Kamis, 22 April 2021

Antibodi Naik Usai Vaksin Corona adalah Limfositosis Mematikan? Ini Faktanya

 Viral narasi hoax di media sosial yang menyebut kenaikan antibodi pasca divaksinasi adalah limfositosis. Dalam narasi hoax dijelaskan limfositosis adalah pembunuh.

"Kenaikan Antibody setelah di Vaksin adalah Limfositodis. Jika Limfpsit pembunuh sudah ada maka Bye-Bye Dunia!," demikian narasi hoax viral di salah satu akun Instagram.


Tak sedikit netizen yang termakan informasi 'hoax' tersebut. Meluruskan hal ini, spesialis patologi klinik dr Tonang Dwi Ardyanto, SpPK, PhD menyebut sebenarnya ada banyak bagian sistem imun yang bertujuan memproteksi diri dari infeksi.


Salah satunya sel-sel imun bawaan atau innate, sel ini menurut dr Tonang menjadi pertahanan pertama saat melawan infeksi. Sel utama yang terdapat dalam sel imun bawaan adalah sel NK atau yang dikenal 'Sel Natural Killer'.


"Sel NK sendiri dari jalur limfoid, satu cikal bakal dengan sel limfosit T dan B. Sel T dan B ini yang menjadi bagian sisstem imun adaptive , Disebut adaptive artinya terbentuk karena adaptasi terhadap masuknya benda asing (antigen)," jelas dr Tonang.


Namun, arti sel Natural Killer bukan seperti yang dimaksud dalam narasi viral. Sel ini justru merespons saat ada warning infeksi virus di dalam tubuh, dan juga berperan memberi sinyal kepada sel lainnya seperti sel T dan sel B untuk menghasilkan imun adaptif.


"Selain menghancurkan sel-sel yang tersusupi virus, sel NK sekaligus juga memberi kode (sinyal) kepada T dan sel B untuk memicu imun adaptif. Salah satu tujuan utamanya: membentuk antibodi. Maka memang ada peningkatan jumlah limfosit pembentuk antibodi," lanjutnya.


Maka dari itu bisa disimpulkan, peran sel NK pasca vaksinasi malah diperlukan. Terlebih pasca 12 jam mendapat suntikan vaksin Corona, sek NK disebut dr Tonang bergerak ke kelenjar limfe usai ada respons atau rangsangan antigen dari vaksin Corona yang diberikan.


"Pergerakan itu didorong juga oleh sitokin yang terbentuk karena proses inflamasi terhadap masuknya antigen dalam vaksin. Dengan cara ini diduga sel NK ikut mendapatkan memori sehingga 'terlatih' menghadapi antigen tersebut. Ini disebut trained immunity.


"Kapasitas 'membunuh' itu tentu nya terhadap virus, bukan terhadap tubuh orang itu sendiri. Tentu saja, aktivitas sel NK itu adalah bagian dari orkestra besar sistem imun, secara bersama-sama melawan infeksi," pungkasnya.

https://tendabiru21.net/movies/nude/


KSAD Sindir Klaim 'Buatan Anak Bangsa' Vaksin Nusantara


 Vaksin Nusantara berbasis sel dendritik yang kini dilakukan di RSPAD Gatot Soebroto tak untuk dimintakan izin edar. Tak lagi di bawah pengawasan BPOM, kini yang mengawasi penelitian uji vaksin Nusantara agar sesuai kaidah ilmiah adalah Kementerian Kesehatan.

Sebelumnya, vaksin dendritik besutan eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto kerap menuai polemik, terlebih soal klaim buatan anak bangsa yang belakangan ditepis BPOM karena komponen utama vaksin rupanya berasal dari Amerika Serikat.


Menurut Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa, tak ada yang perlu ditinggikan soal nasionalisme terkait pengembangan vaksin dendritik dr Terawan. Ia mengatakan sangat terbuka terkait fakta di luar klaim tersebut.


"Iya kalau bagi saya kita jujur saja, nggak perlu meninggi-ninggikan nasionalisme atau apakah ini terkait dengan luar atau tidak, apa adanya, kalau memang faktanya ada peneliti dari luar atau bahkan misalnya informasi yang diberikan dari luar ya apa adanya," tegas Andika dalam program Mata Najwa Rabu (21/4/2021).


Andika yang menegaskan uji vaksin Nusantara bukan termasuk dalam program TNI, ingin masyarakat tahu soal data uji vaksin agar hal tersebut bisa menjadi evaluasi bersama termasuk bagi para peneliti lainnya.


"Biarkan masyarakat tahu dan mereka juga berhak tahu dan itu semua kan lebih baik jujur dari depan," bebernya.


Usai menyetujui nota kesepahaman vaksin Nusantara, Andika menyebut TNI kini mendukung penuh penelitian berbasis sel dendritik. Terlebih, TNI AD disebutnya sudah menggunakan teknologi tersebut sejak 2017 silam, baik untuk pengobatan kanker, penyakit autoimun, hingga stroke dengan sekitar lebih dari 200 kasus.


"Kita akan terbuka, nggak ada yang diumpet-umpetin," pungkasnya.


Persoalan vaksin Nusantara yang disebut karya anak bangsa juga sempat dikomentari juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito. Ia menjelaskan vaksin Nusantara sebenarnya dikembangkan di Amerika.


"Vaksin Nusantara adalah jenis vaksin yang dikembangkan di Amerika, dan diujicobakan di Indonesia," tegas juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam keterangan pers Kamis (15/4/2021).


Selain itu, BPOM juga mengungkap beberapa catatan yang tak kunjung diperbaiki para peneliti. Salah satunya terkait dengan kejadian tidak diinginkan yang terjadi pada 20 dari total 28 relawan.

https://tendabiru21.net/movies/tai-chi-master/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar