Terpidana kasus narkoba Gatot Brajamusti meninggal dengan riwayat stroke. Sebelum meninggal, ia disebut mengalami hipertensi dan tekanan darah tinggi.
Hal itu diungkap oleh Kabag Humas dan Protokol Ditjen PAS Rika Apriyanti. "Yang bersangkutan dirujuk ke RS Pengayoman Jakarta hari ini dengan keluhan hipertensi dan gula darah tinggi," katanya, Minggu (8/11/2020).
Sebelumnya, Gatot yang merupakan mantan guru spiritual Reza Artamevia ini memang memiliki riwayat stroke ringan dan diabetes. Dalam beberapa kesempatan, ia sampai harus menggunakan kursi roda.
Sedikitnya ada 2 tipe stroke yang dikenal. Yang paling umum adalah stroke ischemic, yang terjadi karena penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah di otak. Penumpukan lemak di pembuluh darah merupakan salah satu penyebabnya.
Tipe yang kedua adalah stroke hemorrhagic, yang terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu pemicunya.
Dikutip dari Mayo Clinic, ada beberapa faktor risiko stroke yang perlu diwaspadai.
Faktor risiko
Faktor gaya hidup:
Obesitas
Kurang olahraga
Minuman keras
Penyalahgunaan obat terlarang
Faktor medis:
Tekanan darah tinggi
Riwayat merokok
Kolesterol tinggi
Diabetes
Berbagai masalah jantung dan pembuluh darah
Riwayat dalam keluarga.
https://kamumovie28.com/movies/the-kindness-of-strangers/
Dialami Gatot Brajamusti Sebelum Meninggal, Ini Kaitan Gula Darah-Hipertensi
Gatot Brajamusti meninggal dengan riwayat stroke, Minggu (8/11/2020). Sebelum meninggal ia disebut mengalami hipertensi dan gula darah tinggi.
"Yang bersangkutan dirujuk ke RS Pengayoman Jakarta hari ini dengan keluhan hipertensi dan gula darah tinggi," kata Kabag Humas dan Protokol Ditjen PAS Rika Apriyanti, Minggu (8/11/2020).
"Yang bersangkutan memiliki riwayat stroke," sebutnya.
Diabetes yang dicirikan dengan kadar gula darah tinggi diketahui merupakan faktor risiko berbagai masalah jantung dan pembuluh darah, termasuk stroke dan hipertensi. Berbagai penyakit ini bisa saling mempengaruhi.
"Tingginya kadar gula dalam tubuh merusak pembuluh darah hingga lebih mudah terjadi serangan jantung," kata pakar penyakit kardiovaskular Dr dr Eka Ginanjar, SpPD, KKV, FINASIM, FACP, FICA, dalam perbincangan dengan detikcom akhir 2019.
Selain itu, dikutip dari Medicalnewstoday, hipertensi dan diabetes memiliki faktor risiko yang sama. Di antaranya:
Obesitas
Radang
Stres oksidatif
Resistensi insulin.
Sebuah riset tahun 2012 menyebut 30 persen pasien diabetes tipe 1 dan 50-80 persen pasien diabetes tipe 2 juga memiliki riwayat hipertensi atau tekanan darah tinggi. Ada 3 hal yang membuat keduanya saling berhubungan.
Pembuluh darah jadi tidak elastis
Cairan dalam tubuh meningkat, terutama jika diabetes sudah mempengaruhi fungsi ginjal
Resistensi insulin berpengaruh pada terjadinya hipertensi.
4 Cara Agar Sperma Makin Berkualitas
Kesehatan sperma pada lelaki sering dikaitkan dengan konsep kejantanan. Sperma yang sehat juga salah satu faktor penting dalam hubungan seks serta kesehatan kehamilan dan keturunan yang dihasilkan.
Semakin banyak jumlah sperma yang dimiliki pria, semakin besar kemungkinan terjadi pembuahan dengan sel telur pada reproduksi wanita. Selain itu, sperma yang sehat memiliki kepala bulat dan ekor yang panjang serta kuat.
Dikutip dari Insider, berikut 4 cara yang dapat dilakukan agar kesehatan sperma terjaga:
1. Makan makanan bergizi
Cobalah untuk mengonsumsi makanan yang mengandung:
- Vitamin B-12: terdapat pada daging, ikan, dan susu. Berfungsi untuk melindungi sperma dari peradangan yang disebabkan oleh zat-zat berbahaya dalam tubuh.
- Vitamin C: dapat ditemukan pada jeruk, kentang, tomat, dan bayam. Berfungsi untuk meningkatkan jumlah sperma.
2. Olahraga secara teratur
Olahraga ringan seperti push up dan jalan selama 20 menit sangat bagus untuk meningkatkan jumlah dan memperbaiki bentuk sperma. Kelebihan berat badan dapat berpengaruh pada testosteron sehingga menurunnya gairah seks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar