Selasa, 27 April 2021

Tak Cuma AstraZeneca, RI Juga Dapat Tambahan 10-15 Juta Vaksin Sinovac

 Indonesia mendapat tambahan jatah vaksin COVID-19. Selain tambahan 3,8 juta vaksin AstraZeneca dari GAVI, juga ada 10-15 juta vaksin Sinovac dari China.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan Indonesia akan mendapat tambahan vaksin Corona AstraZeneca sebanyak 3,8 juta dari GAVI. Tambahan vaksin tersebut akan datang nanti malam.


Bukan hanya vaksin AstraZeneca saja yang akan datang, Indonesia juga mendapatkan tambahan vaksin Corona Sinovac. Tambahan vaksin ini merupakan hasil dari diskusi yang dilakukan oleh Presiden Indonesia Jokowi dengan Presiden China Xi Jinping.


"Ada tambahan vaksin Sinovac yang akan masuk, antara 10-15 juta untuk bulan April dan Mei," ujar Menkes.


"Kemarin agak kita rem karena supply-nya kurang. Tapi sekarang supply untuk bulan Mei akan cukup banyak. Untuk itu, segera kita kembalikan jumlah penyuntikannya seperti sebelumnya," pungkasnya.


Disebutkan Menkes Budi, vaksin AstraZeneca yang akan datang nanti malam ini berdasarkan skema dari GAVI.


"Dan pada bulan depan akan datang lagi dua kali 3,8 juta (sekitar 7,6 juta) vaksin," lanjutnya.

https://maymovie98.com/movies/are-we-in-love/


Dokter di India Waspadai 'Triple Mutation' COVID-19, Tak Terdeteksi PCR


Di tengah melonjaknya kasus COVID-19 di India, seorang dokter menyebut kemungkinan varian baru Corona di India bisa lolos dari tes PCR (polymerase chain reaction). Artinya, orang yang terinfeksi virus Corona tersebut diduga bisa mendapatkan hasil negatif COVID-19 saat dites.

Menurut dokter konsultan di Helvetia Medical Center Delhi, Dr Souradipta Chandra, hal ini diduga karena adanya strain baru dengan mutasi ganda dan mutasi triple.


"Mutan baru tampaknya tidak terdeteksi oleh uji RT-PCR. Saya yakin ada varian ganda dan triple yang telah ditemukan dan karena perubahan struktur, tes PCR menjadi tidak dapat mendeteksinya," kata Chandra, dikutip dari Times of News.


Selain diduga tak terdeteksi dalam tes PCR, Chandra juga mengatakan bahwa varian baru Corona ini menimbulkan gejala yang tak biasa. Disebutkan, selama gelombang kedua COVID-19, banyak pasien di India mengalami diare, sakit perut, ruam, konjungtivitis, dan brain fog.


"Kami melihat pasien dengan diare, sakit perut, konjungtivitis, kebingungan, brain fog, perubahan warna kebiruan pada jari tangan dan kaki, pendarahan di hidung, dan sakit tenggorokan," ujarnya.


Terkait hal ini, Direktur National Institute of Biomedical Genomics, Dr Anurag Agarwal, mengatakan bahwa meski ada kemungkinan orang yang terkena COVID-19 mendapat hasil negatif lewat tes PCR, tetapi mutasi ganda dari virus Corona bukanlah penyebabnya. Pasalnya, butuh lebih banyak bukti untuk memastikan hal tersebut.


Mengenal Varian Corona B1617 di India, Varian dengan Mutasi Ganda


Kasus harian virus Corona di India terus mencatat rekor tertinggi di dunia. Dengan penambahan kasus yang bisa lebih dari tiga ratus ribu setiap hari, mayat-mayat bergelimpangan karena orang-orang tidak bisa mendapat perawatan yang dibutuhkan akibat rumah sakit penuh.

Mengapa kasus di India begitu parah? Berbagai pakar berpendapat ini terjadi karena dua hal. Pertama adalah kelalaian terhadap protokol kesehatan karena terlena dengan situasi yang sempat membaik, dan kedua adalah karena kemunculan varian baru yang bersifat lebih mudah menular.


Salah satu yang jadi perhatian adalah varian B1617. Ini adalah varian lokal India yang memiliki dua mutasi kunci.


Berikut fakta-fakta varian Corona B1617 India seperti dikutip detikcom dari berbagai sumber:

https://maymovie98.com/movies/adventures-of-rufus-the-fantastic-pet/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar