Kamis, 17 Juni 2021

Biang Kerok Ledakan COVID-19 di Indonesia Terungkap!

 Sesuai prediksi, ledakan kasus COVID-19 terjadi beberapa pekan setelah musim mudik lebaran. Para pakar mengungkap analisis tentang beberapa faktor penyebabnya.

Ketua Tim Peneliti Whole Genome Sequence (WGS) SARS-CoV-2 Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), dr Gunadi PhD, SpBA, menyebut interaksi sosial yang masif sebagai fakor utamanya.


"Karena interaksi sosial yang tinggi ditambah tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan meningkatkan transmisi virus sehingga mendorong lonjakan kasus," kata dr Gunadi dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan, Rabu (16/6/2021).


Faktor yang lantas memperburuk dampak interaksi masif tersebut adalah masuknya varian baru virus Corona, varian Delta atau B1617.2 asal India, yang diyakini lebih mudah menular.


Sependapat dengan dr Gunadi, juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi juga menyoroti tingginya interaksi sosial selama libur lebaran. Ditambah kendornya protokol kesehatan, risiko penularan jadi makin sulit dikendalikan.


"Diperkirakan jumlah orang yang berpindah dari satu kota ke kota lainnya selama arus mudik ataupun arus balik mencapai 5 hingga 6 juta orang," kata dr Nadia.

https://maymovie98.com/movies/happy-din-don/


Masih Terus Dikebut, Vaksin Merah Putih Kapan Siap Pakai?


 Indonesia saat ini mengembangkan 7 kandidat vaksin merah putih, vaksin Corona yang dibuat dan dikembangkan dengan virus yang bersirkulasi di dalam negeri. Prosesnya masih terus dikebut, diperkirakan siap pakai 2022.

Salah satunya adalah vaksin berbasis inactivated virus yang dikembangkan Universitas Airlangga, yang diperkirakan sudah bisa mendapat emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Maret 2022.


Selain itu, vaksin merah putih yang dikembangkan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman juga menunjukkan progres yang meyakinkan. Diperkirakan September tahun depan sudah bisa dipergunakan.


"Lembaga Eijkman sudah menyelesaikan 90 persen lebih fase RBD-nya dan saat ini sedang dalam proses transisi dari RBD ke industri, yaitu Bio Farma," kata Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME) Prof Amin Subandrio dalam Rapat RDP Komisi VII DPR RI, Rabu (16/6/2021).


Perkembangan terbaru 7 kandidat vaksin merah putih adalah sebagai berikut.


1. Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman

Platform: Subunit Protein Rekombinan


Progres: Lembaga Eijkman dan PT Bio Farma tengah melakukan ekspresi protein spike. Diperkirakan melakukan uji preklinis pada November 2021.


Uji klinis fase 1-3, diperkirakan bisa dilakukan pada Januari 2022 sampai Agustus 2022 dan EUA diharapkan bisa keluar pada September tahun depan.


2. Universitas Airlangga (Unair)

Platform: Inactivated Virus


Progres: Tengah melalui uji preklinis. Diperkirakan akan melakukan uji klinik fase 1-3 pada Agustus 2021 dan mendapat EUA pada Maret 2022.


3. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Platform: Rekombinan


Progres: Sudah mendapat protein rekombinan fusi. Diperkirakan seed vaccine bisa siap pada Agustus 2021, kemudian uji preklinis pada Januari 2022. Jika berjalan lancar, uji klinis bisa dilakukan pada April-Desember 2022 dan mendapat EUA pada Januari 2023.


4. Institut Teknologi Bandung (ITB)

Platform: Subunit Protein Rekombinan dan Adenovirus Vector


Progres: Purifikasi Protein Subunit dan Produksi Vector Adenovirus sudah dilakukan. Masuk dalam tahap uji imunogenisitas di tahun ini.


Perkembangan terbaru vaksin Merah Putih yang dikembangkan UI hingga Universitas Padjadjaran (Unpad) bisa disimak di halaman berikut.

https://maymovie98.com/movies/friendbutmarried-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar