Kamis, 27 Mei 2021

Kasus Corona di India Turun, Puncak Gelombang Tsunami Sudah Lewat?

  India dalam sebulan terakhir diketahui dilanda krisis gelombang tsunami COVID-19. Angka kasus harian pernah melebihi 400.000 dengan rekor kematian mencapai sekitar 4.500 per hari.

Namun, dalam beberapa hari terakhir kasus baru COVID-19 di India dilaporkan mulai turun. Bahkan untuk pertama kalinya pada hari Senin (24/5/2021), kasus baru turun di angka 200.000 sejak 14 April.


Sebagian ahli percaya data menunjukkan gelombang kedua COVID-19 di India sudah mulai reda. Hanya saja ada catatan bahwa kondisinya tidak sama untuk semua negara bagian.


Ini karena meski kasus Corona di beberapa kota besar sudah turun, tingkat kematian dan infeksi aktif masih relatif tinggi. Ada kekhawatiran virus sebetulnya menyebar luas di daerah, namun karena kemampuan pelacakan kasus yang terbatas jadi tidak terdeteksi.


"Cerita di tingkat nasional menutupi yang terjadi di daerah pedesaan India. Ini masih tidak terlihat," ungkap ahli model matematika Murad Banaji seperti dikutip dari AFP, Kamis (27/5/2021).


"Masyarakat desa seringnya tidak menghiraukan demam dan nyeri tubuh. Sebelum kerabat menyadari yang terjadi, pasien sudah meninggal duluan... Hanya ada testimoni kematian dan tangisan wanita dan anak-anak di pedesaan," komentar anggota LSM Vidya Dham Samiti, Raja Bhaiya.

https://trimay98.com/movies/jonah-hex/


Sekujur Tubuh Wanita Ini Bengkak karena 'Alergi Bekerja', Kok Bisa?


Caitlin Taylor, wanita pekerja bank berusia 30 tahun asal Inggris mengalami bengkak memerah di sekujur tubuh. Pemeriksaan yang ia jalani tak kunjung berbuah hasil. Rupanya, Caitlin alergi pada pekerjaan. Kok bisa?

"Benar-benar menakutkan. Saya terbangun dan tubuh saya dipenuhi ruam ini. Saya tidak bisa bernapas dan melihat dengan jelas. Tubuh saya terlihat seperti habis dibakar atau diserang oleh alien. Sakit sekali," katanya, dikutip dari Metro News UK, Kamis (27/5/2021).


Setiap hari Cailtin bekerja pukul 7.00-22.30. Ditambah, perjalanan kereta antara rumah dan kantor selama 1,5 jam setiap perjalanan.


Meski kondisinya terus-menerus memburuk, Caitlin tetap memaksakan tubuhnya bekerja. Seiring waktu, stres dan kecemasan ikut menggerogoti tubuhnya.


"Awalnya, saya benar-benar stres dan kecemasan merayap masuk. Kemudian kondisi tubuh saya memburuk. Ruam di kepala saya sangat parah. Kulit saya benar-benar bengkak," imbuhnya.


"Ketika saya bercermin, saya bisa melihat seluruh wajah saya bengkak. Apotek mengatakan itu adalah reaksi alergi dan memberi saya antihistamin, tetapi malah semakin parah dan menyebar ke seluruh leher lengan dan dada saya. Saya mulai mengalami serangan panik," lanjutnya.


Berdasarkan tes darah, Caitlin didiagnosis mengalami gejala alergi. Namun, dokter tak kunjung berhasil menemukan pemicunya. Ia dianjurkan untuk mengonsumsi obat steroid sehingga berat tubuh bertambah. Tak kunjung pulih, kepercayaandirinya malah ikut anjlok.


Setelah menjalani perawatan intens selama 3 minggu, dokter menduga alergi Caitlin dipicu oleh stres. Mengatasinya, dokter menyarankan Caitlin untuk perlahan mengurangi konsumsi obatnya.


Lantaran tak tahan lagi dengan kondisinya, Caitlin mengambil langkah nekat. Ia berhenti bekerja dan mencairkan seluruh tabungannya untuk berwisata. Mulai dari perjalanan romantis di Spanyol, bersenang-senang di Selandia Baru, Swedia, hingga belajar yoga di Bali.


"Saya meninggalkan semuanya dan tidak punya rencana. Saya takut, saya menangis ketika terbang keluar, tetapi saya memiliki waktu terbaik sepanjang perjalanan," kata Caitlin.


"Saya menemukan cara baru untuk hidup," pungkasnya.

https://trimay98.com/movies/the-covenant-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar