Kamis, 29 April 2021

Mutasi Corona Bermunculan, Kapan Pandemi Berakhir dan 'Normal' Kembali?

  Pandemi COVID-19 tak kunjung mereda, sejumlah negara kembali mencatat lonjakan kasus Corona di tengah munculnya beragam varian Corona baru. Salah satu yang diwaspadai adalah Corona B117 yang juga sudah menyebar di Indonesia dengan catatan 10 kasus.

Epidemiolog dr Pandu Riono dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) mewanti-wanti masyarakat masih harus menghadapi pandemi COVID-19 dalam waktu yang lama. Pasalnya, dampak dari mutasi Corona di sejumlah negara dengan lonjakan kasus juga bisa terjadi di Indonesia.


Ia mengambil contoh kasus COVID-19 di India yang tengah dilanda gelombang ganas COVID-19. Kasus Corona yang sempat turun drastis, naik usai protokol kesehatan tak lagi menjadi perhatian utama.


"Intinya suatu kondisi yang tidak disangka, ketika kita kagum sama India bisa menurunkan angka yang tinggi sekali kemudian turun drastis dan ternyata itu membuat masyarakat lalai seakan-akan kehidupan sudah normal," bebernya dalam Tanya Jawab IDI, Rabu (28/4/2021).


"Seperti pilkada dan banyak sekali kegiatan dan ini membuat banyak orang membawa virus, kita tahu sebagian orang yang membawa virus itu tidak bergejala dan yang paling mengkhawatirkan memang akhirnya terjadi, yang memang karakteristiknya itu mudah bermutasi," kata Pandu.


Pandu menyebut hal serupa juga sudah terjadi di negara lainnya seperti Thailand. Sempat berhasil menekan kasus COVID-19, kini lonjakan kembali dilaporkan dan wisata yang semula akan dibuka kembali ditutup.


"Tapi di mana pun, bukan hanya di India, virus SARS-CoV-2 sudah jauh berbeda dibandingkan mutasi yang masuk pertama kali di Indonesia tahun lalu, kita pun virusnya bermutasi," jelas Pandu.


"Selama terjadi penularan, penularan itu kan sehingga virus bisa bereplikasi, virus salah menyalin, copy paste untuk materi genetik bisa salah, dengan itulah terjadi mutasi pergeseran kode-kode yang membuat virus itu bisa berubah," katanya.


Ia memprediksi pandemi masih akan berlangsung dalam waktu yang lama. Diperkirakan baru akan selesai satu hingga dua tahun mendatang.


"Memang ancaman virus yang selalu bermutasi ini membuat kita harus selalu siap, dalam jangka waktu yang cukup lama. Tidak mungkin tahun ini selesai, tidak mungkin tahun depan. Mungkin bisa tahun depannya lagi, atau tahun depannya lagi, kita masih belum tahu bagaimana ini bisa berakhir," pungkasnya.

https://indomovie28.net/movies/attack-on-titan-ii-end-of-the-world/


Malaysia Hapus Vaksin AstraZeneca untuk Vaksinasi Nasional!


Meski sudah mendapatkan belasan juta dosis vaksin AstraZeneca, Malaysia tak memakai vaksin Corona tersebut untuk vaksinasi nasional. Menurut Menteri Sains, Teknologi, dan Inovasi Khairy Jamaluddin, ia melihat banyak warganya merasa cemas jika diberikan vaksin AstraZeneca.

Mereka ragu vaksin AstraZeneca aman dan memiliki manfaat lebih besar daripada risikonya. Hal ini lagi-lagi terkait efek samping langka pembekuan darah usai vaksinasi AstraZeneca.


"Ini akan kami buka untuk publik yang secara sukarela, setelah melihat semua fakta terkait AstraZeneca, untuk tampil dan mendaftar di pusat-pusat khusus pengambilan vaksin," ujarnya sembari menegaskan vaksin AstraZeneca tak ditempatkan di pusat vaksin nasional, dikutip dari Channel News Asia.


Alih-alih menyia-nyiakan 268 ribu dosis awal, vaksin AstraZeneca dialihkan ke Selangor dan wilayah federal Kuala Lumpur. Ia sudah menyepakati bersama pihak terkait untuk mulai mendistribusikan vaksin AstraZeneca di pusat vaksin khusus.


Khairy membandingkan risiko pembekuan darah dari pemberian vaksin AstraZeneca pada 4 kasus per juta vaksin, dengan 165 ribu pembekuan darah per satu juta kasus COVID-19 dan 1.763 kasus per juta perokok.


Malaysia sudah mendapatkan total 12,8 juta dosis vaksin AstraZeneca. Vaksin AstraZeneca akan diberikan kepada mereka yang berusia di atas 60 tahun.


Dalam konferensi pers hari Selasa, Khairy mengatakan interval dosis vaksin AstraZeneca yang ditetapkan adalah 12 minggu. "Artinya kita bisa memvaksinasi lebih banyak orang dengan dosis pertama," jelas Khairy.


Bagaimana di Indonesia?

Sementara Indonesia baru saja mendapatkan 3,8 juta dosis vaksin AstraZeneca, Senin (26/4/2021). Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi menjelaskan pendistribusian sudah berproses ke 34 provinsi.


"Sudah proses. Ke seluruh provinsi tapi sekarang kita sedang pastikan kembali mempertimbangkan kecepatan dosis dari tiap provinsi masing-masing," jelas Nadia saat dihubungi detikcom Rabu (28/4/2021).


Beberapa waktu lalu, BPOM memastikan tak ada yang perlu dikhawatirkan terkait vaksinasi AstraZeneca. Pasalnya, sejauh ini, kasus pembekuan darah yang ditemukan juga sangat langka.


Adapun untuk kehati-hatian, BPOM menambahkan warning dalam fact sheet selama proses skrining vaksin AstraZeneca berlangsung. Khususnya bagi mereka yang berisiko mengalami pembekuan darah.

https://indomovie28.net/movies/the-avenging-quartet/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar