Lima puluh tiga awak kapal selam KRI Nanggala-402 adalah patriot terbaik penjaga kedaulatan negara. Brevet Hiu Kencana akan selamanya tersemat di dada mereka.
Brevet Hiu Kencana merupakan lambang kehormatan bagi Satuan Kapal Selam di TNI AL. Dikutip dari 'Tradisi TNI Angkatan Laut' yang diakses dari situs TNI, penyematan Brevet Hiu Kencana ini bermula dari adanya kegiatan rutin pengangkatan warga kehormatan kapal selam pada tahun 1959.
Tradisi pengangkatan warga kehormatan kapal selam ini eksis ketika usia TNI angkatan Laut (TNI AL) baru 2 bulan. Untuk pertama kalinya, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI AH Nasution dikukuhkan sebagai warga kehormatan kapal selam. Proses pengukuhan itu ditandai dengan penyematan Brevet Hiu Kencana.
Sebelum menerima Brevet Hiu Kencana, para awak diwajibkan melakukan penyelaman dan harus handal dalam pengoperasian kapal selam. Salah satunya yakni harus dapat mendeteksi lawan maupun kawan menggunakan periskop.
Lambang brevet hiu kencana yakni kapal selam yang berada di antara 2 ekor hiu yang saling berhadapan. Ternyata arti dari lambang tersebut cukup mendalam, yakni ketekadan mempertahankan kapal selam di lautan.
Selain itu, lambang Brevet Hiu Kencana sebagai simbol bentuk kemampuan dan supremasi di laut. Periskop pada lambang Brevet Hiu Kencana sebagai bentuk kewaspadaan awak kapal dalam mengarungi setiap jengkal perairan.
Sementara itu, gambar tujuh gelombang mewakili jumlah samudera di dunia. Lalu, lima buah garis pada leher hiu melambangkan Pancasila.
Secara keseluruhan, makna lambang Brevet Hiu Kencana yakni 'dengan landasan falsafah hidup Pancasila sebagai Prajurit Sapta Marga tugas akan dilaksanakan dengan penuh keberanian dan ketabahan serta sanggup mengemban tugas sampai titik darah penghabisan'.
Brevet Hiu Kencana bukan hanya pin yang melekat di dada kanan para awak kapal selam, tapi juga melambangkan perjuangan, dedikasi, dan semangat pantang menyerah.
https://nonton08.com/movies/colour-of-the-game/
Lapan: Waspada Siklon Tropis di Pesisir Barat Maluku Utara
Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan (TREAK) PSTA-LAPAN mengimbau agar warga di pesisir barat Maluku Utara mewaspadai siklon tropis (Tropical Cyclone:TC94W) di Samudera Pasifik utara Papua.
Peneliti dari TREAK PSTA-LAPAN Erma Yulihastin mengatakan, TC94W telah terbentuk sejak dua hari lalu dan kini semakin menguat berdasarkan pemantauan terkini dari Joint Thypoon Warning Center.
Masyarakat di sepanjang pesisir barat Maluku Utara terutama yang berlokasi dekat dengan daerah aliran sungai dan daerah pegunungan perlu mewaspadai dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap peningkatan hujan yang siginifikan persisten selama tanggal 13-15 April 2021.
"Karena dapat berpotensi menimbulkan bencana banjir, banjir bandang dan longsor," kata Erma dalam keterangan yang diterima detikcom, Rabu (14/4/2021).
Erma mengatakan, TC94W ini berdampak terhadap pembentukan sistem awan konvektif skala meso yang meluas di wilayah perairan Halmahera.
"TC atau biasa disebut badai dengan skala luas ini dicirikan dengan aktivitas konvektif yang semakin meluas disertai angin kencang dan hujan deras yang terjadi secara persisten di sekitar wilayah badai yaitu di perairan Maluku," katanya.
Selain terjadi di laut, berdasarkan prediksi sistem peringatan dini SADEWA-LAPAN, peningkatan hujan signifikan juga terjadi di atas darat, yaitu di wilayah Maluku bagian utara khususnya di Tolofu dan sekitarnya.
"Peningkatan hujan terprediksi mulai terjadi sejak dini hari pada 13 April dan terus berlangsung secara persisten dengan intensitas hujan cenderung meningkat pada sore-malam hari hingga 15 April 2021," katanya.
Ia menjelaskan, prediksi peningkatan hujan dan durasi hujan yang persisten selama 3 hari berturut-turut tersebut tak hanya dipengaruhi oleh penguatan TW94, melainkan juga didukung oleh suplai kelembapan yang sangat tinggi dari Samudra Pasifik. Saat ini, terkonsentrasi terjadi di bagian barat Pasifik atau perairan timur Indonesia dan memanjang hingga perairan timur Australia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar