Senin, 08 Februari 2021

Miris! Tak Ngaku Kena COVID-19, Wanita Ini Tulari Sekeluarga dan Meninggal

 Satu keluarga di Venezuela meninggal dunia akibat tertular virus Corona dari salah seorang anggota keluarga yang tak jujur. Sudah tahu mengidap COVID-19, tapi tidak mengisolasi diri dan akhirnya menularkan ke anggota keluarga yang lain.

Kisah ini bermula dari seorang wanita bernama Verónica García Fuentes (36) yang dinyatakan positif COVID-19 pada Desember lalu. Saat terinfeksi virus Corona, ia mengalami gejala demam.


Namun, ia malah berbohong kepada keluarganya. Fuentes beralasan kepada suami dan anaknya kalau dirinya hanya mengidap flu berat, bukan COVID-19.


Dikutip dari Newsweek, Fuentes merahasiakan diagnosis positif COVID-19 karena ketakutan. Dilaporkan, ia dinyatakan positif terinfeksi virus Corona pada pertengahan Desember.


Namun, ia baru memberitahu suaminya soal diagnosa positif COVID-19 pada akhir Desember. Hingga akhirnya, kondisi Fuentes semakin memburuk di bulan Januari dan mengalami pneumonia, sehingga harus dirawat di rumah sakit.


Sang suami, José Antonio (33), dan ketiga anaknya pun menjalani rapid test dan hasilnya non-reaktif. Namun, dua minggu kemudian, ia dan anak-anaknya dinyatakan positif COVID-19.


Meski pada awalnya Antonio dan ketiga anaknya tidak mengalami gejala COVID-19, namun kondisinya kian memburuk. Hingga akhirnya, seminggu kemudian pasangan suami-istri ini meninggal dunia.


Tak hanya itu, ketiga anaknya pun dilaporkan meninggal dunia pada akhir Januari.


Akibat adanya kejadian ini, otoritas kesehatan di Venezuela mengimbau kepada warganya untuk tidak menganggap remeh COVID-19 dan selalu melakukan pencegahan dengan menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker.


Para ahli pun mengingatkan bahwa kasus asimptomatik atau tanpa gejala harus tetap diwaspadai. Pasalnya, beberapa kasus dilaporkan tanpa sadar mengalami gejala ringan hingga fatal, padahal sebelumnya tak mengeluhkan gejala apa pun.

https://nonton08.com/movies/the-remains/


5 Hal yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Bercinta, Mudah Stres Salah Satunya


Berhubungan seksual merupakan salah satu kebutuhan bagi pasangan suami istri. Seks memiliki efek positif bagi tubuh, seperti membuat seseorang menjadi lebih bahagia dan sehat.

Tapi bagaimana jika Anda dan pasangan tidak bercinta dalam waktu yang lama?


Hubungan seksual memberi pasangan banyak sentuhan dan sentuhan kulit-ke-kulit dan dapat membantu mengatur suasana hati satu sama lain melalui pelepasan hormon oksitosin yang membuat perasaan nyaman.


Ahli kesehatan seks Dr Lauren Streicher mengatakan seks dapat membantu meningkatkan semangat melalui endorfin yang meningkatkan suasana hati. Tanpa manfaat dari peningkatan alami ini, Anda mungkin cenderung merasa sedih, tetapi itu tidak berarti Anda akan mengalami depresi klinis.


Dikutip dari berbagai sumber, berikut hal yang terjadi pada tubuh ketika seseorang berhenti melakukan hubungan seks.


1. Kehilangan libido

Saat seseorang memutuskan berhenti berhubungan seks, efek awal yang mungkin dirasakan adalah kehilangan gairah seks. Bagi beberapa orang yang menahan diri dari seks, mereka akan mulai merasa lebih lesu dan kurang memiliki hasrat untuk bercinta.


2. Mudah merasa sedih

Hubungan seksual memberi pasangan banyak sentuhan kulit yang membantu mengatur suasana hati satu sama lain. Saat berhubungan seks tubuh akan melepaskan hormon oksitosin yang membuat perasaan nyaman.


Tanpa manfaat dari peningkatan alami ini, seseorang yang berhenti melakukan hubungan seks mungkin akan cenderung mudah merasa sedih. Namun, sebuah studi menemukan kurangnya aktivitas seksual tidak menyebabkan depresi.


3. Susah tidur

Tanpa seks, Anda akan kehilangan hormon yang mendorong tidur nyenyak, seperti prolaktin dan oksitosin. Pada wanita, dorongan estrogen saat berhubungan seks membantu untuk tidur. Jika Anda memutuskan ingin mulai berhubungan seks lagi, tidur malam yang nyenyak akan membuat Anda merasa lebih bergairah.


4. Mudah stres

Salah satu efek psikologis lain dari berhenti seks adalah seseorang akan mudah mengalami stres. Sebuah penelitian kecil dari Skotlandia menunjukkan bahwa reaktivitas tekanan darah terhadap stres lebih rendah di antara orang-orang yang pernah berhubungan seks dibandingkan mereka yang tidak.


5. Mengalami kram menstruasi yang lebih parah

Nyatanya, seks dapat membantu meringankan kram selama menstruasi. Meskipun belum dipelajari dengan baik, Dr Streicher mengatakan alasannya masuk akal.


"Rahim adalah sebuah otot dan banyak wanita akan mengalami kontraksi rahim saat mereka orgasme, yang akan menyebabkan darah keluar lebih cepat, yang pada gilirannya akan mengurangi kram menstruasi," ujar Dr Streicher.


Saat wanita mulai untuk memutuskan tidak berhubungan seks, mungkin kram menstruasi yang dirasakan akan lebih parah.

https://nonton08.com/movies/the-night-clerk/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar