Kamis, 18 Juni 2020

Lagi Ngetren Frozen Food, Sayuran Beku Sehat Nggak Sih?

Sayuran segar dan sayuran beku bisa dengan mudah kita temukan di pasar. Dari sisi kesehatan, beberapa orang mungkin penasaran mana yang lebih sehat untuk dikonsumsi di antara keduanya. Apakah benar sayuran beku atau frozen food kurang bernutrisi atau malah berbahaya?
Ahli gizi Rachael Link dari New York, Amerika Serikat, menjelaskan bahwa secara umum sayuran beku sebetulnya memiliki nutrizi yang sama saja dengan sayuran segar. Alasannya karena sayuran beku diproses dan dikemas dalam kondisi segar, tak lama usai panen.

Satu studi yang dipublikasi di jurnal Food Research International tahun 2015 menemukan bahwa sayuran yang dicuci dan dibekukan hingga dua bulan tidak secara signifikan berubah kandungan kimianya.

"Hanya saja, memang ada studi yang menemukan beberapa sayuran dapat memiliki sedikit perbuahan nutrisi ketika dibekukan. Sebagai contoh, satu studi menyebut brokoli beku memiliki kandungan riboflavin (vitamin B) lebih banyak dibandingkan brokoli segar. Sementara kacang-kacangan beku justru berkurang vitamin ini," kata Rachael seperti dikutip dari Healthline, Kamis (18/6/2020).

Rachael menjelaskan biasanya sayuran beku tidak mengandung tambahan zat pengawet. Hanya kadang ada beberapa produk menambahkan garam atau gula sehingga mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes dan hipertensi, agar lebih berhati-hati dengan membaca label kandungan gizi.

"Jadi secara umum sayuran beku tetap bisa jadi pilihan diet yang bernutrisi dan seimbang," pungkasnya.

Antibodi COVID-19 Tak Bertahan Lama, Kekebalan Jangka Panjang Dipertanyakan

Penelitian tentang antibodi yang dilakukan oleh ilmuwan di China dan Amerika menyebut manusia mungkin tidak mengembangkan antibodi atau kekebalan virus Corona COVID-19.
Kesimpulan mereka didasarkan pada studi yang melihat apakah tenaga kesehatan di rumah sakit di Wuhan yang secara langsung terpapar Corona dari pasien yang terinfeksi mengembangkan antibodi COVID-19. Setidaknya telah ada lebih dari 23 ribu sampel virus yang diuji pada tahap tertentu tapi hanya 4 persen yang mengembangkan antibodi.

"Orang-orang mungkin tidak akan menghasilkan antibodi pelindung jangka panjang pada virus (COVID-19) ini," tulis peneliti dalam makalah yang dipublikasikan di situs pracetak medRxiv.org dikutip dari South China Morning Post.

Diketuai oleh Wang Xinhuan dari Rumah Sakit Zhongnan Universitas Wuhan dan para ilmuwan dari University of Texas di Galveston, studi ini melihat sampel dari pekerja perawatan kesehatan dan staf rumah sakit. Mereka menemukan hanya 4 persen tenaga kesehatan dan 4,6 persen staf rumah sakit yang memiliki antibodi.

"Mereka yang terinfeksi bisa saja melawan virus dengan sistem kekebalan mereka sendiri," sebutnya.

Banyak upaya yang dilakukan untuk memerangi pandemi ini salah satunya dengan asumsi bahwa antibodi akan melindungi orang yang telah terpapar dari infeksi ulang. Namun penelitian di Wuhan menunjukkan tidak semua orang yang terinfeksi memproduksi antibodi atau memilikinya dalam waktu lama.

Antibodi adalah molekul yang dihasilkan oleh sistem kekebalan untuk mengikat protein lonjakan virus dan menghentikannya dari menginfeksi sel. Beberapa antibodi seperti immunoglobulin G, atau IgG, dapat bertahan untuk waktu yang lama, seperti yang ditemukan pada pasien pernapasan akut (SARS) 12 tahun setelah mereka terinfeksi.

Dijelaskan bahwa pasien yang terkonfirmasi COVID-19 dan menunjukkan gejala cenderung menghasilkan antibodi lebih banyak. Tim juga menyebut bahwa lebih dari 10 persen orang dalam penelitian mereka mungkin kehilangan perlindungan antibodi dalam waktu kurang lebih sebulan.

Berdasarkan penelitian ini, mereka mengatakan tes antibodi mungkin tidak cukup untuk mengetahui apakah seseorang telah terinfeksi, dan keberadaan antibodi seperti IgG mungkin belum tentu memberikan kekebalan nantinya.

"Gagasan sertifikat kekebalan COVID-19 bagi pasien Corona yang sembuh sangat tidak valid," tegasnya.
https://nonton08.com/fairy-tail-episode-318-subtitle-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar