Kamis, 14 Januari 2021

Jadi Alasan Raffi Ahmad Copot Masker, Ini Risiko Penularan COVID-19 Saat Makan

 Artis sekaligus influencer Raffi Ahmad jadi sorotan karena disebut menghadiri pesta tanpa masker usai menerima vaksin Corona COVID-19. Raffi memberikan klarifikasi, minta maaf atas kelalaiannya dan berjanji akan berusaha lebih baik menaati protokol kesehatan.

Raffi menyebut saat itu sedang menghadiri acara yang diadakan di kediaman pribadi orang tua salah satu temannya. Ia melepas masker karena sedang makan, lalu berfoto.


"Kondisinya memang sebelum masuk rumahnya mengikuti protokoler. Tetapi pas di dalam kebetulan saya sedang makan, tidak pakai masker, dan ada yang foto," kata Raffi dalam video yang diunggah akun Instagram raffinagita1717 dan dikutip pada Kamis (14/1/2021).


Ahli menyebut ada beberapa titik lengah yang kadang tidak disadari oleh masyarakat rentan jadi pintu masuk infeksi COVID-19. Salah satunya adalah saat makan bersama dan berfoto tanpa pakai masker.


Kepala Dinas Kesehatan Boyolali, Ratri S Survivalina, pernah menjelaskan bahwa kegiatan makan bersama ini jadi pendorong tingginya kasus COVID-19 di keluarga dan tempat kerja.


"Karena pada waktu makan itu biasanya pada buka masker. Kemudian pada saat makan bersama di situ biasanya terjadi ngobrol ya dan itu ternyata disinyalir menjadi salah satu sumber penularan yang utama di klaster keluarga maupun di klaster tempat kerja," kata wanita yang akrab disapa Lina ini.


"Sehingga untuk mewaspadai penularan di klaster keluarga dan di tempat kerja ini sebaiknya untuk makan bersama itu mulai dihindari. Kalaupun memang tidak bisa dihindarkan itu posisinya supaya jangan berhadapan. Jadi makan bersama itu posisinya saling membelakangi, sehingga potensi penularan ini benar-benar bisa dihindarkan," imbaunya.

https://cinemamovie28.com/movies/children-of-men/


Jadi Gejala COVID-19 Khas, Berapa Lama Hilang Penciuman karena Corona?


 Hilang penciuman karena Corona atau anosmia jadi gejala COVID-19 paling khas. Berapa lama hilang penciuman karena Corona bertahan?

Meski berbeda-beda, pasien Corona umumnya baru sembuh dari anosmia di minggu kedua hingga minggu ketiga terpapar COVID-19.


18-21 hari

Dikutip dari CNN, studi baru di 18 rumah sakit Eropa meneliti gejala COVID-19 anosmia pada lebih dari 2.500 pasien. Ditemukan 86 persen di antara mereka pulih dari anosmia usai 18 hingga 21 hari terpapar COVID-19.


Namun, berapa lama hilang penciuman karena Corona berbeda-beda, ada yang berlangsung lebih lama di beberapa pasien Corona. Studi mencatat 5 persen lainnya bahkan mengalami gejala COVID-19 gangguan penciuman karena Corona selama enam bulan.


Berapa lama hilang penciuman karena Corona pada efek jangka panjang?

Gejala COVID-19 anosmia yang terjadi berbulan-bulan merupakan Long COVID atau efek jangka panjang hilang penciuman karena Corona, disebut parosmia. Namun, para ilmuwan belum bisa memastikan berapa lama hilang penciuman karena Corona terkait efek jangka panjang.


Sejauh ini, menurut mereka, pada gejala COVID-19 ringan, neuron sensorik perlahan mulai kembali dari waktu ke waktu.


"Beberapa pasien COVID-19 melaporkan setelah kemampuan indra penciuman mereka kembali, mereka mencium bau yang menyimpang (parosmia) dan bertahan selama berbulan-bulan," kata penulis studi Dr Andrew P Lane dari Fakultas Kedokteran Universitas John Hopkins.


"Gangguan bau jangka panjang COVID-19 ini tidak biasa, sehingga perlu dilakukan studi lebih lanjut," jelasnya.


Gejala COVID-19 anosmia termasuk tanda awal seseorang terpapar COVID-19. Gejala Corona ini kerap tak disadari karena sulit untuk membedakan gejala COVID-19 hilang penciuman karena Corona dan flu.


Penting untuk memperhatikan rentang waktu atau menghitung berapa lama hilang penciuman karena Corona bertahan. Pemantauan gejalaCOVID-19 lain seperti demam, batuk, hinggafatalnya sesak napas juga perlu diwaspadai.

https://cinemamovie28.com/movies/the-loft/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar