Rabu, 10 Februari 2021

Kebut Tracing COVID-19, Kemenkes Gunakan Rapid Test Antigen untuk Diagnosis

 Pemerintah tengah menggencarkan penelusuran kasus COVID-19 untuk memutus rantai penularan infeksi. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan ke depannya, penelusuran kontak erat kasus konfirmasi positif akan menggunakan rapid test antigen.

"Rapid tes antigen ini digunakan untuk kepentingan epidemiologi, jadi untuk diagnosis. Jangan sampai kemudian antigen ini digunakan untuk perjalanan jadi harus dipastikan pemeriksaan antigen ini digunakan untuk epidemiologi," kata dr Nadia dalam konferensi pers Kemenkes, Rabu (10/2/2021).


Penelusuran kontak dengan swab antigen disebut akan lebih banyak menjaring kasus konfirmasi, terutama mereka yang positif tanpa gejala. Jika sebelumnya pencarian kontak erat hanya berkisar 5-10 orang, dengan swab antigen diharapkan penelusuran kontak akan lebih luas dengan sasaran 20-30 orang.


"Kalau positif dalam pemeriksaan rapid antigen, hasilnya sama dengan RT PCR dan akan dilaporkan sebagai kasus positif," sebutnya.


Apabila dalam pemeriksaan kontak dengan rapid antigen mendapat hasil negatif, tetap harus dilakukan pengulangan dengan RT PCR. Bagi daerah yang sulit akses pemeriksaan RT PCR, maka konfirmasi ulang bisa dilakukan dengan rapid antigen dalam kurun waktu kurang dari 24 jam.


"Dengan penggunaan rapid antigen maka tes bisa kita lakukan secara masif dan akan mempercepat tracing. Kalau tracing bisa optimal maka kita bisa memutuskan rantai penularan dgn isolasi," pungkasnya.

https://nonton08.com/movies/uncle-john/


Tak Hanya Cegah Alergi, Ini Manfaat Air Purifier Bagi Kesehatan


Polusi udara tidak hanya berasal dari asap dan debu di jalan raya atau ruang terbuka saja. Namun, partikel polusi udara rupanya juga terdapat di dalam ruangan, yang justru tanpa disadari 2 hingga 5 kali lebih berbahaya dari polusi di luar.

Studi yang dilakukan oleh Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat atau The U.S Environemental Protection Agency (EPA) menunjukkan bahwa polusi udara dalam ruangan menjadi salah satu faktor penyebab gangguan kesehatan.


Berdasarkan hasil studi tersebut, 1 dari 13 anak sekolah menderita asma yang dipicu oleh alergen dalam ruangan seperti tungau, debu, dan jamur. Selain itu, tingginya polutan udara dalam ruangan bisa menyebabkan sakit kepala, gangguan pernapasan, bahkan meningkatkan risiko kematian dari penyakit jantung dan stroke.


Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir polutan udara dalam ruangan, yaitu dengan menggunakan air purifier atau pembersih udara. Air purifier merupakan alat yang terdiri dari beberapa filter dan kipas, dan efektif untuk mengubah udara kotor jadi udara bersih dengan menghisap dan menyaring udara di ruangan.


Melansir dari beragam sumber, berikut manfaat air purifier bagi kesehatan :


1. Mencegah Alergi dan Asma


Mengutip dari Washington Post, fungsi dari air purifier antara lain menyaring polutan udara seperti bulu dan serbuk sari pemicu alergi. Selain itu, air purifier juga terbukti mampu mengurangi gejala asma berdasarkan studi dari American Academy of Allergy, Asthma and Immunology tahun 2018.


2. Menetralkan Asap dan Bau Tidak Sedap


Hampir seluruh kegiatan di dalam rumah menghasilkan senyawa berbahaya, mulai dari memasak hingga bersih-bersih. Senyawa tersebut dinamakan Volatile Organic Compound atau VOC, yang umumnya terdapat pada cat, furnitur, dan cairan pembersih, dan lain-lain.


Apabila bau dan asap dari VOC dihirup terus-menerus dalam ruangan dengan sirkulasi udara yang buruk, bisa menyebabkan gangguan pernapasan hingga kanker nasofaring. Dengan menggunakan air purifier yang dilengkapi filter karbon aktif, asap, bau tidak sedap, hingga VOC bisa berkurang.

https://nonton08.com/movies/hampstead-theatre-at-home-tiger-country/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar