Minggu, 14 Maret 2021

Virus Baru 95 Persen Identik SARS-CoV-2 Ditemukan, Ancaman 'Disease X'?

 Para ilmuwan China mengidentifikasi sejumlah genome virus baru pada kelelawar. Di antaranya adalah RpYN06 yang disebut 94,5 persen identik dengan SARS-CoV-2, virus Corona penyebab COVID-19.

Temuan ini dilaporkan dalam jurnal pre-print biorxiv.org, oleh para peneliti dari Shandong First Medical University dan Shandong Academy of Medical Sciences, China.


Para peneliti menyebut, RpYN06 ini merupakan kerabat paling dekat dengan virus Corona COVID-19. Namun sejauh ini, tidak ditemukan virus pada kelelawar yang memiliki spike protein sama persis dengan SARS-CoV-2.


Dalam laporannya, para peneliti mengamati 411 sampel yang dikumpulkan dari 23 spesies kelelawar di provinsi Yunnan antara 2019 hingga 2020. Dari 24 genome yang didapatkan, 4 di antaranya berkerabat dengan SARS-CoV-2 dan 3 berkerabat dengan SARS-CoV.


Kelelawar selama ini dikenal sebagai host atau inang bagi berbagai virus yang bisa memicu penyakit pada manusia. Para ilmuwan juga memprediksi kemunculan penyakit baru dari hewan yang mereka sebut 'Disease-X'.

https://kamumovie28.com/movies/diablo-2/


Terpopuler: Sudah 6 Kasus Corona B117 di RI, 3 Ditemukan di DKI


Varian Corona B117 asal Inggris merupakan salah satu yang diwaspadai karena dipercaya 70 persen lebih menular. Indonesia sudah mengidentifikasi 6 kasus dari varian ini.

Dua kasus pertama diumumkan oleh Wakil Menteri Kesehatan dr Dante Saksono Harbuwono, tepat dalam peringatan setahun COVID-19 di Indonesia. Belakangan diketahui, keduanya adalah tenaga kerja asal Karawang, Jawa Tengah, yang baru pulang dari Saudi Arabia.


Menyusul kemudian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut ada 4 kasus lain dari varian Corona B117. Keempatnya tidak terkait dengan dua kasus yang diumumkan sebelumnya, dan jejaknya sudah terendus sejak Januari 2021.


Keempat kasus yang dimaksud Budi Gunadi Sadikin adalah sebagai berikut:


Satu kasus di Palembang, Sumatera Selatan, pada 11 Januari 2021

Satu kasus di Kalimantan Selatan pada 6 Januari 2021

Satu kasus di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada 12 Februari 2021

Satu kasus di Medan, Sumatera Utara, pada 28 Januari 2021.

Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito memberikan rincian yang berbeda. Menurutnya, keenam kasus yang tercatat saat ini terdiri dari 3 kasus di DKI Jakarta dan 3 di luar Jakarta.


"Tiga sampel dari DKI Jakarta, 1 Kalimantan Selatan, 1 dari Sumatera Utara, dan 1 dari Sumatera Selatan," jelasnya dalam konferensi pers Selasa (9/3/2021).


Terkait kesimpangsiuran ini, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML), Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi memberikan klarifikasi. Ia menyebut, yang dimaksud dalam laporan 'dari DKI' adalah lokasi laboratorium yang memeriksa dan asal sampel. Sedangkan kasus Corona B117 yang berkedudukan di DKI, ia pastikan belum ada.


"Jadi sampai saat ini kasus yang berkedudukan di Jakarta kita belum temukan adanya mutasi dari varian B117. Nah ini mengapa kemudian pada laporan itu memang tertulis adalah laboratorium yang melakukan pemeriksaan dan asal sampel. Jadi kemarin kita klarifikasi lagi, kita lakukan pelacakan kasus. Jadi 6 kasus itu tidak ada yang berasal dari provinsi DKI Jakarta," jelasnya.

https://kamumovie28.com/movies/diablo/

Penting! Ini Kata Dokter Soal Pentingnya Sunscreen Meski dalam Ruangan

 Sinar matahari rupanya jadi pemicu terbesar kondisi kulit tidak sehat. Baik untuk aktivitas di luar atau dalam rumah, sunscreen wajib digunakan sebagai langkah pertama untuk kesehatan kulit.

Dokter spesialis kulit kulit dr Arthur S. Simon, Sp.KK alias pencetus Instagram @dokterkulitkucom menjelaskan, 80 persen kondisi kulit kusam sebenarnya disebabkan paparan matahari ketika seseorang berusia 17 tahun ke bawah.


Maka itu, penggunaan sunscreen yang terlambat di usia 18 tahun ke atas, meski rutin digunakan hanya bisa 'menyelamatkan' 20 persen kondisi kulit.


"Kulit yang sehat dan berbinar lebih mudah dicapai kalau kulit sudah dijaga sejak dini, dari kecil. Sinar matahari punya beragam efek jelek bagi kulit. Dia meningkatkan produksi pigmen, membuat flek. Dia menghancurkan pondasi kulit sehingga menyebabkan kulit kendur atau peyot," terangnya pada detikcom dalam program e-Life, Jumat (12/3/2021).


Bahkan ia menyebut, penggunaan sunscreen seharusnya dilakukan sejak anak berusia 2 tahun. Atau setidaknya, perlindungan dari paparan sinar matahari perlu dilakukan untuk kesehatan kulit jangka panjang, seperti dengan menggunakan topi, payung, dan lain-lain.


"(Penggunaan sunscreen sejak anak-anak) aman, memang seharusnya begitu," imbuhnya.


Seringkali, rutinitas Work from Home membuat orang meremehkan pentingnya penggunaan sunscreen.


Dr Arthur menjelaskan, kulit wajah tetap memerlukan perlindungan dari sinar matahari meski aktivitas hanya dilakukan dalam ruangan. Begitu pun ketika langit mendung, paparan sinar matahari yang terhalang sebenarnya tetap membahayakan kulit.


"Kalau kamu tinggal dalam goa yang benar-benar gelap nggak kena sinar matahari, ya nggak apa-apa sih. Tapi selama masih dalam ruangan itu terang atau ada jendela, ya kamu masih tetap bisa mendapat efek jelek matahari. Itu bisa dilindungi dengan penggunaan sunscreen," jelasnya.

https://kamumovie28.com/movies/curi-curi-kesempatan/


Virus Baru 95 Persen Identik SARS-CoV-2 Ditemukan, Ancaman 'Disease X'?


Para ilmuwan China mengidentifikasi sejumlah genome virus baru pada kelelawar. Di antaranya adalah RpYN06 yang disebut 94,5 persen identik dengan SARS-CoV-2, virus Corona penyebab COVID-19.

Temuan ini dilaporkan dalam jurnal pre-print biorxiv.org, oleh para peneliti dari Shandong First Medical University dan Shandong Academy of Medical Sciences, China.


Para peneliti menyebut, RpYN06 ini merupakan kerabat paling dekat dengan virus Corona COVID-19. Namun sejauh ini, tidak ditemukan virus pada kelelawar yang memiliki spike protein sama persis dengan SARS-CoV-2.


Dalam laporannya, para peneliti mengamati 411 sampel yang dikumpulkan dari 23 spesies kelelawar di provinsi Yunnan antara 2019 hingga 2020. Dari 24 genome yang didapatkan, 4 di antaranya berkerabat dengan SARS-CoV-2 dan 3 berkerabat dengan SARS-CoV.


Kelelawar selama ini dikenal sebagai host atau inang bagi berbagai virus yang bisa memicu penyakit pada manusia. Para ilmuwan juga memprediksi kemunculan penyakit baru dari hewan yang mereka sebut 'Disease-X'.

https://kamumovie28.com/movies/do-re-mi-fa/