Jumat, 11 Juni 2021

Wow! AS Bolehkan Pelancong Copot Masker di Luar Ruangan, Tapi Ada Syaratnya

 Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan bahwa tidak akan lagi mengharuskan pelancong untuk memakai masker di hub transit transportasi luar ruangan di feri, bus, kereta. CDC mengatakan kebijakan ini diambil karena risiko penularan virus Corona yang lebih rendah di luar ruangan.

Perubahan tersebut adalah yang pertama dalam kebijakan masker CDC yang diumumkan pada bulan Januari dan terjadi setelah tinjauan panjang lebar oleh badan regulasi Kantor Manajemen dan Anggaran Gedung Putih.


"Karena risiko penularan yang lebih rendah di luar ruangan. Masker masih diperlukan di dalam ruangan pada semua bentuk transportasi" tulis CDC dikutip dari Reuters.


Kebijakan ini terlepas dari status vaksinasi para pelancong. Perubahan ini berarti orang dapat melepas masker di luar ruangan sambil menunggu kereta api, di halaman luar bandara atau dalam mode transit terbuka.


Perubahan itu terjadi setelah pemerintahan Biden mengadakan diskusi ekstensif dengan serikat pekerja transit dan kelompok lain. Pemerintah AS juga sedang mempertimbangkan perubahan sederhana lainnya pada kebijakan masker dalam ruangan, termasuk kemungkinan mengizinkan pekerja maskapai yang divaksinasi untuk melepas masker mereka di area yang tidak dapat diakses oleh publik.


CDC pada Mei lalu mengatakan orang yang telah divaksinasi penuh tidak perlu memakai masker di luar ruangan dan dapat menghindari memakainya di dalam ruangan di sebagian besar tempat.

https://nonton08.com/movies/bait/


Oh.. Ini Alasan Kenapa Antibiotik yang Diresepkan Dokter Harus Selalu Habis


 Antibiotik merupakan obat yang sering direkomendasikan oleh dokter apabila pasiennya mengalami penyakit tertentu. Salah satu aturan terkait penggunaan antibiotik yang kerap disampaikan oleh dokter adalah bahwa obat tersebut harus dihabiskan.

Ternyata, ada alasan di balik penggunaan antibiotik yang harus dikonsumsi sampai habis, lho. Menurut Dr dr Erwin Astha Triyono, SpPD-KPTI dari RSUD dr Soetomo, aturan tersebut memang sudah berdasarkan penelitian.


Jumlah antibiotik yang diberikan kepada pasien sudah disesuaikan dengan penyakitnya untuk mencukupi kebutuhan membunuh bakteri di dalam tubuh.


"Karena sudah dihitung. Artinya sudah melalui penelitian bahwa untuk penyakit tertentu dengan kuman tertentu diharapkan tujuh hari sudah cukup. Itu artinya sesuai dengan peruntukannya," ujar dr Erwin dalam acara Virtual Media Briefing, Kamis (10/6/2021).


"Lebih dari itu mubazir, kurang dari itu masih mungkin kuman yang di dalam (tubuh) berkembang lagi," lanjutnya.


Lalu, adakah risikonya apabila aturan terkait konsumsi antibiotik tersebut diabaikan? Menurut Direktur Promkes Kementerian Kesehatan RI, dr Imran Agus Nurali, SpKO, penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan saran dokter bisa berisiko menimbulkan efek samping.

Apabila digunakan kurang dari semestinya atau digunakan berlebihan dan tidak sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh dokter, salah satu bahaya yang bisa mengintai adalah terjadinya resistensi antibiotik yang bisa mengancam kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.


"Antibiotik adalah suatu obat yang bisa menimbulkan efek samping kalau dia underused atau berlebihan (overused). Bahkan, bahayanya adalah suatu resistensi," tambah dr Imran dalam kesempatan yang sama.

https://nonton08.com/movies/fearless-5/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar