Minggu, 07 Juni 2020

Susul Italia, Denmark Juga Di-lockdown Imbas Virus Corona

 Denmark menutup sekolah dan universitas dan memulangkan pekerja di sektor publik. Kebijakan ini dilakukan untuk mencegah persebaran virus corona COVID-19.
Sebanyak 514 orang di Denmark terdiagnosis virus corona hingga pada Rabu (11/3/2020), meningkat 10 kali lipat sejak Menteri Kesehatan Magnus Heunicke mendeskripsikan, "Peningkatan paling dramatis yang terlihat di Eropa".

Dikutip dari Reuters, pelajar dan mahasiswa akan diliburkan. Kegiatan-kegiatan dengan lebih dari 100 peserta akan dibatalkan, lebih ketat dibanding batas maksimal 1.000 orang sebelumnya.

Dikutip dari The Local, Perdana Menteri Mette Frederiksen menganjurkan warga untuk bekerja dari rumah jika memungkinkan. Jumlah warga yang berada dalam status karantina telah mencapai 1.303 orang.

Beredar Info Minum Alkohol Bisa Kurangi Risiko Kena Corona, Ini Faktanya

Di media sosial beredar informasi yang menyebut konsumsi minuman alkohol bisa kurangi risiko terinfeksi virus corona COVID-19. Informasi ini dibagikan dalam bentuk foto yang menunjukkan surat edaran atas nama Saint's Luke Hospital Kansas City, salah satu rumah sakit di Amerika Serikat (AS).
"Setelah studi yang menyeluruh, kami menemukan mengonsumsi minuman beralkohol bisa mengurangi risiko infeksi dari novel coronavirus; COVID-19. Vodka paling disarankan untuk diminum, bersih-bersih, dan sanitasi," tulis imbauan dalam surat.

Terkait hal tersebut, pihak Saint's Luke Hospital menegaskan tidak benar minum alkohol dapat menurunkan risiko terinfeksi virus corona. Saint's Luke Hospital juga membantah surat edaran itu dari mereka.

"Ada laporan yang bilang minum alkohol bisa mengurangi risiko COVID-19. INI TIDAK BENAR. Saint's Luke mengikuti panduan dari CDC," tulis pihak rumah sakit seperti dikutip dari akun resmi Facebook-nya, Kamis (12/4/2020).

Saint's Luke Hospital menyebut apa yang harusnya dilakukan orang-orang adalah menerapkan kebiasaan menjaga kebersihan yang baik. Cara yang dianjurkan, seperti rutin cuci tangan pakai sabun, hindari orang sakit, jangan sentuh area wajah, dan tutup mulut saat batuk atau bersin.

104 Meninggal akibat DBD di Indonesia, Terbanyak Usia 5-14 Tahun

 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat Demam Berdarah Dangue (DBD) hingga Maret sudah mencapai 17.820 kasus di Indonesia, dengan angka kematian mencapai 104 orang.
Menurut dr Siti Nadia Tarmizi MEpid, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, di tahun 2020 pengidap DBD di bawah usia 14 tahun adalah 53,08 persen. Tingkat kematian akibat penyakit ini sebanyak 0.45 persen pada usia tersebut.

"Kalau yang kematian selalu pada usia 5 sampai 14 tahun," kata dr Nadia di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Jakarta Selatan, Rabu (11/3/2020).

Meskipun tingkat kematian tertinggi penyakit ini terjadi pada anak-anak, dr Nadia mengatakan pengidap DBD usia 15 sampai 44 tahun juga tinggi yaitu sebanyak 37,25 persen. Kematian yang ditimbulkan penyakit pada rentang usia ini adalah 0,17 persen.

"Tapi penderita pada usia dewasa, 15 sampai 44 tahun itu juga angkanya mencapai 37 persen," pungkasnya.
https://cinemamovie28.com/sword-art-online-alternative-gun-gale-online-episode-3/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar