Senin, 22 Juni 2020

Apa Pemicu Gelombang Kedua Corona dan Benarkah Menjadi Lebih Ringan?

Beberapa negara kini melaporkan lonjakan kasus baru usai melonggarkan pembatasan atau lockdown. Seperti yang terjadi di China, lonjakan kasus lokal Corona dilaporkan terpusat di Beijing.
Namun, seperti apa sih gelombang kedua Corona? Akankah sama seperti yang terjadi pada gelombang pertama, atau lebih buruk dari yang sebelumnya dan apa yang memicu gelombang kedua Corona?

Dikutip dari BBC, berikut penjelasannya:

Akankah gelombang kedua sama dengan gelombang pertama?
Dr Adam Kucharski dari London School of Hygiene dan Tropical Medicine menjelaskan gelombang kedua Corona memiliki kemungkinan berlangsung lebih lama. Hal ini dikarenakan masih begitu banyak orang yang rentan pada infeksi virus Corona.

"(Tetapi) jika kasus Corona naik lagi kita dapat memperkenalkan kembali strategi untuk menekan gelombang kedua, itu selalu merupakan pilihan yang tersedia bagi kita," kata Dr Kucharski.

Apa yang bisa memicu gelombang kedua?
Ahli menyebut hal yang bisa memicu gelombang kedua Corona adalah mengabaikan pembatasan atau melonggarkan lockdown telalu jauh.

"Teka-teki pamungkas (strategi menghadapi pandemi Corona) adalah bagaimana mempertahankan kontrol, sambil meminimalkan gangguan setiap hari," kata Dr Kucharski.

Ahli menyebut itulah sebabnya langkah-langkah melonggarkan pmembatasan dilakukan secara bertahap dan cara-cara baru untuk mengendalikan pandemi Corona terus diberlakukan, seperti pelacakan kontak dan menggunakan masker.

Apakah virus Corona akan menjadi lebih ringan dan tidak lagi menjadi masalah?
Muncul dugaan gelombang kedua Corona menjadi tidak lebih berbahaya dari sebelumnya. Teorinya disebutkan bahwa virus akan menyebar lebih jauh jika mereka tidak membunuh inangnya dan menjadi lebih ringan.

"Tapi itu tidak dijamin, ini sedikit hal yang malas yang dilakukan beberapa ahli virus," kata Prof Ball, pakar Inggris.

Disebutkan, lebih dari enam bulan memasuki pandemi Corona, tidak ada bukti jelas bahwa virus bermutasi menyebar dengan lebih mudah atau menjadi tidak begitu mematikan.

"Saya pikir virus berjalan dengan sangat baik saat ini. Orang-orang sering mengalami infeksi yang sangat ringan atau tanpa gejala, jika mereka dapat menularkan maka tidak ada alasan untuk membayangkan coronavirus perlu menjadi lebih ringan," ujar Prof Ball.

Deretan Negara Asia yang Berisiko Hadapi Gelombang Kedua Corona Termasuk RI

Lonjakan kasus baru Corona di China membuat kekhawatiran terkait gelombang kedua virus Corona COVID-19. Wabah kedua di China yang berpusat di Beijing melaporkan 184 kasus baru sejak pekan lalu dan pemerintah setempat membatalkan sejumlah penerbangan domestik, melarang perjalanan keluar, dan memberlakukan lockdown di beberapa wilayah.
Paul Ananth Tambyah, presiden Asia-Pacific Society of Clinical Microbiology and Infection mengatakan negara dan komunitas yang paling berisiko terkena gelombang kedua adalah mereka yang mengalami kasus penularan lokal berkelanjutan. Artinya, penambahan kasus Corona harian disebut Tambyah mencapai ratusan bahkan ribuan.

"Meskipun dapat dikatakan bahwa ini masih merupakan ujung dari gelombang pertama, kemungkinan ada banyak rantai transmisi di negara-negara yang belum terputus," kata Tambyah, dikutip dari South China Morning Post, Senin (22/6/2020).

Negara Asia mana saja yang disebut berisiko alami gelombang kedua virus Corona?

1. India
Negara-negara dengan infeksi tinggi yang disinggung Tambyah termasuk India, yang pada hari Jumat mencatat lonjakan satu hari tertinggi dari 13.586 kasus virus Corona, dengan total menjadi 380.532, tertinggi keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Brazil, dan Rusia. Korban tewasnya mencapai 12.573.

Sementara itu, mengutip worldometers pada Senin (22/6/2020) total kasus Corona di India telah mencapai 426,910 kasus. Sementara yang sembuh sebanyak 237.252 kasus, dan total meninggal ada 13,703 kasus.

2. Pakistan
Negara lain yang disoroti adalah Pakistan, 136 kematian dilaporkan pada hari Jumat, sehingga totalnya menjadi 3.229 kasus. Total infeksi keseluruhan menjadi 165.062.

Saat ini Pakistan melaporkan penambahan kasus kematian sebanyak 89 kasus sehingga total menjadi 71.458. Sementara total kasus sebanyak 181.088 kasus dengan total pasien sembuh 71.458 kasus.
https://nonton08.com/cast/charlie-day/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar