Sabtu, 17 April 2021

4 Alasan Harus Berbuka Puasa dengan Kurma

 Saat Ramadhan banyak orang memilih untuk berbuka puasa dengan mengonsumsi kurma. Selain dikenal sebagai sunnah dalam Islam, ternyata kurma memiliki banyak kandungan baik bagi tubuh.

Dikutip dari Health, dalam tiga kurma terkandung sekitar 200 kalori, 54 gram karbohidrat dengan sekitar 5 gram sebagai serat, satu gram protein, dan tanpa lemak. Tidak heran mengapa kurma dianggap sebagai makanan yang cocok untuk berbuka puasa dikarenakan kurma kaya akan nutrisi.


Selain itu, saat memakan tiga kurma, tubuh akan mendapatkan berbagai macam nutrisi lainnya seperti vitamin B, vitamin K, kalsium, zat besi, magnesium, kalium, seng, dan mangan.


Disampaikan Cynthia Sass, MPH, RD, ahli gizi di New York, kandungan di atas membuat kurma bukan sekadar bom gula atau kalori kosong.


Selain mengandung vitamin, protein, karbohidrat, dan mineral, berikut ini kandungan dalam kurma yang sangat baik bagi kesehatan tubuh, dikutip dari Medical News Today.


1. Tinggi polifenol


Polifenol diketahui sebagai senyawa antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari peradangan. Kandungan polifenol dalam kurma ternyata lebih banyak dari kebanyakan buah dan sayuran lainnya.


2. Tinggi serat


Hanya dengan mengonsumsi ¼ dari secangkir kurma, ia dapat menyediakan 12 persen dari kebutuhan serat harian seseorang. Mengonsumsi serat dapat membantu seseorang merasa kenyang lebih lama sehingga dapat membantu seseorang tidak makan dengan porsi yang besar.


3. Tinggi Kalium


Kurma mengandung kalium yang tinggi. Kalium merupakan elektrolit yang dibutuhkan tubuh untuk kesehatan jantung yang baik. Kalium juga dapat membantu membangun otot dan protein dalam tubuh.


4. Alternatif pengganti gula


Kurma dapat memuaskan kebutuhan mengonsumsi makanan manis seperti permen, yang secara umum merupakan makanan yang mengandung sangat sedikit nutrisi.


Selain itu, kurma juga dapat menjadi sumber gula yang alami dan dapat menjadi pengganti gula rafinasi.


Saat memilih kurma sebagai pengganti permen maupun gula, tubuh akan mendapatkan nutrisi penting, seperti vitamin B-6 dan zat besi.

https://maymovie98.com/movies/the-eliminators/


Update Corona 16 April: Tambah 5.363 Kasus Baru, Total Kasus Aktif 107.297


 Jumlah kasus virus Corona COVID-19 di Indonesia bertambah 5.363 kasus pada Jumat (16/4/2021). Total kasus positif menjadi 1.594.722, sembuh 1.444.229, dan meninggal 43.196.

Spesimen yang diperiksa mencapai 74.583 dan ada 58.999 suspek. Total kasus aktif hari ini 107.297, berkurang 735 dibandingkan kemarin.


Detail penambahan kasus Corona di Indonesia adalah sebagai berikut.


Kasus positif bertambah 5.363 menjadi 1.594.722

Pasien sembuh bertambah 5.975 menjadi 1.444.229

Pasien meninggal bertambah 123 menjadi 43.196

Sebelumnya, pada Kamis (15/4/2021), tercatat total sebanyak 1.589.359 kasus positif virus Corona COVID-19, 1.438.254 pasien sembuh, dan 43.073 kasus meninggal dunia.


Jabar Catat 998 kasus! Ini Sebaran 5.363 Kasus Baru COVID-19 RI 16 April


Pada Jumat (16/4/2021), Indonesia melaporkan penambahan 5.363 kasus baru COVID-19. Total pasien terkonfirmasi saat ini 1.594.722 kasus COVID-19.

Jawa Barat mencatatkan kasus tertinggi yaitu 998 kasus, disusul DKI Jakarta dengan 979 kasus.


Detail perkembangan virus Corona Jumat (16/4/2021), adalah sebagai berikut:


Kasus positif bertambah 5.363 menjadi 1.594.722


Pasien sembuh bertambah 5.975 menjadi 1.444.229


Pasien meninggal bertambah 123 menjadi 43.196


Tercatat sebanyak 73.406 spesimen diperiksa hari ini di seluruh Indonesia, sedangkan jumlah suspek sebanyak 50.098.

https://maymovie98.com/movies/far-north/

RSUP Dr Sardjito Teliti Penggunaan Stem Cell untuk Terapi Pasien COVID-19

 RSUP Dr Sardjito Yogyakarta melakukan penelitian penggunaan stem cell atau sel punca untuk terapi pasien COVID-19 dengan dejarat berat. Penelitian ini bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK UGM). Stem cell ini disebut dapat mengontrol peradangan dan memperbaiki kerusakan sel paru.

Ketua Pokja Tim Stem Cell RSUP Dr Sardjito Prof. Dr. dr. Samekto Wibowo menjelaskan stem cell ini bisa digunakan untuk kasus penyakit lain. Namun, pada penelitian kali ini difokuskan untuk COVID-19.


"Jadi kita lakukan penelitian ini untuk khususnya untuk COVID-19. Jadi sebetulnya bisa juga untuk kasus-kasus yang lain. Misalnya untuk cedera medula spinalis bisa untuk parkinson, storke, dan sebagainnya. Bisa juga untuk penyakit jantung," kata Samekto ditemui di RSUP Dr Sardjito Jumat (16/4/2021).


Ia menjelaskan penelitian ini dilakukan bersama 3 rumah sakit lain. Yakni RSUD Moewardi (Solo), RSUP Dr Hasan Sadikin (Bandung) dan RSPAD Gatot Soebroto (Jakarta). Targetnya selesai bulan September 2021. Hingga saat ini penelitian ini telah merekrut 9 pasien, dengan hasil yang masih dalam tahap evaluasi.


"Jadi ini penelitian bersama dengan rumah sakit di Solo, Sardjito, Jakarta dan Bandung. Di Sardjito baru mendapatkan 9 kasus, targetnya sampai bulan September akan melakukan studi ini," ucapnya.

https://maymovie98.com/movies/the-last-big-save/


Penelitian ini menggunakan metode Uji Klinik Acak Buta Ganda Terkontrol (Randomized, Double-Blind, Placebo-Controlled Trial), yang merupakan standar tertinggi untuk penelitian obat pada manusia.


Sementara itu, Sekretaris Pokja Tim Stem Cell RSUP Dr Sardjito dr Rusdy Ghazali Malueka menjelaskan stem cell yang digunakan berasal dari tali pusat bayi yang didonorkan.


"Stem cell yang berasal dari tali pusat terkenal memiliki keunggulan karena jarang menimbulkan reaksi alergi disamping memiliki kemampuan yang baik dalam mengontrol peradangan di tubuh dan memperbaiki kerusakan sel," kata Rusdy.


"Kemampuan stem cell dalam mengontrol peradangan dan memperbaiki kerusakan sel paru ini yang diduga berperan dalam pengobatan stem cell pada pasien COVID-19," sambungnya.


Ia menjelaskan praktik stem cell pada COVID-19 saat ini masih dalam penelitian. Sehingga disebut sebagai pelayanan berbasis penelitian.


"Penelitian di luar negeri menunjukkan ada peningkatan survival. Jadi pasien lebih mungkin hidup apabila di terapi stem sel sebanyak 2,2 kali lipat. Kemudian pasien juga bisa lebih cepat pulih," jelasnya.


Ia menjelaskan terapi stem cell berbeda dengan terapi plasma kovalesen. Jika dalam terapi plasma konvalesen yang diambil adalah plasma dari orang yang sudah terinfeksi maka Dalam terapi stem cell mengambil dari orang normal.

"Jadi ada donor. Bayi begitu, punya tali pusat, terus didonorkan. Donornya normal, artinya tidak ada penyakit-penyakit yang signifikan pada pasien tersebut apalagi penyakit COVID-19 tidak ada," urainya.


"Ada syaratnya, antara lain harus bebas dari beberapa penyakit. Ada mekanisme skriningnya jadi harus bebas dari infeksi-infeksi, seperti HIV, hepatitis, tuberkolosis dan sebagainya," sambungnya.


Selain donor, penerima terapi stem cell ini juga harus memenuhi beberapa persyaratan.


"Yang kita pastikan pasien fungsi ginjal dan hatinya baik. Tidak boleh punya riwayat kanker. Lalu mereka yang kena COVID-19 derajat berat. (Derajat) Ringan hingga sedang tidak kita masukkan. Tujuannya agar yang sudah berat tidak sampai masuk ke kritis," pungkasnya.

https://maymovie98.com/movies/the-mummy-tomb-of-the-dragon-emperor/