Minggu, 14 Maret 2021

Penting! Ini Kata Dokter Soal Pentingnya Sunscreen Meski dalam Ruangan

 Sinar matahari rupanya jadi pemicu terbesar kondisi kulit tidak sehat. Baik untuk aktivitas di luar atau dalam rumah, sunscreen wajib digunakan sebagai langkah pertama untuk kesehatan kulit.

Dokter spesialis kulit kulit dr Arthur S. Simon, Sp.KK alias pencetus Instagram @dokterkulitkucom menjelaskan, 80 persen kondisi kulit kusam sebenarnya disebabkan paparan matahari ketika seseorang berusia 17 tahun ke bawah.


Maka itu, penggunaan sunscreen yang terlambat di usia 18 tahun ke atas, meski rutin digunakan hanya bisa 'menyelamatkan' 20 persen kondisi kulit.


"Kulit yang sehat dan berbinar lebih mudah dicapai kalau kulit sudah dijaga sejak dini, dari kecil. Sinar matahari punya beragam efek jelek bagi kulit. Dia meningkatkan produksi pigmen, membuat flek. Dia menghancurkan pondasi kulit sehingga menyebabkan kulit kendur atau peyot," terangnya pada detikcom dalam program e-Life, Jumat (12/3/2021).


Bahkan ia menyebut, penggunaan sunscreen seharusnya dilakukan sejak anak berusia 2 tahun. Atau setidaknya, perlindungan dari paparan sinar matahari perlu dilakukan untuk kesehatan kulit jangka panjang, seperti dengan menggunakan topi, payung, dan lain-lain.


"(Penggunaan sunscreen sejak anak-anak) aman, memang seharusnya begitu," imbuhnya.


Seringkali, rutinitas Work from Home membuat orang meremehkan pentingnya penggunaan sunscreen.


Dr Arthur menjelaskan, kulit wajah tetap memerlukan perlindungan dari sinar matahari meski aktivitas hanya dilakukan dalam ruangan. Begitu pun ketika langit mendung, paparan sinar matahari yang terhalang sebenarnya tetap membahayakan kulit.


"Kalau kamu tinggal dalam goa yang benar-benar gelap nggak kena sinar matahari, ya nggak apa-apa sih. Tapi selama masih dalam ruangan itu terang atau ada jendela, ya kamu masih tetap bisa mendapat efek jelek matahari. Itu bisa dilindungi dengan penggunaan sunscreen," jelasnya.

https://kamumovie28.com/movies/curi-curi-kesempatan/


Virus Baru 95 Persen Identik SARS-CoV-2 Ditemukan, Ancaman 'Disease X'?


Para ilmuwan China mengidentifikasi sejumlah genome virus baru pada kelelawar. Di antaranya adalah RpYN06 yang disebut 94,5 persen identik dengan SARS-CoV-2, virus Corona penyebab COVID-19.

Temuan ini dilaporkan dalam jurnal pre-print biorxiv.org, oleh para peneliti dari Shandong First Medical University dan Shandong Academy of Medical Sciences, China.


Para peneliti menyebut, RpYN06 ini merupakan kerabat paling dekat dengan virus Corona COVID-19. Namun sejauh ini, tidak ditemukan virus pada kelelawar yang memiliki spike protein sama persis dengan SARS-CoV-2.


Dalam laporannya, para peneliti mengamati 411 sampel yang dikumpulkan dari 23 spesies kelelawar di provinsi Yunnan antara 2019 hingga 2020. Dari 24 genome yang didapatkan, 4 di antaranya berkerabat dengan SARS-CoV-2 dan 3 berkerabat dengan SARS-CoV.


Kelelawar selama ini dikenal sebagai host atau inang bagi berbagai virus yang bisa memicu penyakit pada manusia. Para ilmuwan juga memprediksi kemunculan penyakit baru dari hewan yang mereka sebut 'Disease-X'.

https://kamumovie28.com/movies/do-re-mi-fa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar