Rabu, 10 Februari 2021

Alasan Erick Minta Garuda Kembalikan 12 Bombardier: Ada Aroma Suap

 Menteri BUMN Erick Thohir meminta manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk melakukan efisiensi karena dampak pandemi COVID-19. Salah satunya ialah meminta Garuda untuk mengembalikan 12 pesawat Bombardier CRJ 1000 dengan mengakhiri kontrak operating lease pada Nordic Aviation Capital (NAC) yang jatuh tempo pada 2027.

Erick mengatakan, Garuda merupakan salah satu maskapai yang mengeluarkan biaya besar untuk pesawat.


"Jadi efisiensi menjadi kunci, efisiensi di segala lini. Yang tidak kalah pentingnya dari data-data kita lihat bahwa Garuda itu salah satu perusahaan penerbangan yang leasingnya paling tinggi dunia, cost daripada leasingnya 27%," katanya dalam konferensi pers, Rabu (10/2/2021).


Maka itu, ia memutuskan untuk mengembalikan 12 pesawat Bombardier.


"Saya dengan tegas, Pak Irfan (Dirut Garuda) hadir di sini, Pak Irfan dengan manajemen sangat mendukung kita memutuskan untuk mengembalikan 12 pesawat Bombardier CRJ 1000 untuk mengakhiri kontrak kepada Nordic Aviation Capital (NAC) yang jatuh temponya 2027," paparnya.


Erick juga meminta untuk melakukan negosiasi early payment settlement contract financial lease atau pembayaran lebih cepat pada 6 pesawat jenis yang sama dari Export Development Canada (EDC) yang jatuh tempo 2024.


Erick menambahkan, keputusan untuk mengembalikan pesawat itu juga menimbang tata kelola perusahaan yang baik.


"Di mana juga melihat dari keputusan KPK Indonesia dan penyelidikan Serious Fraud Office Inggris terhadap indikasi pidana suap dari pihak pabrikan kepada oknum pimpinan Garuda saat proses pengadaan tahun 2011," terangnya.

https://nonton08.com/movies/tiger-in-the-smoke/


Kebut Tracing COVID-19, Kemenkes Gunakan Rapid Test Antigen untuk Diagnosis


Pemerintah tengah menggencarkan penelusuran kasus COVID-19 untuk memutus rantai penularan infeksi. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan ke depannya, penelusuran kontak erat kasus konfirmasi positif akan menggunakan rapid test antigen.

"Rapid tes antigen ini digunakan untuk kepentingan epidemiologi, jadi untuk diagnosis. Jangan sampai kemudian antigen ini digunakan untuk perjalanan jadi harus dipastikan pemeriksaan antigen ini digunakan untuk epidemiologi," kata dr Nadia dalam konferensi pers Kemenkes, Rabu (10/2/2021).


Penelusuran kontak dengan swab antigen disebut akan lebih banyak menjaring kasus konfirmasi, terutama mereka yang positif tanpa gejala. Jika sebelumnya pencarian kontak erat hanya berkisar 5-10 orang, dengan swab antigen diharapkan penelusuran kontak akan lebih luas dengan sasaran 20-30 orang.


"Kalau positif dalam pemeriksaan rapid antigen, hasilnya sama dengan RT PCR dan akan dilaporkan sebagai kasus positif," sebutnya.


Apabila dalam pemeriksaan kontak dengan rapid antigen mendapat hasil negatif, tetap harus dilakukan pengulangan dengan RT PCR. Bagi daerah yang sulit akses pemeriksaan RT PCR, maka konfirmasi ulang bisa dilakukan dengan rapid antigen dalam kurun waktu kurang dari 24 jam.


"Dengan penggunaan rapid antigen maka tes bisa kita lakukan secara masif dan akan mempercepat tracing. Kalau tracing bisa optimal maka kita bisa memutuskan rantai penularan dgn isolasi," pungkasnya.

https://nonton08.com/movies/tiger-house/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar