Rabu, 16 Juni 2021

Israel Cabut Aturan Wajib Masker dalam Ruangan, Wabah COVID-19 Berakhir?

 - Israel mencabut aturan wajib masker di dalam ruangan pada Selasa (15/6/2021). Berbarengan dengan catatan angka kematian Corona yang menurun drastis.

Dikutip dari Business Insider, penerapan aturan masker ini sesuai dengan pertimbangan April lalu saat aturan wajib masker di luar ruangan lebih dulu dicabut.


"Israel tidak lagi mewajibkan orang untuk memakai masker di dalam ruangan, karena laporan infeksi terus menurun," demikian sebut Kementerian Kesehatan Israel mengumumkan pada hari Selasa.


Kasus kematian Corona mulai dari awal Juni hanya sebanyak 1 kasus, hingga tak ada laporan kematian COVID-19 per harinya. Jumlah kasus menurun drastis dari puncaknya di awal Januari, dalam sehari bisa melaporkan 101 kematian Corona, relatif tinggi untuk negara berpenduduk sekitar 9 juta orang.


Menurut New York Times, Israel sudah memberikan dua dosis vaksin Corona pada 57 persen populasinya. Dr Eyal Zimlichman, wakil direktur jenderal di Sheba Medical Center di Tel Aviv, mengatakan kepada Insider's Aria Bendix pada awal Juni bahwa negara itu telah mencapai herd immunity.


"Ini mungkin akhir dari COVID-19 di Israel, setidaknya dalam hal strain saat ini yang kita ketahui," katanya.


Meski begitu, masker mungkin masih akan diperlukan dalam beberapa keadaan. Staf dan pasien yang belum divaksinasi di fasilitas medis akan tetap membutuhkan masker, begitu juga dengan penumpang pesawat dan mereka yang sedang menjalani karantina.


Data Universitas Johns Hopkins menunjukkan Israel sejauh ini mencatat 840 ribu kasus COVID-19 dengan 6.428 orang yang meninggal karena Corona.

https://indomovie28.net/movies/sworn-brothers/


Nah Loh! Ternyata Ini Biang Kerok Lonjakan Kasus COVID-19 di Indonesia


Ketua Tim Peneliti Whole Genome Sequence (WGS) SARS-CoV-2 Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), dr Gunadi PhD, SpBA, mengatakan faktor utama yang menyebabkan terjadinya lonjakan kasus karena adanya interaksi sosial yang masif dan pelanggaran protokol kesehatan saat libur Idul Fitri.

Hal ini diperburuk dengan adanya varian virus Corona baru yang lebih cepat penyebarannya.


"Karena interaksi sosial yang tinggi ditambah tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan meningkatkan transmisi virus sehingga mendorong lonjakan kasus," kata dr Gunadi dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan, Rabu (16/6/2021).


Varian Delta atau B1617.2 ini diketahui lebih mudah menular dibandingkan varian aslinya. Terlebih lagi, varian Delta bisa menginfeksi kembali pasien COVID-19 dan makin memperlemah kekebalan tubuh pasien.


Dalam kesempatan tersebut, juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan lonjakan kasus yang terjadi saat ini dilatarbelakangi pergerakan masyarakat yang terus meningkat sejak awal Ramadan hingga puncaknya setelah Idul Fitri.


Belum lagi, sudah banyak masyarakat yang mulai abai terhadap protokol kesehatan.


"Diperkirakan jumlah orang yang berpindah dari satu kota ke kota lainnya selama arus mudik ataupun arus balik mencapai 5 hingga 6 juta orang. Kondisi ini yang menjadi penyebab lonjakan kasus ditambah kendornya protokol kesehatan di masyarakat sehingga laju penularan virus di masyarakat penyebab semakin meningkat," terang dr Nadia.


Para ahli tak hentinya mengingatkan untuk selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan, tak terkecuali bagi mereka yang telah divaksinasi.


"Kita tentu saja tidak ingin lonjakan kasus yang terjadi di sejumlah provinsi dan mengakibatkan angka keterisian rumah sakit melonjak drastis terjadi di daerah tempat kita tinggal," pungkas dr Nadia.

https://indomovie28.net/movies/the-expendables-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar