Rabu, 20 Januari 2021

Ada 28 Laporan Efek Samping Vaksin Corona di Indonesia, Ini Kata Komnas KIPI

 Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) telah menerima 28 laporan KIPI atau efek samping terkait vaksin Corona buatan Sinovac per Selasa (19/1/2021). Sejumlah laporan itu berasal dari seluruh wilayah Indonesia yang tengah melakukan vaksinasi COVID-19.

Menurut Ketua Komnas KIPI, Prof Dr dr Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K), MTropPaed, gejala efek samping yang dilaporkan masih dalam kategori ringan dan tidak berbahaya.


"Laporan yang masuknya pegal, nyeri di tempat suntikan, kemerahan, lemas, demam, mual, perubahan nafsu makan," kata Prof Hindra dalam diskusi virtual Forum Merdeka Barat 9 di YouTube, Rabu (20/1/2021).


"Jadi semua menunjukkan gejala yang sebagian besar tidak perlu pengobatan. Ada yang diberi obat, ada yang diobservasi. Namun, alhamdulilah mereka semua berakhir dengan happy ending, jadi sehat," jelasnya.


Prof Hindra menjelaskan kejadian KIPI ini umum terjadi saat pelaksanaan vaksinasi. Pasalnya, saat vaksin disuntikkan ke tubuh, vaksin dianggap sebagai 'benda asing' sehingga memicu reaksi di dalam tubuh.


"Jadi reaksi tubuh terhadap benda asing tentunya berbeda-beda pada setiap orang, ada yang ringan, ada yang sedang, ada yang berat," ujarnya.


Prof Hindra menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada satu pun dari 28 laporan tersebut yang mengalami gejala KIPI serius sampai perlu penanganan khusus.


"Yang disampaikan gejala-gejala yang sudah dilaporkan oleh jurnal-jurnal dari penelitian tempat lain dan di Bandung. Jadi semua bersifat ringan dan semua sehat dan tidak ada yang memerlukan perhatian khusus hingga saat ini," jelasnya.


Sebelumnya, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K Lukito, telah menjelaskan bahwa ada beberapa efek samping yang ditemukan selama uji klinis vaksin Corona Sinovac. Apa saja itu? Klik halaman selanjutnya.


Berdasarkan data yang didapat dari uji klinis, vaksin Corona Sinovac hanya menimbulkan efek samping ringan hingga sedang. Di antaranya sebagai berikut.


Efek samping lokal:

Nyeri

Indurasi atau iritasi

Kemerahan

Pembengkakan.

Efek samping sistemik:

Myalgia atau nyeri otot

Fatigue atau kelelahan

Demam.

Meski begitu, Penny menjelaskan bahwa efek samping vaksin Corona Sinovac ini tidaklah berbahaya dan bisa pulih kembali.


"Efek samping tersebut merupakan efek samping yang tidak berbahaya dan dapat pulih kembali. Secara keseluruhan, kejadian efek samping ini juga dialami pada subjek yang mendapatkan plasebo," jelas Penny dalam konferensi pers daring, Senin (11/1/2021).

https://cinemamovie28.com/movies/3rd-reich-mothers-in-the-name-of-the-master-race/


Viral Netizen Bandingkan Dexamethasone Vs Vaksin COVID-19, Ini Faktanya


Di media sosial Twitter ramai unggahan dari netizen yang membahas obat murah dexamethasone untuk pasien COVID-19. Ia mempertanyakan motivasi pemerintah membeli vaksin padahal ternyata sudah ada obat murah untuk COVID-19.

"Wah panas dingin ini pemain Vaksin, mana udah borong pula Ratusan juta vaksin baik dari China maupun tempat lain, ternyata obatnya Covid murah," ujar sang netizen yang menduga Menteri BUMN Erick Thohir melakukan korupsi lewat impor vaksin.


Unggahan itu disertai cuplikan berita di televisi tentang dexamethasone yang pada pertengahan 2020 lalu memang dikembangkan sebagai obat untuk pasien COVID-19 dengan gejala berat.


Komentar yang pertama kali diunggah pada 19 Januari tersebut kini sudah mendapat lebih dari 790 retweet dan disukai lebih dari 1,1 ribu pengguna.


Faktanya, dexamethasone memang dianggap sebagai salah satu terapi obat yang bisa diberikan untuk pasien COVID-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada bulan Oktober 2020 lalu menyebut dexamethasone bisa mengurangi angka kematian pada pasien dengan gejala parah.


Hanya saja WHO dan badan kesehatan lainnya menekankan bahwa dexamethasone adalah obat keras dan bukan untuk mencegah virus Corona. Selain itu tidak semua pasien yang diberikan dexamethasone pasti akan sembuh.


"Dexamethasone tidak dapat digunakan untuk pencegahan COVID-19," tulis Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI dalam keterangan tertulis bulan Juni lalu.


Pada saat dexamethasone diumumkan sebagai terapi untuk pasien COVID-19, pengembangan vaksin masih belum terlalu jauh. Kabar soal izin penggunaan darurat vaksin COVID-19 baru muncul di akhir tahun 2020.


Vaksin COVID-19 dalam hal ini bekerja sebagai pencegah terjadinya infeksi atau gejala COVID-19 yang berat dengan melatih sistem imun.

https://cinemamovie28.com/movies/dream-factory/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar