Kamis, 14 Januari 2021

Saat China Diserang 'Gelombang Kedua' Corona, Mulai Lockdown Lagi

 China kembali mencatatkan lonjakan kasus Corona harian terbanyak dalam lima bulan terakhir, dihadapkan dengan ancaman gelombang kedua, sehingga membuat pemerintah setempat memberlakukan lockdown di beberapa wilayah.

Dikutip dari Reuters, sebagian besar kasus baru dilaporkan di dekat ibu kota Beijing, tetapi sebuah provinsi di timur laut China juga mengalami peningkatan infeksi yang menyebabkan lebih dari 28 juta orang menjalani karantina rumah.


Satu kota di Provinsi Hebei dengan 37 juta penduduk mengumumkan penguncian wilayah atau lockdown dan kondisi darurat. Selain itu Pemerintah Kota Langfang mengatakan 4,9 juta penduduknya akan dikarantina selama tujuh hari dan dites virus corona.


Pada hari Rabu (13/1/2021), Komisi Kesehatan Nasional melaporkan total 115 kasus baru yang dikonfirmasi, dibandingkan dengan 55 kasus pada hari sebelumnya. Ini adalah peningkatan harian tertinggi sejak 30 Juli.


Disebutkan 107 di antara kasus baru yang tercatat adalah penularan lokal. Hebei, provinsi yang mengelilingi Beijing, menyumbang 90 kasus, sementara provinsi Heilongjiang timur laut melaporkan 16 kasus baru.


Angka penularan ini muncul menjelang liburan Tahun Baru Imlek bulan depan, ketika ratusan juta orang China biasanya melakukan perjalanan ke kota asal mereka.


"Lonjakan kasus "besar-besaran" tidak mungkin terjadi selama liburan jika tindakan pengendalian dan pencegahan diterapkan dengan benar," kata Feng Zijian, wakil direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.

https://cinemamovie28.com/movies/house-of-purgatory/


Kemenkes: Kena Efek Samping Vaksin COVID-19, Biaya Ditanggung Pemerintah!


Vaksin COVID-19 buatan Sinovac telah mendapat izin penggunaan darurat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), karena telah terbukti khasiat dan keamanannya. Vaksin tersebut diberikan secara gratis kepada masyarakat.

Jika muncul efek samping vaksin COVID-19 usai disuntik, apakah biaya perawatannya juga ditanggung?


Juru bicara vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan RI, dr Siti Nadia Tarmizi, mengatakan bahwa dari awal pelaksanaan vaksinasi, masyarakat tidak akan dikenai biaya alias gratis. Untuk bisa mendapatkannya, tidak ada keharusan untuk menjadi peserta BPJS.


Apabila nantinya ada yang mengalami efek samping vaksin COVID-19 atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), biaya perawatannya juga akan ditanggung oleh pemerintah.


"Terkait kejadian ikutan pasca imunisasi akan dilakukan tentunya penanganan dan penanganan ini menjadi tanggung jawab pemerintah. Masyarakat tidak akan membayar sama sekali terkait kejadian pasca imunisasinya," kata dr Nadia dalam webinar bertajuk 'vaksin COVID-19, tak kenal maka tak kebal', Kamis (14/1/2021).


Sebelumnya, BPOM telah mengumumkan sejumlah efek samping yang mungkin bisa saja terjadi. Ini diketahui berdasarkan laporan hasil uji klinis dari vaksin Sinovac. Di antaranya sebagai berikut.


Efek samping lokal:

Nyeri

Indurasi atau iritasi

Kemerahan

Pembengkakan.

Efek samping sistemik:

Myalgia atau nyeri otot

Fatigue atau kelelahan

Demam.

Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan, berbagai efek samping vaksin COVID-19 tersebut termasuk dalam kategori ringan-sedang. Efek samping yang teramati tidak berbahaya dan bisa pulih kembali.

https://cinemamovie28.com/movies/we-are-still-here/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar