Jumat, 05 Februari 2021

Wamenkes: Belum Ada Varian Baru Corona Inggris di Indonesia

 Wakil Menteri Kesehatan dr Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan bahwa varian baru virus Corona yang ditemukan di Inggris, belum ditemukan di Indonesia. Hal ini diungkapkan setelah melakukan evaluasi di beberapa tempat di Indonesia.

"Mutasi yang kami evaluasi, sampai saat ini belum ada mutasi varian yang berasal dari UK (Inggris)," kata dr Dante dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (3/2/2021).


dr Dante juga mengatakan ada beberapa hal yang mendasari evaluasi terkait mutasi ini harus dilakukan. Mulai dari untuk mengetahui pola sensitivitas hingga pola penyebarannya.


"Kenapa kita perlu melakukan evaluasi dari mutasi tersebut? Pertama, kita ingin mengetahui pola apakah sensitivitas terhadap pemeriksaan PCR itu berubah," jelas dr Dante.


"Kemudian, apakah pola penyebaran tersebut berubah dan apakah kesakitan dari pola tersebut berubah, sehingga pendekatan implementatif dalam hal pengobatan itu menjadi lebih efektif lagi," lanjutnya.


Selanjutnya, dr Dante juga mengatakan varian baru Corona ini menjadi salah satu intervensi untuk melakukan riset-riset dalam pendeteksian dini. Pendeteksian ini dilakukan untuk menemukan kemungkinan adanya perubahan-perubahan yang bisa menyebabkan pandemi COVID-19 ini semakin berkepanjangan.

https://nonton08.com/movies/midnight-special/


Hari Kanker Sedunia: Dampak COVID-19, Pasien Jadi Takut ke RS


Tepat hari ini, dunia merayakan Hari Kanker Sedunia mengangkat subtema "Together, all our actions matter". Di tengah pandemi COVID-19 yang belum mereda, perjuangan pasien kanker semakin berat. Pasien harus menghadapi risiko terinfeksi, hingga risiko kematian yang meningkat.

Wakil Menteri Kesehatan dr Dante Saksono Harbuwono menyebutkan, kanker adalah penyebab kematian terbanyak kedua setelah gagal jantung.


Di tengah pandemi COVID-19, angka pasien kanker di rumah sakit pada 2020 memang tercatat menurun dari total kasus di 2019.


Akan tetapi, penurunan tersebut tidak sesuai dengan jumlah kasus di Indonesia. Pasalnya, banyak penyintas kanker terpaksa tidak menjalani pengobatan di rumah sakit lantaran harus meminimalkan aktivitas di luar rumah semasa pandemi COVID-19.


"Kasus kanker semakin banyak, tapi karena pandemi di 2020 ini, banyak pasien kanker yang seharusnya dilayani menjadi tidak ingin berobat ke rumah sakit sehingga angka pelayanannya turun. Saya yakin, sebenarnya angka kanker masih meningkat di Indonesia," jelasnya dalam Webinar World Cancer Day 2021 Vaksin COVID-19 dan Kanker, Kamis (4/2/2021).


Koordinator Pelayanan Kanker Terpadu (PKaT) RSCM Prof Dr dr Soehartati A Gondhowiardjo memaparkan, pasien kanker lebih rentan terinfeksi COVID-19. Terlebih untuk pasien stadium lanjut dan lanjut usia, risiko masalah akibat COVID-19 jauh lebih besar.


Sebagai salah satu jenis penyakit tidak menular, pengatasan kanker lebih kompleks. Soehartati menambahkan, Indonesia akan membutuhkan waktu yang lama untuk bisa menekan angka kasus kanker. Di tengah pandemi COVID-19, langkah prevensi harus menjadi prioritas.


"Penanganan paling tepat adalah prevensi. Dalam 10 - 20 tahun kalau kita buka lebar-lebar health promotion dan prevention seperti di Australia, kejadian kanker akan sangat menurun. Tidak bisa diharapkan dalam 1 - 2 tahun, bahkan 5 tahun pun belum tentu bisa," terangnya.


Seiring Hari Kanker Sedunia, Soehartati kembali menegaskan pentingnya upaya pencegahan kanker menjadi prioritas bersama.


"Jadilah cerdik untuk mencegah kanker dan sosialisasikan Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) karena terdapat hal-hal yang bisa memutus rantai penyebaran COVID-19. Pandemi belum berlalu, jadi kita harus melakukan yang terbaik." pungkasnya.

https://nonton08.com/movies/asako-in-ruby-shoes/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar