Senin, 24 Mei 2021

Ada 10 Klaster Corona Periode Ramadhan-Lebaran di Jawa, Ini Rinciannya

 Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas COVID-19, Dewi Nur Aisyah mencatat sedikitnya ada 10 klaster Corona yang terjadi selama kegiatan Ramadhan dan Lebaran 2021 di Pulau Jawa. Total warga yang positif Corona adalah 369 orang.

Dewi menjelaskan sejumlah klaster Corona ini terdiri dari klaster tarawih, halal bihalal, hingga pemudik.


"Ada beberapa klaster yang mulai bermunculan, pertama terkait dengan klaster tarawih, salah satunya di Pati, Malang, Banyuwangi, dan Banyumas," kata Dewi dalam rapat koordinasi Satgas COVID-19, Minggu (23/5/2021).


"Di Banyumas bahkan ada di tiga lokasi desa, dengan berbagai macam jumlah penularan orangnya, paling banyak di Banyuwangi," lanjutnya.


Kemudian klaster halal bihalal yang ditemukan di kawasan DKI Jakarta. Ini terjadi di dua RT (rukun tetangga) di Cilangkap, Jakarta Timur.


"Kita harus antisipasi dengan kenaikan klaster keluarga dalam beberapa hari atau pekan ke depan, karena salah satu potensi penularan yang terjadi adalah klaster halal bihalal," jelas Dewi,


Terakhir klaster pemudik yang ditemukan di Pati, Jawa Tengah, dan klaster pelaku perjalanan di Bogor, Jawa Barat.


Berikut rincian 10 klaster Corona di Pulau Jawa selama kegiatan Ramadhan dan Lebaran 2021, yang telah tercatat oleh Satgas COVID-19.


1. Klaster tarawih di Pati

Lokasi: Perumahan RSS Sidokerto

Total kasus: 56 orang.

2. Klaster tarawih di Banyumas

Lokasi: Desa Tanggeran

Total kasus: 7 orang.

3. Klaster tarawih di Banyumas

Lokasi: Desa Karangcegak

Total kasus: 33 orang.


4. Klaster tarawih di Banyumas

Lokasi: Desa Pekaraja

Total kasus: 45 orang.

5. Klater tarawih di Malang

Lokasi: Perumahan Bukit Hijau dan Permata Hijau

Total kasus: 21 orang.

6. Klaster tarawih di Banyuwangi

Lokasi: Dusun Yudomulyo

Total kasus: 62 orang (6 meninggal dan 7 dirawat di rumah sakit).

7. Klaster Halal Bihalal di Jakarta Timur

Lokasi: RT 03, RW 03, Kelurahan Cilangkap

Total kasus: 51 orang.

8. Klaster Halal Bihalal di Jakarta Timur

Lokasi: RT 06, RW 03, Kelurahan Cilangkap

Total kasus: 30 orang.

9. Klaster pemudik di Pati

Total kasus: 39 orang.

10. Klaster pelaku perjalanan di Bogor

Lokasi: Perumahan Griya Melati

Total kasus: 25 orang.

https://nonton08.com/movies/pandas-the-journey-home-2/


Kenapa 42 Nakes Kontak Erat ABK India Masih Bisa Terinfeksi Corona?


Sebanyak 42 tenaga kesehatan (nakes) di Cilacap, Jawa Tengah, terkonfirmasi positif Corona. Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah (Kadinkes Jateng) Yulianto menjelaskan ini berkaitan dengan pengembangan kasus 13 anak buah kapal (ABK) dari India yang terinfeksi varian Corona B1617.2.

"Kapal ini mengangkut gula rafinasi asal India ke Cilacap, Jateng, yang miliknya dari India. Dan ini secara periodik ini melakukan pengiriman masuk bahan gula rafinasi dari India," tutur Yulianto dalam konferensi pers Minggu (23/5/2021).


"Setelah itu kita melakukan tracing terhadap nakes-nakes yang kontak dengan ABK tersebut. Kita tenggarai ada 179 nakes yang kontak dengan ABK dan ada 42 yang konfirmasi positif Corona," lanjutnya.


Berkaitan hal tersebut, sebagian orang penasaran mengapa nakes yang seharusnya memiliki alat pelindung diri (APD) lengkap dan sudah divaksinasi masih bisa terinfeksi.


Ahli penyakit paru-paru sekaligus guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Profesor Tjandra Yoga Aditama, mengatakan positifnya nakes di Cilacap bisa karena beberapa faktor.


Pertama bisa jadi ini berkaitan dengan karakteristik varian Corona B1617 yang bersifat mudah menular.


"Ini varian baru B1617.2 yang merupakan VoC (variant of concern) WHO dan salah satu karakteristiknya memang mudah menular. Akan baik kalau nakes yang positif dan juga keluarganya dicek juga apakah memang mereka tertular varian B1617.2, kalau iya maka makin memperkuat," ungkap Prof Tjandra pada detikcom, Senin (24/5/2021).


Penjelasan berikutnya tidak pernah ada jaminan bahwa vaksin dan APD bisa 100 persen mencegah infeksi. Hal yang perlu diketahui adalah bahwa risiko infeksi tersebut bisa dibuat seminimal mungkin dengan upaya pencegahan.


"Tentang vaksin kan memang kita ketahui bahwa masih mungkin tertular tetapi tidak berat. Apalagi ini varian baru yang muncul sesudah vaksin diproduksi, jadi masih kita tunggu data efikasi terakhirnya," pungkas Prof Tjandra yang menyampaikan semua orang harus waspada terhadap varian baru Corona.

https://nonton08.com/movies/silence-of-the-grave/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar