Selasa, 02 Februari 2021

Nasib Huawei di Pemerintahan Joe Biden Bakal Tetap Susah

  Awalnya nasib Huawei dianggap bakal lebih baik setelah Joe Biden naik jadi Presiden Amerika Serikat, namun tampaknya nasib mereka bakal sama saja seperti saat Donald Trump yang menjabat.

Hal ini diketahui dari pernyataan Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki, yang menyatakan bahwa pemerintah AS bakal melindungi jaringan telekomunikasi mereka dari perusahaan tidak terpercaya seperti Huawei.


"Peralatan telekomunikasi yang dibuat oleh vendor yang tidak terpercaya, seperti Huawei, merupakan ancaman bagi keamanan AS dan sekutu kami," ujar Psaki, seperti dikutip detikINET dari Reuters, Senin (1/2/2021).


"Kami akan memastikan bahwa jaringan telekomunikasi AS tidak menggunakan peralatan dari vendor tidak terpercaya dan kami akan bekerja sekutu untuk mengamankan jaringan telekomunikasi mereka," tambahnya.


Huawei sendiri belum mengeluarkan pernyataan resminya untuk menanggapi pernyataan dari Psaki ini.


Seperti diketahui, nasib Huawei bisa dibilang sangat buruk saat AS dipimpin oleh Donald Trump. Mereka dimasukkan dalam Entity List, daftar hitam yang berisi perusahaan yang tak boleh berbisnis dan bekerja sama dengan perusahaan asal AS, juga tak boleh menggunakan teknologi yang dibuat oleh perusahaan asal AS.


Hal ini membuat Huawei tak bisa menggunakan banyak komponen buatan perusahaan AS untuk produk buatannya. Bahkan peralatan telekomunikasi buatan Huawei pun tak boleh digunakan di AS dan sejumlah negara sekutunya.


Saat Biden memenangkan Pilpres AS mengalahkan Trump, ada yang berpendapat nasib Huawei bisa saja berubah. Namun dengan pernyataan dari Psaki di atas, sepertinya nasib mereka bakal sama saja seperti saat Trump menjabat.

https://nonton08.com/movies/hatchet-ii/


Pasca Kudeta Militer, Internet di Myanmar Berangsur Pulih


Ketika militer menahan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi, internet di negara itu dimatikan. Kini koneksi internet pelan-pelan dibuka kembali.

NGO kebebasan internet yang berbasis di London, Inggris yaitu NetBlock seperti dilihat detikINET melaporkan pada Senin (1/2/2021) bahwa jaringan internet di Negeri Seribu Pagoda dipulihkan bertahap. Koneksi internet kini sudah naik ke kondisi 75% dari level normal.


"Layanan internet di Myanmar sudah dipulihkan sebagian pada siang hari, dengan pengguna mengetahui kondisi politik baru dan kondisi darurat yang diumumkan militer. Data jaringan menunjukkan konektivitas kembali ke 75% dari level normal," kata NetBlocks dalam pengumuman di Twitter.


Dilansir dari TechCrunch, blokir internet oleh pihak militer dilakukan terhadap Myanma Posts and Telecommunications (MPT) milik pemerintah dan Telenor milik swasta.


Influencer Aye Min Thant, mantan wartawan Reuters dan kini jadi pengajar teknologi di Myanmar Innovation Lab Phandeeyar dalam tweetnya yang dilihat detikINET mengabarkan tidak bisa menggunakan Signal dan Telegram dari sejak semalam. Pada siang hari waktu setempat dia mengabarkan layanan internet Telenor sudah pulih kembali.


Sebelumnya, Myo Nyunt, juru bicara Partai Liga Demokrasi Nasional (NLD) yang menaungi Suu Kyi dan kini berkuasa di Myanmar, membenarkan kabar penahanan Suu Kyi oleh militer Myanmar. Myo Nyunt menuturkan bahwa Suu Kyi dan beberapa tokoh senior pemerintahan lainnya ditahan di ibu kota Naypyitaw. Salah satu tokoh senior yang ditahan adalah Presiden Myanmar, Win Myint.


Setelah itu Militer Myanmar menetapkan keadaan darurat dan mengumumkan pihaknya mengambil alih kekuasaan atas pemerintah Myanmar selama 1 tahun. Kekuasaan diserahkan kepada Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing.

https://nonton08.com/movies/hatchet/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar