Sabtu, 26 Juni 2021

Foto Terakhir Genius Antivirus John McAfee Sebelum Bunuh Diri

 Genius antivirus John McAfee, bunuh diri di penjara setelah pengadilan Spanyol memutuskan ia akan diekstradisi di Amerika Serikat. Sebelum kematiannya, tidak ada tanda-tanda mencurigakan. Tim pengacaranya juga berencana banding.

McAfee yang mendirikan perusahaan antivirus atas namanya ini beberapa hari sebelum bunuh diri membela diri bahwa dia diincar dan akan dihukum sampai 30 tahun penjara.


"Jika saya diekstradisi, hampir pasti bahwa saya akan menghabiskan seluruh hidup saya di penjara karena Amerika Serikat ingin menggunakan saya sebagai contoh," kata dia yang dalam salah satu foto terakhir yang dijepret pada saat itu, tampak dalam keadaan baik dan sehat.


Namun pengadilan Spanyol menyatakan hukuman maksimum yang akan ditimpakan kepadanya atas penggelapan pajak adalah lima tahun. Di sisi lain, John McAfee juga menyatakan kondisi kesehatannya tidak bagus. Namun pengadilan memutuskan hal itu tidak cukup beralasan.


"Bagaimanapun meskipun dia penting secara sosial, ekonomi, maupun area lain, bukan berarti dia kebal hukum," sebut pengadilan mengenai statusnya sebagai pentolan teknologi, seperti dikutip detikINET dari El Pais.


McAfee telah dipenjara selama lima bulan di Spanyol dan bertindak baik, bahkan sumber menyebut dia menjadi teladan napi lainnya. Dia tidak mendapatkan sanksi apapun dan menjalani hidup dengan normal di penjara.


Pada saat-saat terakhirnya, McAfee sendirian di sel penjaranya pada sekitar jam 4 sore. Teman satu selnya tidak berada di tempat. Kemudian pada jam 6 sore, petugas menemukannya gantung diri. Bantuan sudah berusaha diberikan, tapi nyawanya tidak dapat diselamatkan.


Otoritas menyebut semua petunjuk mengarah bahwa dia bunuh diri meski masih harus menjalani proses otopsi untuk menentukannya dengan pasti. Pengacara John McAfee, Javier Villalba, menyatakan kematian kliennya mengagetkan istri dan anggota keluarga yang lain. Ia ingin mencaritahu seluk beluk kematian sang juragan antivirus.


Villalba menyatakan pihaknya berhasil mementahkan beberapa tuduhan yang dialamatkan pada John McAfee. Dia mengaku tidak punya bukti bahwa kematian McAfee mencurigakan, akan tetapi ia menyesalkan kekejaman hukum sehingga John McAfee harus mendekam di penjara dan tidak bisa bebas dengan jaminan, walau ia tidak melakukan kekerasan.


"Kami berhasil mementahkan tujuh dari sepuluh tudingan kepada dia dan kenapa dia masih dianggap orang berbahaya sehingga bisa kabur jika dibebaskan? Dia dikenal dunia, di mana dia bisa bersembunyi?" sergahnya.

https://tendabiru21.net/movies/homecoming-5/


Tak Cuma RI, 5 Negara Ini Juga Kena Amukan COVID-19


Amukan COVID-19 di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Ketua Tim Peneliti Whole Genome Sequence (WGS) SARS-CoV-2 Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), dr Gunadi PhD, SpBA, mengungkap lonjakan kasus ini disebabkan oleh pelanggaran protokol kesehatan yang masif saat libur Lebaran.

Kondisi ini juga diperparah dengan munculnya varian baru corona yang disebut lebih cepat menular di Indonesia. Varian baru tersebut yaitu varian Alpha (B117), varian Beta (B1351), dan varian Delta (B1617.2).


Selain Indonesia, nyatanya amukan virus Corona juga dirasakan di beberapa negara lain. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah 5 negara yang menghadapi amukan COVID-19.


1. Brasil

Brasil mencatat rekor lonjakan 115.228 kasus COVID-19 per Rabu (23/6/2021). Vaksinasi semakin tertunda di tengah tenaga kesehatan yang terbatas.


Mengalahkan rekor India, Brasil kini menjadi negara pertama dengan penambahan kasus kematian terbanyak. Ada 2.042 orang wafat karena COVID-19 per Kamis (24/6/2021).


Amukan virus corona di Brasil hingga saat ini belum menunjukkan adanya penurunan. Presiden Jair Bolsonaro pun diketahui menolak langkah-langkah pencegahan penyebaran virus seperti lockdown.


2. Peru

Peru menjadi salah satu negara dengan beban kasus COVID-19 terburuk dunia. Banyak pasien berebut mendapatkan tempat tidur di unit perawatan intensif (ICU) di tengah keterbatasan bed.


Bahkan, 11 Juni lalu, polisi Peru menangkap tiga orang yang memperdagangkan tempat tidur unit perawatan intensif (ICU) di dua rumah sakit di kota Peru bagian selatan. Tempat tidur ICU, vaksin palsu, tangki oksigen, penipuan perawatan kesehatan seperti tidak pernah habis jadi persoalan selama pandemi COVID-19 di Peru.


Hingga Jumat (25/6/2021), total ada 2.040.186 kasus COVID-19 di Peru, tetapi angka infeksi Corona dicurigai lebih besar dari angka resmi yang dilaporkan.

https://tendabiru21.net/movies/homecoming-4/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar