Kamis, 20 Mei 2021

Apple Didenda Rp 173 Miliar Gara-gara Monopoli

 Badan antimonopoli Rusia (Federal Antimonopoly Service - FAS) mendenda Apple sebesar USD 12 juta atau sekitar Rp 173 miliar karena masalah monopoli.

FAS mulai menginvestigasi Apple setelah menerima keluhan dari Kaspersky Lab pada Maret 2019. Menurut perusahaan keamanan siber itu, Apple memaksa untuk membatasi fungsionalitas di aplikasi Safe Kids milik Kaspersky, tepatnya setelah Apple menambahkan fitur Screen Time di iOS 12.


Denda ini muncul hampir bersamaan dengan langkah Uni Eropa untuk menjatuhkan hukuman sejenis pada Apple, yang berdasar pada laporan dari Spotify pada Maret 2019 terkait potongan 30% dari transaksi pembelian in-app di App Store.


Menurut Spotify, hal tersebut memberikan keunggulan terhadap layanan streaming lagu milik Apple. Masalah serupa tapi tak sama juga terjadi terhadap aplikasi lain, seperti Kidslox dan Qustodio, keduanya merupakan aplikasi kontrol parental.


Dalam pernyataannya, FAS memerintahkan Apple untuk mengambil langkah yang memastikan kalau aplikasi mereka bakal bersaing secara adil dengan aplikasi lainnya, juga memastikan kalau developer aplikasi kontrol parental bisa mendistribusikan software mereka tanpa batasan fitur.


Namun Apple mengaku tak setuju terhadap putusan pihak regulator tersebut dan mengaku akan naik banding terhadap putusan tersebut, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Sabtu (1/5/2021).


"Kami sudah bekerja sama dengan Kaspersky untuk memastikan agar aplikasi mereka bisa mematuhi aturan yang dibuat untuk menjaga keamanan anak-anak," ujar juru bicara Apple.


"Kini mereka punya 13 aplikasi di App Store dan kami sudah memproses ratusan pembaruan mereka," tambahnya.


Sebelumnya Apple berkilah kalau pembatasan fitur itu dilakukan karena mereka menggunakan teknologi Mobile Device Management (MDM), yang sebenarnya ditujukan untuk dipakai oleh perusahaan besar yang ingin mengontrol perangkat-perangkatnya.


Menurut Apple penggunaan teknologi tersebut untuk aplikasi kelas consumer sangatlah berisiko karena bisa saja membuat aplikasi tersebut diretas.

https://tendabiru21.net/movies/triad-story/


Tokopedia Ungkap 5 Program Pengembangan Talenta Digital RI


 Kebutuhan talenta digital di Indonesia meningkat seiring dengan perkembangan industri teknologi. Oleh sebab itu, perlu disiapkan SDM yang kompeten di bidang tersebut.

Pembentukan talenta digital yang kompeten salah satunya dilakukan Tokopedia. Marketplace dengan warna dominan hijau ini berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengasah talenta digital.


"Contohnya melalui Tokopedia Academy, wadah untuk mengasah talenta digital Indonesia demi mendorong terciptanya lebih banyak inovasi yang bisa mempermudah kehidupan masyarakat, dan secara umum memajukan industri teknologi dalam negeri," jelas Tokopedia Academy Lead Siti Fauziah dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/5/2021).


Setidaknya terdapat lima program di bawah naungan Tokopedia Academy yang mendukung perkembangan talenta digital Indonesia. Siti menyatakan program-program tersebut sekaligus menjadi bentuk dukungan Tokopedia terhadap dunia pendidikan di Indonesia.


Menjelang peringatan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei, Tokopedia menegaskan kembali lima program yang telah dan masih dijalankan saat ini.


1. Tokopedia Goes to Campus


Dalam program ini, sejumlah mahasiswa mengikuti sharing session bersama para ahli teknologi Tokopedia untuk mengasah keterampilan sebelum berkarir di perusahaan teknologi.


"Selama Februari-April 2021, tercatat ribuan peserta dari ratusan universitas di Indonesia maupun luar negeri mengikuti program ini," ulas Siti.

https://tendabiru21.net/movies/city-of-god/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar