Jumat, 11 Juni 2021

Oh.. Ini Alasan Kenapa Antibiotik yang Diresepkan Dokter Harus Selalu Habis

 Antibiotik merupakan obat yang sering direkomendasikan oleh dokter apabila pasiennya mengalami penyakit tertentu. Salah satu aturan terkait penggunaan antibiotik yang kerap disampaikan oleh dokter adalah bahwa obat tersebut harus dihabiskan.

Ternyata, ada alasan di balik penggunaan antibiotik yang harus dikonsumsi sampai habis, lho. Menurut Dr dr Erwin Astha Triyono, SpPD-KPTI dari RSUD dr Soetomo, aturan tersebut memang sudah berdasarkan penelitian.


Jumlah antibiotik yang diberikan kepada pasien sudah disesuaikan dengan penyakitnya untuk mencukupi kebutuhan membunuh bakteri di dalam tubuh.


"Karena sudah dihitung. Artinya sudah melalui penelitian bahwa untuk penyakit tertentu dengan kuman tertentu diharapkan tujuh hari sudah cukup. Itu artinya sesuai dengan peruntukannya," ujar dr Erwin dalam acara Virtual Media Briefing, Kamis (10/6/2021).


"Lebih dari itu mubazir, kurang dari itu masih mungkin kuman yang di dalam (tubuh) berkembang lagi," lanjutnya.


Lalu, adakah risikonya apabila aturan terkait konsumsi antibiotik tersebut diabaikan? Menurut Direktur Promkes Kementerian Kesehatan RI, dr Imran Agus Nurali, SpKO, penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan saran dokter bisa berisiko menimbulkan efek samping.

Apabila digunakan kurang dari semestinya atau digunakan berlebihan dan tidak sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh dokter, salah satu bahaya yang bisa mengintai adalah terjadinya resistensi antibiotik yang bisa mengancam kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.


"Antibiotik adalah suatu obat yang bisa menimbulkan efek samping kalau dia underused atau berlebihan (overused). Bahkan, bahayanya adalah suatu resistensi," tambah dr Imran dalam kesempatan yang sama.

https://nonton08.com/movies/bait-3/


Corona Masih Ngegas di Malaysia! 58 Klaster COVID-19 Dikaitkan dengan Lebaran


Kasus penularan virus Corona di Malaysia masih terus naik. Malaysia mencatat ada 60 klaster COVID-19 perayaan keagamaan, 58 di antaranya adalah klaster lebaran Idul Fitri.

Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Tan Sri Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan 58 klaster Lebaran dan 2 klaster Hari Gawai terdeteksi dalam rentang 13 Mei-10 Juni. Dari 13.023 orang yang dites, 3.511 dinyatakan positif Corona.


Dari jumlah positif tersebut, 20 dinyatakan meninggal dunia dan 11 pasien masih dirawat di ruang ICU.


"Adanya peningkatan kasus yang dilaporkan dan kemaitan dari klaster perayaan ini sangat serius dan mengkhawatirkan karena terjadi di waktu yang singkat," kata Hisham dikutip dari media lokal Malaysia, Bernama, Jumat (11/6/2021).


"Jika masyarakat masih berpuas diri dan tidak belajar dari bahaya kunjungan rumah dan perjalanan untuk perayaan ini, bukan tidak mungkin lonjakan kasus akan kembali terjadi," lanjutnya.


Hisham kemudian menegaskan bahwa semua pihak bertanggung jawab untuk melindungi kelompok usia rentan, terutama orang tua yang berada di kampung halaman.


Ia juga menyebut warga Malaysia harus menahan diri jika ingin kehidupan kembali 'normal' dengan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan demi memutus rantai penularan.


"Warga Malaysia harus tinggal di rumah jika tak ada keperluan yang mendesak. Daftarkan diri dan keluarga Anda untuk menerima vaksin COVID-19 demi herd immunity dan menciptakan lingkungan lebih aman bagi semuanya," pungkasnya.

https://nonton08.com/movies/bait-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar