Jumat, 08 Januari 2021

Jadi Gejala COVID-19 Paling Khas, 86 Persen Pasien Corona Alami Gejala Ini

 Para ahli mengatakan bahwa kehilangan kemampuan indra penciuman dan perasa menjadi gejala yang sangat umum dialami oleh pasien COVID-19. Dalam studi yang dipublikasi di Journal of Internal Medicine, gejala ini dialami sekitar 86 persen pasien dengan kasus Corona yang ringan.

Untuk membuktikannya, studi tersebut melibatkan lebih dari 2.500 pasien di 18 rumah sakit di Eropa. Hasilnya, gejala yang juga disebut anosmia ini lebih sering terjadi pada kasus COVID-19 ringan dibandingkan dengan kasus sedang hingga parah.


"(Disfungsi penciuman) lebih sering terjadi pada kasus COVID-19 yang ringan, daripada kasus sedang hingga parah," kata para ahli dalam penelitian tersebut, yang dikutip dari Fox News, Jumat (8/1/2021).


Dari penelitian tersebut, mereka mencatat bahwa sebanyak 75 hingga 85 persen orang kemampuan indra penciuman dan perasanya bisa kembali dalam dua bulan. Sementara 95 persen baru bisa kembali setelah enam bulan lamanya.


Masih dalam penelitian yang sama, diperkirakan sebanyak 5 persen pasien kemampuan indra perasa dan penciumannya masih belum kembali dalam enam bulan.


Sebagai perbandingan, hanya ada 4-7 persen pasien kasus infeksi sedang hingga parah yang melaporkan mengalami gejala ini.


Menariknya, para peneliti juga menemukan pasien COVID-19 yang lebih muda justru cenderung lebih banyak mengalami gejala ini, dibandingkan mereka yang lebih tua. Tetapi, hal ini masih perlu analisis lebih lanjut untuk membuktikannya.


Lalu, mengapa lebih banyak dialami pasien dengan kasus COVID-19 yang ringan?

"Hipotesis utama yang mendasari anosmia lebih tinggi pada COVID-19 yang ringan disebabkan adanya perbedaan dalam respon imun terhadap infeksi ringan, sedang, dan parah. Dalam hipotesis ini, pasien dengan COVID-19 ringan bisa lebih baik," tulis para ahli.


"Respons imunologi lokal melalui produksi IgA yang lebih tinggi bisa membatasi penyebaran virus ke dalam organisme. Oleh karena itu, penyebaran virus yang terbatas di tubuh inang bisa dikaitkan dengan bentuk klinis ringan dari penyakit tersebut," lanjutnya.

https://movieon28.com/movies/moms-friends/


Dialami Vicky Prasetyo, Ini Ciri Mata Memerah dan Rasa Lemas Akibat COVID-19


Artis Vicky Prasetyo mengklaim dirinya dinyatakan positif COVID-19. Diungkapkan pengacara Ramdan Alamsyah, Vicky Prasetyo positif COVID-19 saat kondisi kurang fit.

"Tadi saya video call dengan Vicky saya tanya gimana kondisinya sebelum sidang badannya lemas," kata Ramdan Alamsyah di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, kawasan Ampera, Kamis (7/1/2021).


"Memang terlihat sangat lemas, tidak fit. Benar matanya merah agak berair dan mudah-mudahan segera sembuh," lanjut Ramdan Alamsyah.


Keluhan mata memerah yang dialami Vicky Prasetyo beberapa saat terinfeksi termasuk gejala COVID-19. Studi yang dimuat dalam Wiley Online Library terkait konjungtivitis dan COVID-19 menunjukkan beberapa pasien Corona mengalami gejala ini.


"Studi terbaru menunjukkan bahwa konjungtivitis bisa menjadi manifestasi dari COVID-19," ungkap studi tersebut.


"Karena mata dapat dianggap sebagai portal masuk potensial langsung untuk virus, maka menarik untuk menganalisis hubungan antara konjungtivitis dan tingkat keparahan COVID-19," lanjut para peneliti.


Mengapa pasien COVID-19 bisa mengalami mata memerah?

Mata memerah yang muncul pada pasien Corona berkaitan dengan konjungtivitis, sehingga muncul mata memerah dan terasa terbakar. Selain mata memerah, keluarnya cairan di daerah mata juga bisa muncul saat pasien Corona alami konjungtivitis.


"Sebagai kesimpulan, hasil meta-analisis ini menunjukkan bahwa konjungtivitis mungkin merupakan tanda infeksi virus Corona yang terkait dengan bentuk penyakit yang lebih parah," jelas peneliti.


Berikut tanda gejala COVID-19 yang berkaitan dengan konjungtivitis dilihat dari mata.


Mata merah

Perasaan terbakar atau berpasir

Keluarnya cairan dari satu atau kedua mata

Nanah yang menempel di bulu mata

Rasa gatal dan kemerahan.

Rasa lemas akibat COVID-19

Berbeda dengan mata memerah, rasa lemas akibat COVID-19 sangat umum ditemui pada pasien Corona. Berdasarkan studi yang dimuat di JAMA (Journal of the American Medical Association), kelelahan adalah salah satu efek yang bertahan lama saat seseorang terinfeksi virus Corona COVID-19.


Ada 53 persen pasien Corona yang mengalami lemas atau kelelahan selama 60 hari usai pertama kali mengalami gejala COVID-19. Begitu pula dengan data dalam laman resmi covid19.go.id, ada 26,9 persen yang mengalami gejala COVID-19 merasa lemas.

https://movieon28.com/movies/moms-friend-2020/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar