Sabtu, 08 Mei 2021

Kematian COVID-19 Jateng Capai 12 Ribu, Ganjar Ingatkan Soal Kumpul-kumpul

 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mencatat angka kematian kasus virus Corona atau COVID-19 di wilayahnya mencapai 12 ribu kasus.Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan pentingnya penerapan protokol kesehatan dan menjaga lansia.

"Sebenarnya vaksinasi perlu, protokol kesehatan perlu, disiplin perlu dan kita memang meminta agar orang tua kita para lansia dijaga. Karena rata rata kalau tidak, mereka yang lansia ya mereka yang komrobit, maka inilah yang kita lakukan pencegahan termasuk disiplin disiplin," paparnya.


Dia menegaskan bahwa disiplin dalam mengurangi angka kematian sangat penting. Maka dari itu pihaknya meminta dukungan masyarakat agar dapat menekan angka kematian akibat virus Corona atau COVID-19 di Jawa Tengah.


"Memang soal disiplin ini. Kan sesuai surveinya setiap hari menurun, kita minta dukungan masyarakat. Meskipun sudah divaksin tetep harus disiplin. Contoh tidak disiplinnya apa? Ya ini kumpul kumpul gini," ujarnya.


Sebelumnya diberitakan, Satgas Penanganan COVID-19 pusat menyebut Jawa Tengah kembali memiliki zona merah yaitu Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga. Namun data dari Satgas di Jawa Tengah menyebut justru Kabupaten Brebes yang masuk zona merah.


Perbedaan data memang beberapa kali terjadi antara Satgas daerah dan pusat. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan dari catatan terakhir, zona merah ada di Kabupaten Brebes.


"Satgas pusat selalu berbeda dengan kita, catatan kita yang terakhir kemarin kabupatennya Brebes," kata Ganjar di kantornya, Rabu (5/5).


Jika dilihat dari data kasus Corona per tanggal 7 Mei, kasus Corona di Brebes sebanyak 3.639 kasus. Kemudian ada 246 pasien dirawat, 2.999 sembuh, dan 394 meninggal. Dengan jumlah suspek 190.


Sedangkan Kota Salatiga yang sempat disebut zona merah, berdasarkan catatan Pemprov Jateng mencatat kasus Corona sebanyak 1.716 kasus. Di antara jumlah tersebut ada 61 pasien dirawat, 1.619 pasien sembuh, dan 36 pasien meninggal. Dengan jumlah suspek 55 kasus.


Kemudian dari jumlah kasus Corona di Jateng, tercatat ada sejumlah klaster yang muncul belakangan ini. Di antaranya klaster takziah, klaster ziarah, klaster tilik bayi, hingga klaster pondok pesantren (ponpes)

https://cinemamovie28.com/movies/all-i-need/


Eropa Analisa Laporan Munculnya GBS Usai Pemberian Vaksin AstraZeneca


Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) menganalisa kemungkinan munculnya kondisi langka Guillain-Barre syndrome (GBS) usai vaksinasi COVID-19 AstraZeneca. Hal serupa pernah dilaporkan juga di Indonesia.

Dikutip dari Reuters pada Sabtu (8/5/2021), EMA menyebut komite keamanan vaksin Vaxzevria yang akan menganalisa data AstraZeneca. Tidak disebutkan secara spesifik berapa jumlah kasus GBS dalam hal ini.


Dikutip dari laman CDC, GBS adalah kelainan langka saat sistem kekebalan tubuh merusak sel saraf dan menyebabkan kelemahan otot dan terkadang kelumpuhan. Meskipun penyebab pasti tidak sepenuhnya dipahami, sindrom ini sering kali terjadi setelah infeksi virus atau bakteri.


Di Indonesia kasus GBS usai pemberian vaksin AstraZeneca sempat ramai dilaporkan terjadi pada seorang guru honorer asal Sukabumi. Hanya saja menurut Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), tidak ada cukup bukti keterkaitan GBS dengan vaksin yang diberikan.


"Kesimpulan, belum cukup bukti untuk menyatakan adanya hubungan antara kelemahan anggota gerak dan keburaman mata dengan vaksinasi Covid-19. Diagnosa saat ini pada SA (31) adalah Guillain-Barre Syndrome atau GBS," kata Ketua Komisi Daerah (Komda) KIPI Jawa Barat Kusnandi Rusmil beberapa waktu lalu.


Investigasi dilakukan setelah bulan lalu EMA menemukan bahwa vaksin COVID-19 AstraZeneca dan Johnson & Johnson kemungkinan bisa memicu kasus pembekuan darah yang langka. EMA menyebut vaksin pada akhirnya tetap direkomendasikan karena manfaatnya dalam mencegah penyakit lebih besar daripada risiko efek samping.

https://cinemamovie28.com/movies/next-door-wife/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar