Rabu, 24 Juni 2020

Disebut Makan Mi Instan Bisa Picu Kanker, Ini Penjelasan Dokter

Akibat terlalu banyak makan mi instan, seorang pria di Bogor mengaku divonis dokter tak bisa lagi mengonsumsi produk makanan itu selamanya. Dikatakan ia mengalami radang kerongkongan dan khawatir berkembang menjadi kanker bila pola makannya tidak dijaga.
"Berhenti total makan mi sejak kena radang kerongkongan itu. Sejak dibilang sama dokter supaya berhenti, karena kalau diteruskan saya bisa kena kanker kerongkongan," kata pria berinisial T (32), Selasa (23/6/2020).

Diketahui selain gemar mengonsumsi mi instan, T juga rutin mengonsumsi makanan pedas dan asam, makanan ringan (kripik), kopi, dan soda. Hal ini dilakukan T selama bertahun-tahun, dari tahun 2008 hingga 2020. Malangnya, nasi sudah menjadi bubur, kerongkongan dan lambungnya tiba-tiba terasa panas seperti terbakar dan ia mengalami muntah darah sebanyak dua kali.

Menurut ahli pencernaan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, pola makan tidak sehat yang dilakukan T, seperti mengonsumsi mi instan, kopi, soda, dan makanan pedas bila dilakukan secara berlebihan bisa menyebabkan gastroesophageal reflux (GERD). GERD merupakan munculnya rasa terbakar di dada akibat naiknya asam lambung ke kerongkongan.

"GERD dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Hal ini terjadi karena asam lambung atau isi lambung yang naik dapat menyebabkan luka pada dinding dalam kerongkongan. Awalnya hanya perlukaan, luka yang terjadi bisa makin luas dan bisa menyebabkan penyempitan dari kerongkongan bawah," jelas Prof Ari kepda detikcom, Rabu (24/6/2020).

"Bahkan, GERD dapat menyebabkan perubahan struktur dari dinding dalam kerongkongan dan menyebabkan terjadinya penyakit barrett's (penyakit saluran pencernaan bagian atas) yang merupakan lesi prakanker," pungkasnya.

Panti Jompo Ini Ciptakan 'Bilik Pelukan' untuk Obati Rindu Saat Pandemi

Sebuah rumah panti jompo di Brasil menciptakan bilik khusus agar para lansia bisa aman bertemu dengan anggota keluarga di tengah pandemi virus Corona COVID-19. Bilik transparan ini dinamakan 'bilik pelukan' yang bertujuan untuk membantu anggota keluarga agar bisa berinteraksi.
Dikutip dari laman CNN, ide kreatif ini muncul ketika para pekerja rumah jompo Tres Figueiras, di Rio Grande do Sul, Brasil, melihat banyak lansia yang merasa sedih dan kesepian saat perayaan Hari Ibu yang lalu.

Luciana Brito, salah seorang pemilik fasilitas tersebut mengatakan ide muncul usai melihat video viral di media sosial. Dalam video tersebut, seorang perempuan di AS membuat gorden plastik agar bisa memeluk ibunya tanpa ada rasa takut.

Dari situlah ia dan tim berpikir untuk membuat para lansia lebih bahagia selama masa karantina dengan membuat fasilitas serupa.

"Kami menyadari bahwa penghuni lansia merasa sedih. Kami berpikir mereka akan jauh lebih bahagia jika ada cara yang membuat mereka bisa memeluk keluarga dan kerabat terdekatnya," ujar Brito.

Seorang lansia penghuni panti jompo, Eraldo Quintana (81), mengaku senang dengan inovasi tersebut. Ia mengatakan ada rasa yang berbeda saat memeluk keluarganya dari bilik tersebut, dibandingkan dengan memeluk langsung.

"Kedua putri saya datang berkunjung dan saya sangat senang bisa melihat mereka dan memeluk mereka dari bilik ini. Jika tak ada bilik ini, kami mungkin terlalu khawatir untuk berinteraksi bahkan berpelukan karena virus Corona," ujar Quintana.

Untuk memastikan keamanan bilik tersebut, petugas menyemprotkan disinfektan ke dalam ruangan plastik setiap 30 menit sekali. Sebelum bertemu anggota keluarga, semua pengunjung harus melakukan pengecekan suhu tubuh dan mencuci tangan.

Hingga Rabu (24/6/2020), Brasil saat ini berada di urutan kedua kasus COVID-19 tertinggi di dunia setelah Amerika Serikat. Data dikutip dari John Hopkins University mencatat ada 1.145.906 kasus virus corona dan 51.271 kematian.
https://kamumovie28.com/star/eduardo-noriega/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar