Kamis, 28 Januari 2021

Teka-teki Narkoba Jenis Baru 'P-Fluoro Fori': Piperazine atau Fentanyl?

 Polresta Denpasar mengungkap narkoba jenis baru yang diamankan bersama selebgram Syiva Angel. Sebelum dipastikan sebagai P-fluorofenilpiperazin, jenis narkotika golongan I ini sempat disebut 'P-Fluoro Fori'.

Temuan narkoba jenis baru terungkap dalam jumpa pers bersama Kapolresta Denpasar Kombes Jensen Avitus Panjaitan, Senin (25/1/2021). Saat itu, ia menyebut narkoba jenis baru yang diamankan bernama P-Fluoro Fori.


Dalam struktur kimia, simbol 'P' menunjukkan posisi 'para' atau berseberangan (1 dan 4) pada cincin benzen. Sementara 'Fluoro' menandakan keberadaan unsur F atau fluor.


Petunjuk ini memunculkan berbagai spekulasi. Dalam daftar narkotika yang terlampir di UU 35/2009, ada berbagai senyawa yang memiliki gugus 'P-fluoro', sedangkan 'Fori' tidak memberikan petunjuk lebih lanjut.


Dikaitkan dengan Fentanyl

Salah satu jenis narkotika yang banyak dikaitkan dengan narkoba jenis baru 'P-Fluoro Fori' adalah 4'-fluoro-N-(1-fenetil-4piperidil) propionanilida atau para-fluorofentanil. Turunan dari obat pereda nyeri fentanyl ini ada di nomor 24 daftar narkotika golongan I di UU 35/2009.


Namun spekulasi ini tidak sesuai dengan keterangan Jensen berikutnya, yang menyebut 'P-FLuoro Fori' ada di nomor 183. Belakangan, Kasat Resnarkoba Polresta Denpasar AKP Mikael Hutabara meralat bahwa narkoba jenis baru yang dimaksud ada di lampiran Permenkes 22/2020.


Dipastikan turunan Piperazine

Peneliti dari Mental Health Addiction and Neurosience (IMAN), dr Hari Nugroho, memastikan narkotika yang dimaksud adalah nama pFPP atau 4-FPP, singkatan dari Para Fluro Phenylpiperazin. Merupakan narkoba jenis baru turunan dari piperazin khususnya phenylpiperazin dan tercantum di lampiran Permenkes 22/2020.


Narkoba jenis baru ini memiliki nama kimia 1-(p-Fluorofenil) piperazin atau para-Fluorofenilpiperazin atau p-Fluorofenilpiperazin.


"Turunan piperazine banyak disalahgunakan sebagai party pill selayaknya ekstasi oleh karena efeknya yang mirip amfetamine sekaligus ada efek halusinogenik," kata dr Hari kepada detikcom, Selasa (26/1/2021).


Efek pFPP menurut dr Hari sama seperti turunan piperazine lainnya, namun lebih 'mild'. Meski demikian, pemakaian dalam dosis besar dan dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan gangguan psikiatri maupun fisik.


"Seperti mencetuskan agitasi, kecemasan, insomnia halusinasi, maupun gangguan fisik Seperti gangguan jantung misal nya nyeri dada, serangan jantung, takikardi, atau hipertensi," ujarnya.


Narkoba jenis barupFPP umumnya dicampur dengan zat lain seperti ganja sintetik, katinona sintetik, turunan amfetamine atau kombinasi dengan turunan piperazine lainnya seperti BZP (benzylpiperazine).

https://movieon28.com/movies/the-club-3/


Simak, Ini Tanda-tanda Infeksi COVID-19 pada Mulut


 Gejala COVID-19 yang timbul akibat infeksi virus Corona bisa berbeda-beda pada setiap orang. Salah satu gejalanya, penyakit ini bisa menyebabkan peradangan di dalam mulut.

Dikutip dari Express UK, sebuah studi menemukan bahwa sebanyak 25 persen pasien COVID-19 mengalami peradangan di lidah atau benjolan di mulut mereka. Studi ini telah diterbitkan dalam British Journal of Dermatology.


Dalam penelitian tersebut, para peneliti melibatkan pasien COVID-19 dengan gejala ringan hingga sedang. Pasien-pasien ini dirawat antara tanggal 10-25 April 2020 di rumah sakit IFEMA, Madrid.


Para peneliti menemukan bahwa setidaknya 1 dari 4 pasien mengalami perubahan pada lidah mereka. Di antaranya yang paling umum adalah munculnya tonjolan-tonjolan kecil pada lidah atau pembengkakan pada papil lidah (transient lingual papillitis).


Selain itu, peneliti juga melaporkan sebanyak 6,9 persen pasien COVID-19 mengalami stomatitis aphtous atau kerap disebut sebagai sariawan. Sementara sebanyak 6,6 persen yang lain mengeluhkan peradangan pada lidah, yang menyebabkan lidah mereka menjadi bengkak dan kemerahan.


Kemudian, hampir 4 persen pasien COVID-19 dalam penelitian tersebut mengalami bercak-bercak putih di permukaan lidah mereka. Beberapa pasien pun mengeluhkan bibirnya menjadi sangat kering dan terasa perih.


Sementara itu, ahli epidemiologi dari King's College London, Profesor Tim Spector, pun mengatakan bahwa adanya peningkatan kasus orang yang terinfeksi Corona mengalami gejala yang tidak nyaman di mulutnya, seperti lidah yang terlapisi sesuatu.


Ia menjelaskan, 1 dari 5 orang yang terkena COVID-19 menunjukkan gejala yang kurang umum, seperti COVID tongue.


"Satu dari lima orang dengan COVID-19 mengalami gejala yang kurang umum dan tidak tercantum dalam daftar PHE resmi, seperti ruam kulit, Covid tongue, dan sariawan tak biasa di mulut," tulis Prof Spector dalam Twitter yang dikutip dari Metro UK, Jumat (15/1/2021).

https://movieon28.com/movies/the-club-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar