427.283 kasus COVID-19.
Jawa Barat menjadi provinsi dengan penambahan kasus COVID-19 tertinggi yakni 1.347, disusul dengan DKI Jakarta dengan 1.330 kasus, dan Banten sebanyak 861 kasus.
Detail perkembangan virus Corona Rabu (17/3/2021), adalah sebagai berikut:
Kasus positif bertambah 6.825 menjadi 1.427.283
Pasien sembuh bertambah 9.010 menjadi 1.266.673
Pasien meninggal bertambah 162 menjadi 38.915.
Tercatat sebanyak 75.980 spesimen diperiksa hari ini di seluruh Indonesia, sedangkan jumlah suspek sebanyak 59.610.
Sebaran 6.825 kasus baru Corona di Indonesia pada Rabu (17/3/2021), sebagai berikut:
Jawa Barat: 1.347 kasus
DKI Jakarta: 1.330 kasus
Banten: 861 kasus
Jawa Tengah: 647 kasus
Jawa Timur: 321 kasus
DI Yogyakarta: 270 kasus
Kalimantan Timur: 240 kasus
Bali: 227 kasus
Nusa Tenggara Timur: 220 kasus
Kalimantan Selatan: 158 kasus
Kalimantan Tengah: 153 kasus
Sulawesi Selatan: 139 kasus
Sumatera Barat: 135 kasus
Sumatera Utara: 88 kasus
Riau: 82 kasus
Kalimantan Barat: 79 kasus
Kalimantan Utara: 69 kasus
Papua: 65 kasus
Bangka Belitung: 50 kasus
Sumatera Selatan: 45 kasus
Papua Barat: 43 kasus
Lampung: 41 kasus
Kepulauan Riau: 37 kasus
Bengkulu: 35 kasus
Nusa Tenggara Barat: 34 kasus
Jambi: 25 kasus
Sulawesi Tengah: 25 kasus
Gorontalo: 16 kasus
Sulawesi Tenggara: 12 kasus
Sulawesi Utara: 9 kasus
Maluku Utara: 9 kasus
Aceh: 6 kasus
Maluku: 4 kasus
Sulawesi Barat: 3 kasus
https://maymovie98.com/movies/jack/
Viral Mahasiswi Kena Piriformis Syndrome, Begini Cara Mencegahnya
Piriformis syndrome mendadak viral usai heboh curhatan mahasiswi di TikTok mengeluhkan kondisi ini. Adalah Anisa, asal Makassar yang mengaku divonis mengidap piriformis syndrome lantaran terlalu lama duduk saat kuliah online, sampai 15 jam sehari.
"Pada sekitar bulan Juni saya sudah merasakan agak sakit pada saat duduk. Pertama rasa sakitnya itu muncul di bawah lutut, lama kelamaan saya merasa sakit pada saat saya duduk, di bagian bokong," kata Anisa, seorang mahasiswi di Makassar, saat dihubungi detikcom, Selasa (16/3/2021).
Meski mengidap piriformis syndrome, dirinya tetap harus melanjutkan kuliah online. Dokter yang menangani Anisa berpesan jika rasa sakit muncul, bisa dikompres dengan air hangat lebih dulu dan melakukan peregangan.
Dihubungi terpisah, dr Bobby Nelwan SpOT(K) dari RS Royal Progress Sunter Jakarta Utara menjelaskan ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mencegah piriformis syndrome. Terlebih saat duduk dengan intensitas terlalu lama.
1. Menghindari alas duduk yang keras
Menurut dr Bobby, penting untuk selalu memastikan alat tempat duduk senyaman mungkin. Menghindari alas duduk berbahan keras demi meminimalisir kemungkinan tekanan pada saraf.
"Alasnya harus lembut supaya dia bisa mengurangi tekanan pada daerah piriformis sehingga sarafnya tidak tertekan," bebernya.
2. Batasi lama waktu duduk
Selain alas tempat duduk, batasan waktu duduk juga penting diperhatikan. Sebisa mungkin setelah duduk selama 20 menit, melakukan peregangan terlebih dahulu agar mencegah risiko terkena piriformis syndrome.
"Memperhatikan waktu nggak boleh dari 20 menit," kata dr Bobby.
Bagaimana cara membedakan nyeri karena piriformis syndrome?
dr Bobby menyebut nyeri karena piriformis syndrome intens terjadi di daerah bokong. Selalu muncul di daerah tersebut, hingga kemudian mulai menjalar ke daerah lain.
Perlu waspada jika intensitas nyeri di daerah bokong tak kunjung berhenti. Sekali lagi, segera melakukan peregangan dan memposisikan tubuh tidak dalam kondisi duduk agar piriformis tak terus tertekan.
"Di daerah bokong, nyeri daerah bokong, pegal di daerah bokong, nyerinya sampai ke paha," kata dr Bobby.
"Karena sifatnya dia saraf, kalau saraf itu sifatnya menjalar, nyerinya menjalar, nggak berhenti-berhenti, kalau dipakai duduk terus ya sakit terus," pungkasnya.
https://maymovie98.com/movies/ily-from-38-000-ft/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar