Senin, 18 Januari 2021

Update Kondisi Terkini RSD Wisma Atlet, Hunian Capai 82,73 Persen

 Koordinator RS Darurat Wisma Atlet, Mayor Jenderal TNI dr Tugas Ratmono, SpS, membeberkan update mengenai RS Darurat COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran. Disebutkan, saat ini hunian pasien Corona di RSD Wisma Atlet mencapai 82,73 persen.

"Jadi pasien kami saat ini ada 4.959 orang, dari bed yang kita siapkan ada 5.994, jadi sekarang sisa 1.035 bed yang tersedia," papar jelas dr Tugas dalam siaran pers di kanal Youtube BNPB, Senin (18/1/2021).


"Ini terdiri dari yang bergejala ringan dan bergejala sedang, bahkan ada yang bergejala berat tentunya ini kita persiapkan untuk kita rujuk ke RS COVID di DKI," tambahnya.


dr Tugas menjelaskan, bahwa untuk merujuk pasien COVID-19 ke RS COVID di DKI saat ini tidak mudah. Tetapi saat ini RS Wisma Atlet sudah menyiapkan ruangan ICU (Intensive Care Unit) transisi sampai 20 bed, HCU (High Care Unit) sekitar 27 bed, kemudian ruang NICU (Neonatus Inteneive Care Unit) 94 bed untuk di IGD.


Bertambahnya pasien Corona yang dirawat juga berpengaruh terhadap tenaga kesehatan. dr Tugas menambahkan, rencananya akan ada penambahan 400 perawat.


"Namun memang saat ini tidak mudah, jadi mulai banyak yang bergejala berat kita rawat di sana dan kita sudah siapkan ada ICU transisi sampai ke 20 bed nantinya, HCU ada 27 bed kemudian, NICU 94 bed di IGD (Instalasi Gawat Darurat)," jelasnya.


"Saat ini, hampir 8 hari sekali kita tambahkan perawat, hari ini kalau tidak salah datang 180 perawat. Kemudian, dokternya kita tambahkan, tenaga non-medis juga kita tambahkan, tenaga farmasi dan lab kita tambah," lanjutnya.


Selain itu, tenaga untuk membersihkan limbah juga ditambah, karena penambahan pasien yang cukup banyak menghasilkan lebih banyak limbah medis.

https://cinemamovie28.com/movies/antboy/


Viral Dokter 77 Tahun di Indonesia Disuntik Vaksin Corona Sinovac, Amankah?


Di Indonesia, vaksin Corona COVID-19 buatan Sinovac saat ini hanya dianjurkan untuk orang rentang usia 18-59 tahun. Data uji klinis yang tersedia saat ini belum menjamin apakah vaksin tersebut aman jika disuntikan pada orang lanjut usia (lansia).

Namun, baru-baru ini ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono, mengunggah sebuah video di akun Twitter pribadinya, @dpriono1. Dalam video tersebut, seorang tenaga kesehatan (nakes) berusia 77 tahun di Indonesia tengah vaksin Corona Sinovac di RS Medistra, Jakarta.


"Video singkat tentang pemberian vaksin Sinovac pada Prof dr Suwandi Widjaja (77 tahun) di RS Medistra dan istri. Sinovac bisa untuk lansia yang sehat. Seperti juga dilakukan di Turkey. Sinovac dianjurkan pada usia 18-59 tahun. Tak ada larangan diberikan pada usia 60+ sehat," tulis Pandu dalam unggahannya, Minggu (17/1/2021).


Saat dihubungi detikcom, Pandu mengatakan bahwa tidak ada larangan lansia tidak boleh disuntik vaksin Corona Sinovac. Terlebih yang disuntik adalah seorang tenaga kesehatan, salah satu kelompok prioritas vaksinasi COVID-19.


Meski begitu, Pandu menegaskan bahwa tidak serta-merta semua nakes lansia boleh divaksin. Menurutnya, nakes lansia yang boleh divaksin adalah mereka yang masih aktif bekerja dan juga harus sehat.


"Pemerintah itu harus memprioritaskan kepada nakes, terutama nakes yang aktif. Kalau yang tidak mau, yasudah lupakan saja. Tapi yang mau, karena dibatasi usia harus diberikan haknya," kata Pandu, Senin (18/1/2021).


Bagaimana keamanannya?

Pandu menjelaskan, kebijakan ini sudah dilakukan di Turki dan para ahli di sana menyatakan vaksin Corona Sinovac aman untuk lansia yang sehat. Maka dari itu, jika dilihat dari risikonya apabila terkena COVID-19, maka nakes lansia lebih baik disuntik vaksin untuk menurunkan tingkat keparahan infeksi.


"Lebih aman mana sama nggak divaksinasi? Risikonya kecil. Kita itu kalau mau memikirkan risiko itu relatif. Kalau nggak divaksinasi, risikonya jauh lebih berat," jelasnya.

https://cinemamovie28.com/movies/within/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar