Sabtu, 16 Januari 2021

Afrika Selatan Juga Panggil WhatsApp Terkait Kebijakan Privasi

 Tak hanya di Indonesia, kebijakan privasi terbaru WhatsApp juga menjadi perhatian regulator di negara lain. Regulator Informasi Afrika Selatan memanggil WhatsApp untuk membahas kebijakan privasi baru WhatsApp dan implikasinya bagi negara.

Regulator mengatakan telah melakukan kontak dengan Facebook Afrika Selatan tentang masalah ini, dan Facebook meresponsnya dengan menyediakan detail kebijakan privasi WhatsApp untuk dianalisis.


"Dalam hal kebijakan yang direvisi, tampaknya ada persyaratan layanan dan kebijakan privasi yang berbeda untuk pengguna di negara-negara Eropa dan di negara-negara non-Eropa," kata perwakilan regulator Afrika Selatan seperti dikutip dari Business Tech, Jumat (15/1/2021).


Regulator Afrika Selatan mengatakan akan menganalisis apakah persyaratan layanan dan kebijakan privasi WhatsApp memang berbeda dan apakah kebijakan privasi yang berlaku untuk pengguna di luar Eropa, termasuk pengguna Afrika Selatan sesuai dengan Protection of Personal Information Act (POPIA).


"Kami tetap berkomitmen untuk memastikan perlindungan informasi pribadi warga Afrika Selatan," katanya.


Untuk diketahui, ketentuan dan kebijakan privasi terbaru yang dirilis WhatsApp menuai pro dan kontra. Salah satu poin update yang menjadi perhatian adalah bagaimana praktek WhatsApp berbagi data dengan Facebook.


Kebijakan ini tentu akan membawa dampak yang signifikan untuk pengguna, terutama bagi pengguna yang khawatir tentang bagaimana data mereka digunakan. Pengguna harus menyetujui kebijakan ini jika masih ingin menggunakan WhatsApp setelah 8 Februari 2021.

https://nonton08.com/movies/the-bachelor-party/


Qualcomm Akuisisi Startup Besutan Eks Pegawai Apple


 Qualcomm baru saja mengakuisisi sebuah startup bernama Nuvia senilai USD 1,4 miliar. Apa menariknya?

Pertama, Nuvia adalah startup yang didirikan pada 2019, dan pendirinya adalah tiga orang engineer dan spesialis chip yang sebelumnya bekerja di Apple. Mereka adalah orang yang mengerjakan lini chip seri A yang dipakai iPhone dan iPad.


Lalu kedua, nilai akuisisinya pun tak main-main, mencapai USD 1,4 miliar atau sekitar Rp 19,6 triliun. Sangat besar untuk startup yang umurnya baru dua tahun dengan pegawai sekitar 200 orang, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Jumat (15/1/2021).


Tampaknya Qualcomm bertaruh untuk mengambil sumber daya manusia yang ada di Nuvia untuk membangun chip mereka yang akan datang, baik itu untuk ponsel, bermacam perangkat mobile lain, bahkan data center.


"(Pertumbuhan) 5G terus berakselerasi dan berkonvergensi dengan mobilitas dan komputasi. Akuisisi Nuvia akan meningkatkan kepemimpinan teknologi Snapdragon milik Qualcomm Technologies, menghadirkan peningkatan performa CPU dan efisiensi daya untuk memenuhi kebutuhan komputasi 5G generasi selanjutnya," tulis Qualcomm dalam pernyataannya.

Menurut Qualcomm, pertumbuhan 5G adalah salah satu alasan mereka mau mengeluarkan uang sebanyak itu untuk mengakuisisi Nuvia. Semua founder Nuvia, Gerard Williams, Manu Gulati, dan John Bruno, bakal bergabung ke Qualcomm.


"Kepemimpinan performa CPU akan menjadi sangat penting dalam mendefinisikan dan mengantarkan inovasi dari generasi baru komputasi," ujar CEO Nuvia Gerard Williams, yang merupakan mantan bos arsitek CPU Apple.


"Kombinasi Nuvia dan Qualcomm akan menghadirkan talenta engineer terbaik, teknologi, dan sumber daya bersama untuk menciptakan kelas baru dari platform komputasi dengan performa tinggi untuk menciptakan standar baru di industri," tambahnya.


Nuvia sendiri, saat awal didirikan sempat digugat oleh Apple. Gugatan tersebut ditujukan ke Williams, yang dianggap merencanakan ataupun memulai aktivitas bisnis yang dianggap sebagai kompetitor atau secara langsung terkait dengan bisnis ataupun produk Apple.


Hal ini, menurut Apple, adalah pelanggaran terhadap perjanjian kerja antara mereka dengan Williams.


Pertumbuhan Nuvia sendiri terbilang menarik, karena meski hampir tak terdengar namanya, Nuvia sukses mendapatkan pendanaan seri A senilai USD 53 juta. Salah satu investor Nuvia adalah Dell.


Williams tak sendiri dalam mendirikan Nuvia, karena pendirinya yang lain pun mantan eksekutif Apple, yaitu John Bruno dan Manu Gulati. Bruno sebelumnya bekerja di divisi arsitektur platform Apple, sementara Gulati bekerja di divisi system on a chip (SoC) Apple.


Ketiga orang itu kabarnya memegang lebih dari 100 hak paten terkait desain chip serta system engineering.

https://nonton08.com/movies/bachelor-party/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar