Rabu, 17 Juni 2020

11 Orang Kontak Langsung dengan WN Jepang di Bali Negatif Corona

 Sebanyak 11 orang diperiksa terkait kontak langsung dengan warga negara (WN) Jepang yang positif virus Corona usai mengunjungi Bali. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut 11 orang tersebut dinyatakan negatif Corona.
"Untuk klaster Bali itu yang turis dari Jepang yang tanggal 15 sampai tanggal 19 Februari ada di Bali," ujar Sekretaris Ditjen P2P Kemenkes, Achman Yurianto, di gedung Kemenkes, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (4/3/2020).

Yuri mengatakan 11 orang yang dicurigai pernah melakukan kontak langsung dengan WN Jepang itu telah dilakukan uji spesimen. Hasil laboratorium menunjukkan bahwa mereka negatif Corona.

"Sudah kita lakukan tracking sudah selesai kita dapatkan curigai 11 close contact di Bali dan sudah kita lakukan pengambilan spesimen dan dilakukan pemantauan ketat ke mereka dan alhamdulillah 11 negatif untuk klaster Bali," katanya.

Berdasarkan laporan seperti dilansir NHK, pemerintah metropolitan Tokyo mengidentifikasi pria Tokyo ini berusia sekitar 60-an tahun. Awalnya ia mengunjungi sebuah institusi perawatan kesehatan pada 12 Februari lalu, karena mengalami gejala-gejala seperti flu. Namun ia kembali ke rumah karena tidak terdiagnosis pneumonia.

Lalu, setelahnya, dia kembali bekerja di rumah senior pada 13 Februari, dan di tanggal 14 Februari memutuskan untuk diam di rumah. Namun kemudian ia dilaporkan bepergian ke Indonesia untuk liburan keluarga pada 15 Februari.

Meski begitu, laporan NHK tidak menjelaskan tujuan pasti pria itu saat berkunjung ke Indonesia. Pria itu diketahui dirawat di rumah sakit setelah kembali ke Jepang pada 19 Februari karena kesulitan bernapas dan dikatakan dalam 'kondisi serius'.

China Gunakan Obat Rematik untuk Melawan Virus Corona

China akan menggunakan obat arthritis atau radang sendi Tocilizumab untuk mengobati pasien virus corona. Ditujukan bagi pasien dengan kerusakan paru yang parah.
Dikutip dari Reuters, Rabu (4/3/2020), Tocilizumab bisa diresepkan untuk pasien virus corona yang menunjukkan kerusakan paru serius dan mengalami peningkatan kadar protein Interleukin 6. Protein ini menandakan radang atau penyakit imunologis.

Belum ada uji klinis yang dilakukan untuk membuktikan obat ini akan efektif pada pasien virus corona. Obat ini juga belum mendapat persetujuan National Medical Product Administration untuk dipakai pada pasien virus corona.

Para ilmuwan China saat ini telah mendaftarkan uji klinis selama 3 bulan dengan melibatkan 188 pasien virus corona. Uji klinis akan dilakukan dari 10 Februari hingga 10 Mei.

Roche, perusahaan farmasi yang memproduksi Tocilizumab dengan merk dagang Actemra, belum menanggapi kabar ini. Perusahaan farmasi China tengah berlomba-lomba menciptakan alternatif dari produk Roche.

Hati-hati Memperbesar Mr P, Salah-salah Bisa Ereksi Permanen

 Setiap pria umumnya ingin memiliki penis besar. Mereka beranggapan penis yang besar bisa membuat sesi bercinta berjalan lancar.
Tak sedikit pria melakukan beragam cara untuk membesarkan penis mereka. Salah satunya adalah dengan menggunakan suplemen pembesar penis. Berbahaya nggak sih?

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengeluarkan peringatan serius terkait penggunaan suplemen untuk membesarkan penis. Menurut FDA, suplemen tersebut bisa berbahaya bagi kesehatan.

"Analisis laboratorium FDA mengonfirmasi bahwa salah satu suplemen pembesar penis mengandung sildenafil, obat resep yang disetujui FDA untuk disfungsi ereksi," kata BPOM AS dalam rilisnya, dikutip dari Health, Rabu (4/3/2020).

Menurut BPOM AS, suplemen yang mengandung sildenafil dengan dosis yang tak terkontrol bisa menyebabkan pembuluh darah bertumpu di area alat vital pria. Karena itu, alat vital jadi membesar dan tegang dalam waktu lama.
https://nonton08.com/fairy-tail-episode-313-subtitle-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar