Rabu, 20 Januari 2021

Kasus COVID-19 Meledak, China Kembali Lockdown Beberapa Wilayah

 Ibu kota China, Beijing, pada Rabu (20/1/2021) mengatakan akan menyelidiki semua orang yang memasuki kota dan menutup stasiun kereta bawah tanah setelah melaporkan lonjakan harian terbesar kasus COVID-19 baru dalam lebih dari tiga minggu.

China kembali mengalami lonjakan kasus dan menjadi wabah domestik terburuk sejak Maret tahun lalu. Bahkan satu provinsi di timur laut mencatat rekor peningkatan harian tertinggi.


Komisi Kesehatan Nasional mengatakan ada total 103 kasus COVID-19 baru dilaporkan pada 19 Januari, turun dari 118 hari sebelumnya. Provinsi Jilin Timur Laut melaporkan 46 kasus baru, mencatat rekor lain dalam kasus harian, sementara provinsi Hebei di sekitar Beijing melaporkan 19 kasus baru.


Dikutip dari laman Reuters, otoritas lokal di timur laut China, tempat sebagian besar kasus baru berada, telah menerapkan kombinasi tindakan pencegahan. Termasuk di antaranya lockdown atau penguncian wilayah, pembatasan perjalanan, dan pengujian massal. Puluhan juta orang telah ditempatkan di rumah atau karantina terpusat di provinsi Hebei, Jilin dan Heilongjiang.


Kota Songyuan di Jilin pada hari Rabu memerintahkan penutupan wilayah perkotaan utama di bawah yurisdiksinya dan memulai pengujian massal. Harbin, ibu kota provinsi provinsi Heilongjiang, telah menutup sementara bisnis dan tempat umum seperti gym, kedai kopi, karaoke, dan lembaga keagamaan.


Pihak berwenang telah mengimbau orang-orang untuk menghindari perjalanan menjelang liburan dan menghindari pertemuan massal.

https://cinemamovie28.com/movies/losers-and-winners/


Ada 28 Laporan Efek Samping Vaksin Corona di Indonesia, Ini Kata Komnas KIPI


 Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) telah menerima 28 laporan KIPI atau efek samping terkait vaksin Corona buatan Sinovac per Selasa (19/1/2021). Sejumlah laporan itu berasal dari seluruh wilayah Indonesia yang tengah melakukan vaksinasi COVID-19.

Menurut Ketua Komnas KIPI, Prof Dr dr Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K), MTropPaed, gejala efek samping yang dilaporkan masih dalam kategori ringan dan tidak berbahaya.


"Laporan yang masuknya pegal, nyeri di tempat suntikan, kemerahan, lemas, demam, mual, perubahan nafsu makan," kata Prof Hindra dalam diskusi virtual Forum Merdeka Barat 9 di YouTube, Rabu (20/1/2021).


"Jadi semua menunjukkan gejala yang sebagian besar tidak perlu pengobatan. Ada yang diberi obat, ada yang diobservasi. Namun, alhamdulilah mereka semua berakhir dengan happy ending, jadi sehat," jelasnya.


Prof Hindra menjelaskan kejadian KIPI ini umum terjadi saat pelaksanaan vaksinasi. Pasalnya, saat vaksin disuntikkan ke tubuh, vaksin dianggap sebagai 'benda asing' sehingga memicu reaksi di dalam tubuh.


"Jadi reaksi tubuh terhadap benda asing tentunya berbeda-beda pada setiap orang, ada yang ringan, ada yang sedang, ada yang berat," ujarnya.


Prof Hindra menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada satu pun dari 28 laporan tersebut yang mengalami gejala KIPI serius sampai perlu penanganan khusus.


"Yang disampaikan gejala-gejala yang sudah dilaporkan oleh jurnal-jurnal dari penelitian tempat lain dan di Bandung. Jadi semua bersifat ringan dan semua sehat dan tidak ada yang memerlukan perhatian khusus hingga saat ini," jelasnya.


Sebelumnya, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K Lukito, telah menjelaskan bahwa ada beberapa efek samping yang ditemukan selama uji klinis vaksin Corona Sinovac. Apa saja itu? Klik halaman selanjutnya.

https://cinemamovie28.com/movies/the-band-of-honest-men/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar