Jumat, 20 November 2020

Diklaim 90 Persen Efektif, Vaksin COVID-19 Pfizer Bakal Ada di Negara Ini

 Kabar baik datang dari vaksin Corona Pfizer yang menunjukkan efektivitas lebih dari 90 persen mencegah symptomatic COVID-19. Artinya, seseorang yang disuntik vaksin ini tetap bisa terinfeksi, namun tidak mengalami gejala.

Beberapa negara lantas berupaya untuk memastikan ketersediaan vaksin Corona pfizer di negaranya. Seperti salah satunya Israel, rencananya akan menandatangani kesepakatan sementara jutaan dosis vaksin Corona Pfizer untuk Januari tahun depan.


Dikutip dari Reuters, berikut rangkuman negara-negara yang berencana menerima vaksin Corona Pfizer.


1. Israel

Israel akan menandatangani kesepakatan sementara dengan Pfizer Inc pada hari Jumat. Kesepekatan tersebut terkait rencana 8 juta dosis vaksin Corona Pfizer mulai Januari tahun depan.


"Kesepakatan itu, yang implementasinya akan tunduk pada persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) dan Kementerian Kesehatan Israel, akan menyediakan vaksin untuk hampir setengah dari populasi Israel," kata Menteri Kesehatan Yuli Edelstein.


"Pasokan akan dimulai pada Januari 2021, dengan sisanya tiba sepanjang 2021," katanya dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, menambahkan bahwa pesanan untuk 8 juta dosis, cukup untuk 4 juta orang.


2. Brasil

Ada sebanyak 3.100 relawan di Brasil yang mengikuti uji klinis tahap akhir vaksin Corona Pfizer. Kepala Pfizer Inc di Brasil mengatakan pada Kamis, tengah mempercepat ketersediaan vaksin Corona Pfizer di Brasil.


"Kami bekerja keras dengan pemerintah Brasil untuk mencoba mempercepat ketersediaan (vaksin) di Brasil secepat mungkin," kata Carlos Murillo dalam acara online.


Vaksin Corona Pfizer sejauh ini diyakini WHO sebagai vaksin yang paling menjanjikan. Namun, vaksin tersebut perlu disimpan pada suhu minus 70 derajat Celcius, hal ini menjadi tantangan bagi negara berkembang terkait distribusi vaksin Corona Pfizer.


Murillo mengatakan Pfizer telah mengembangkan cara untuk menjaga vaksin dalam kondisi baik hanya dengan menggunakan es kering.

https://indomovie28.net/movies/force-of-destiny/


Peneliti Ungkap 4 Gejala COVID-19 Ringan yang Wajib Diwaspadai


 Gejala COVID-19 yang kerap muncul seperti batuk, demam bahkan sesak napas masih diyakini para ahli sebagai gejala utama. Namun, tak sedikit pasien Corona mengalami gejala COVID-19 ringan.

Gejala COVID-19 ringan umumnya membuat pasien sulit mengenali tanda awal terinfeksi. Sebab, hingga saat ini gejala khas COVID-19 masih berdasarkan pada tiga gejala utama seperti batuk, demam, dan sesak napas.


Para peneliti menyebut gejala COVID-19 ringan ini perlu diwaspadai. Kondisi gejala COVID-19 ringan bisa memburuk jika tak segera diatasi, apa saja?


1. Sakit perut

Beberapa pasien COVID-19 mengidap sakit perut sebelum akhirnya mengeluhkan tiga gejala utama COVID-19 lainnya. Seperti yang dimuat dalam American Journal of Gastroenterology, penelitian menyebut ada 48,5 persen pasien COVID-19 mengalami gangguan di perut.


Studi menyebut masalah di perut akibat infeksi COVID-19 bisa menyebabkan diare. Hal ini berdasarkan analisis data 204 pasien COVID-19 di China.


Selain diare, pasien COVID-19 dilaporkan mengalami muntah-muntah.


"Namun, diare telah dilaporkan sebagai gejala awal pada pasien yang kemudian dinyatakan positif COVID-19," sebut pakar dari Inggris, Dr Diana Gall kepada Express UK.


2. Infeksi mata

Selain masalah di perut, dokter mengingatkan kemungkinan infeksi mata menjadi tanda awal terinfeksi COVID-19. Menurut laporan American Academy of Ophthalmology, ada sekitar 1 hingga 3 persen yang mengalami kondisi ini berkaitan dengan COVID-19.


"Mata merah adalah tanda 'paling penting' bahwa pasien mengidap COVID-19," jelas Chelsey Earnest, seorang perawat di Life Care Center di Washington.


"Mereka memiliki, seperti mata alergi. Bagian mata yang putih bukan merah. Ini lebih seperti mereka memiliki perona mata merah di bagian luar mata mereka," lanjutnya kepada CNN International.


Namun, bukan berarti setiap orang khawatir berlebihan dengan munculnya infeksi mata berkaitan dengan COVID-19. Sebab, ada banyak faktor yang bisa mendasari kondisi mata seperti itu.


"Jika Anda melihat seseorang dengan mata merah, jangan panik. Bukan berarti orang tersebut terinfeksi virus Corona," jelas studi American Academy of Ophthalmology.


3. Kabut otak

'Kabut otak' biasanya merupakan gejala yang terkait dengan 'Long COVID' atau gejala berkepanjangan. Namun, beberapa pasien COVID-19 juga mengalami gejala ini sebagai tanda awal infeksi.


Thea Jourdan, salah satu pasien COVID-19, mengatakan kepada The Daily Mail, bahwa dia pertama kali mengira telah terinfeksi ketika merasakan ada yang aneh di tenggorokannya dan mengeluh sakit kepala.


"Awalnya saya merasa lelah, seolah-olah saya menyeret diri saya sendiri dan tidak punya pilihan selain pergi ke tempat tidur saya. Saya tidak batuk berarti dan saya tidak demam," keluhnya.

https://indomovie28.net/movies/faith-in-destiny/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar