Senin, 31 Mei 2021

Kasus Corona di Kudus 'Naik Luar Biasa', Imbas Mutasi Baru COVID-19?

 Kasus Corona di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, jadi sorotan. Pasalnya angka kenaikan Corona di sana disebut-sebut naik luar biasa.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin tengah mengambil langkah untuk menindaklanjuti kenaikan yang cukup besar di Kudus, salah satunya dengan menerapkan aturan mikro lockdown.


Selain itu, pihaknhya juga meminta dilakukan pemeriksaan genome sequencing pada pasien Corona di Kudus. Pemeriksaan ini guna mengetahui apakah lonjakan kasus di Kudus ada kaitannya dengan varian baru Corona.


"Kami meminta sampelnya untuk dilakukan genome sequencing, apakah lonjakan yang ada di Kudus ini disebabkan oleh adanya mutasi baru," ucap Budi.


Dugaan penyebab lonjakan kasus di Kudus

Ada banyak faktor yang diduga melatarbelakangi lonjakan kasus COVID-19 di Kudus. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Kudus, Ahmad Syaifuddin, mengatakan kurang disiplinnya masyarakat terhadap protokol kesehatan di masa libur Lebaran menjadikan kasus COVID-19 di sana meningkat tajam.


"Keramaian, kerumunan, mal ramai masjid semua ramai dan semua tidak mengindahkan protokol kesehatan. Sehingga pas hari lebaran banyak yang silahturahmi itu mulai kasus itu terjadi dan beruntun sebanyak itu," jelasnya.

https://kamumovie28.com/movies/fearless-hyena/


Titer Antibodi COVID-19 Fadli Zon 250, Tapi Sebenarnya Tidak Perlu Diukur


 Titer antibodi COVID-19 Fadli Zon berada di angka 250 setelah dua kali vaksin. Hal ini diungkapnya melalui cuitan Twitter akun pribadi, saat mengumumkan dirinya terpapar COVID-19.

"Di hari-hari menjelang 50 tahun, akhirnya saya terpapar COVID-19. Maret lalu sudah 2 kali vaksin, dan tes titer antibodi 250 (cukup baik). COVID-19 ini nyata ada," tulis Fadli.


Pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Utomo menegaskan tak ada gunanya masyarakat tes titer antibodi COVID-19 hanya untuk melihat seberapa tinggi antibodi pasca vaksinasi COVID-19. Hingga kini, tak ada ambang batas yang ditentukan berapa angka titer antibodi COVID-19 yang bisa dinilai tinggi atau cukup memproteksi diri dari Corona.


Terkecuali, bagi para pakar atau ahli yang memang melakukan uji klinis vaksin Corona. Titer antibodi COVID-19 tentu bisa terukur lantaran ada perhitungan yang dikumpulkan dari sejumlah relawan saat divaksinasi, hingga ditarik sebuah kesimpulan.


"Bukannya kenapa, karena harus ada uji klinis dari berapa ribu orang terus akhirnya nanti dilihat mana yang kena COVID-19 mana yang nggak, nanti angka itu dikonsolidasi, dikompilasi, oh misalkan kalau angkanya sekian, kemungkinan terkena gejala COVID-19 sekian persen," jelas Ahmad kepada detikcom Senin (31/5/2021).


"Kemenkes kan juga sudah mengeluarkan semacam statement bahwa masyarakat itu antibodi sendiri itu nggak usah, nggak ada gunanya, kecuali kalau mereka terlibat untuk partisipasi uji klinis. Fadli Zon nih misalnya dia lagi uji klinis vaksin Merah Putih," kata dia.


"Nah memang dia harus diukur karena nanti akan dicek, dari sekian ribu relawan yang positif antibodinya setelah berapa hari, berapa banyak," tutupnya.

https://kamumovie28.com/movies/the-chinese-ghostbuster/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar